Confession

1K 124 11
                                    

"Aku suka padamu, John."

Tubuh Johnny terasa membeku sesaat, setelah mendengar sebaris kalimat yang meluncur dari bibir Jeffrey. Johnny mengamatinya, melihat warna kemerahan yang menyemburat di kedua pipinya, membuat semakin tampan wajahnya.

Oh shit. He must be serious. But how come?

Tanpa sadar, Johnny malah jadi bertanya-tanya sendiri dalam benaknya dan tak memberikan respon berarti pada temannya itu.

Yeah, Jeffrey atau Jeffrey Jung, adalah teman sekelas Johnny di kampus. Johnny memang bukan terkejut kenapa dia yang seorang laki-laki menyatakan perasaan padanya yang juga seorang laki-laki, tapi Johnny terkejut karena, kenapa bisa dia suka pada dirinya?! Jeffrey is gay. Semua orang di kelas sudah mengetahuinya, mungkin juga seluruh kampus.

Tapi memang tak ada yang terlalu
memermasalahkannya, walau kadang Johnny
masih mendengar juga bisikan-bisikan di
belakang. Hal itu bisa dibilang sudah menjadi
rahasia umum. Lagi pula, Jeffrey memang tak
pernah berbuat sesuatu yang merugikan
siapa pun.

Di kelas, dia malah menjadi salah satu
mahasiswa paling pintar yang bisa diandalkan.

Karena itu, mengenai orientasi seksualnya, tentu saja bukan sesuatu yang perlu dicampuri. Itu hak dia. Dan kembali ke situasi sekarang, kenapa bisa dia suka pada Johnny?

"Johnny..."

"Huh?" cetus Johnny akhirnya, tak bisa menemukan kata-kata yang lebih baik.

Johnny mengerjapkan matanya, mengembalikan pikirannya pada kenyataan yang sedang berlangsung dan berhenti membuat monolog di dalam benaknya.

"Kenapa?" Jeffrey bertanya lagi.

Johnny menggelengkan kepalanya pelan, lalu mengulas senyuman tipis yang masih terkesan ragu. Dengan gugup, Johnny juga
mengusap-usapkan telapak tangan kanannya ke belakang kepala.

Damn, kenapa aku grogi?!

"Kau mendengar kata-kataku, kan?" tanya Jeffrey, agak hati-hati.

"Ya."

"Lalu?"

"Lalu apa?" Johnny bertanya balik dengan
bodohnya.

Jeffrey tampak mengerutkan keningnya. Johnny rasa Jeffrey mulai menyadari kalau dia mendadak tidak berkonsentrasi atau mungkin Jeffrey baru sadar kalau ucapannya tadi bisa jadi tidak bagus.

Ok, he's gay and everyone knows it. Tapi Jeffrey juga tak bisa sembarangan menyatakan suka pada siapa pun, bukan? Apalagi dengan alasan kalau teman-temannya akan memahami itu. Namun terlebih lagi, kenapa Johnny? Apa Johnny tampak gay di matanya? Oh please.

"Sorry," gumam Jeffrey setelah beberapa detik mereka malah jadi saling memandang, canggung. Dan tanpa menunggu Johnny berkata dulu, dia cepat berbalik, bermaksud meninggalkan Johnny sendirian di taman belakang kampus ini.

Tadi sekilas Johnny bisa melihat raut wajah tampannya yang berubah. Tidak lagi merah merona, tapi lebih terlihat seperti merah padam.

Entah dia marah atau sangat malu.

"Tunggu, Jeffrey!" panggil Johnny, setelah beberapa saat dia terpekur memerhatikan Jeffrey yang semakin menjauh.

Jeffrey menghentikan langkahnya, kemudian berbalik perlahan. Johnny sedikit bergerak maju, hingga jarak mereka tidak begitu jauh dan Johnny bisa melihat lagi bagaimana raut wajah tampan itu sekarang.

"Tadi kau bilang─"

"Oh tidak, lupakan saja," potong Jeffrey, sebelum Johnny sempat berkata. Dia memaksakan sebuah senyuman di bibirnya.

If I Love You Too? [JOHNJAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang