Hujan tidak kian berhenti. Wina yang mengendarai mobilnya merasa sangat lelah dan ingin cepat-cepat beristirahat.To ne net To ne net To ne net
Wina mengambil Hp lipatnya dan melihat siapa yang menelponnya. Ternyata kawannya, Nia.
"Napa?"
"Karaoke yukk!!"
"Baru pulang ngajar."
"Bagus dong, ayok sinii. Ni udah ada semuanyaa."
"Semuanya?"
"Iyaa, Prima, Yuyun, Haikal sama Aidar."
Wina menghela nafas dan mengangguk-angguk, "Iya, sekarang aku kesana. Tempat biasa kan?"
"Tempat biasa."
.
.
.
.
.
.
.
.
Walau tadinya Wina terdengar tidak tertarik dengan karaoke yang tiap minggu 5 sekawan itu lakukan, tapi ternyata diantara mereka semua, Wina lah yang paling bersemangat.
Sudah lewat 17 tahun sejak mereka kelas 11 kali itu. Sudah lewat lama masa SMA dan kuliah mereka. Sudah tak disangka umur mereka 34. Sudah ada Nia yang punya tunangan, Prima mempunyai bar besar, Yuyun sedang dalam hubungan bahagia dengan Metta, Aidar sudah menjadi Manajer bank dan punya anak pertama, dan Haikal sibuk bekerja dimana-mana.
Sudah lewat 17 tahun juga, sejak Wina dan Arin bersama. Sekarang Wina memang sedang sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang Guru.
"Mau nyanyi lagu apa lagi, Win?" Tanya Haikal.
"Apa ya.. Mungkin, benci untuk mencinta."
Semua langsung terdiam mendengar lagu yang diucapkan Wina itu.
Wina berbalik badan melihat teman-temannya yang duduk dengan tampang serius.
Wina tertawa kecil dan kembali berbalik badan memilih lagu itu, "Iya, memang lagu ini untuk dia. Terus kenapa?"
"17 tahun lho, Win." Ujar Nia.
"Wah, selama itu ya?"
"Maaf, Win. Aku gak bisa bantu banyak. Metta juga bilang, dia gak tau sekarang dimana Arin berada."
"Santai santai. Sekarang aku mau serius nanyi dulu,"
"Aku tak tahu apa yang terjadi
Antara aku dan kau
Yang kutahu pasti
Ku benci untuk mencintaimu"Bahkan dalam nyanyiannya sendiri, Wina berbohong. Tidak pernah sedetik pun dia membenci Arin, atau mungkin dia sendiri memang tidak bisa membencinya.
Yang ada hanya Rindu di hati Wina dan Wina tidak masalah seberapa banyak Rindu yang harus dia tumpuk, sampai nanti tiba lagi waktu dia bertemu dengan gadisnya itu.
Dan jikalau saat itu tiba, dia tidak akan melepaskannya. Dia akan meminta banyak penjelasan dan kesempatan. Lalu, baik ada kesempatan dan tiada kesempatan untuk mereka, Wina akan tetap berkata, kalau dia mencintainya.
••• Dalam Dongeng •••
Suara jejak kaki dimana-mana, sinar matahari kali ini entah mengapa sangat panas, dan kepala Wina seakan dibawa terbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Dongeng
RomanceKisah romansa diantara Winara Jagaditha dan Arinia Putri Kenanga pada tahun 1989, tahun dimana anak fisika pada mengicar anak biologi dan anak sosial terbengkalai di pojokkan. Tahun dimana lagu Iwan Fals sering membangkitkan semangat pemuda dan lagu...