Jealous II

416 49 16
                                    

Sengaja, Johnny cepat-cepat membereskan bukunya ke dalam tas setelah jam kuliah usai.

Tadi di tengah sesi kuliah, Johnny mendapat pesan dari teman basketnya, mengingatkan untuk latihan di sore hari. Oke, Johnny mau melupakan kejadian hari kemarin-kemarin dan hari ini dengan bermain basket. Kembali menjadi dirinya yang selalu menikmati hari sendirian.

Lupakan Jeffrey, lupakan Jennie. Tanpa melihat mereka dulu, juga pada teman-temannya yang lain, Johnny langsung melesat keluar dari kelas begitu saja. Tapi mendadak, Johnny ingat kalau sekarang ada Jeffrey yang pasti ingin pulang dengannya. Johnny tak mau membiarkan Jeffrey menunggunya. Begitu sampai di lapangan, dan menyimpan tasnya di salah satu bangku, dia pun mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan pada Jeffrey. Beberapa detik kemudian saja, dia sudah mendapatkan balasan darinya.

Jeffrey:

Oke. Take care ya John.

Johnny menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas, tak merasa perlu untuk membalas lagi. Kemudian Johnny cepat bergabung dengan teman-temannya setelah tadi mengganti dulu pakaiannya dengan baju basket yang sudah dia rangkap.

"Bro, coba lihat, dia di sana lagi," kata Mingyu sambil menunjuk ke arah luar lapangan dengan botol air mineral yang dipegangnya. Mereka baru menyelesaikan match pertama.

"Wow iya!" Sambut teman-teman Johnny yang lain.

"Aku makin penasaran, sebenarnya siapa yang dia taksir di antara kita?" Sambung Yunhyeong, dan melihat ke arah teman-temannya dengan senyuman jailnya.

Johnny yang tadi masih memainkan bola basketnya dengan mencoba-coba melempar three-point ke ring, tak begitu paham dengan apa yang sedang mereka bicarakan. Johnny pun mendekat sambil menantul-mantulkan bolanya, lalu ikut melihat pada arah yang sedang dibicarakan oleh teman-temannya. Seseorang yang konon katanya selalu ada di luar lapangan, duduk di atas rumput yang ada di sana, dengan buku di tangannya.

Siapa, sih?

Mata Johnny membelalak dan dia kehilangan konsentrasi untuk memantulkan bola, hingga bolanya menggelinding entah ke mana.

Johnny memang terlalu kaget. Ternyata teman-temannya sedang membicarakan Jeffrey. Dia berada di sana!

"John, kau sekelas dengan dia 'kan?"

Tepukan di pundak membuat Johnny tersadar.

"Hm ya..." jawab Johnny agak gugup, sambil melihat pada Taehyung yang barusan menepuk pundaknya.

"Kita mau taruhan nih siapa yang dia yang dia taksir di sini, sampai hampir tiap kali kita latihan, dia pasti muncul di sana," jelas Taehyung pula.

"Yang menang harus ditraktir, ya!" Sambut Yunhyeong bersemangat.

"Oke, pokoknya traktir apa pun yang kalian mau," sambung anak-anak yang lain.

"Aku taruhan untuk Taeyong," kata Mingyu tiba-tiba.

"Eh? Curang, aku juga taruhan untuk dia. Pasti si homo di sini memang untuk melihat Taeyong. Tidak ada makhluk di kampus ini yang tidak tertarik padanya," sahut Taehyung yakin sekali dengan pilihannya.

Memang, Taeyong yang kakak tingkat mereka itu adalah kapten tim basket kampus. Dia laki-laki paling populer hampir di seluruh kampus. Tampangnya sungguh tipe ideal para gadis dan totally membuat iri semua laki-laki, termasuk Johnny. Jelas masuk akal kalau misalnya Jeffrey ada di sana untuk memperhatikan Taeyong, eh tapi... kok?!

"Kalau aku Doyoung saja," kata Yunhyeong. Dia menyebut nama sang wakil kapten yang memang tak kalah keren dengan Taeyong, tapi setahu Johnny, Doyoung bukan tipe laki-laki yang senang tebar pesona seperti Taeyong. Doyoung terlalu tampak alim, jadi gadis-gadis pun hanya bisa diam-diam menyukainya. Tak bisa menunjukkan kehisterisan seperti ketika berhadapan dengan Taeyong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If I Love You Too? [JOHNJAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang