02. Terkejut

5 2 0
                                    

Seperti hari-hari biasanya, Kila melakukan rutinitas paginya, yaitu berbelanja di warung kang Ujang. Kila melihat Hadrian yang sudah nongkrong dengan pakaian kemeja yang biasa ia gunakan saat mengantar surat.

"Hadrian? Pagi-pagi gini udah nongkrong di warung kang Ujang."

Hadrian segera menoleh saat mendengar suara Kila. Pagi Hadrian yang tadinya sepi menjadi bersemangat setelah mendengar suara Kila.

"Iya dong, ngopi dulu."

"Masih pagi loh ini, kamu mau langsung kerja?"

Hadrian mengangguk lalu berkata.

"Kita tidak boleh berleha-leha dalam mengerjakan sesuatu."

Kila tertegun mendengar kata-kata Hadrian, mempertanyakan kepada dirinya sendiri yang masih sering berleha-leha dalam mengerjakan sesuatu.

"Udah sarapan?"

Hadrian menggelengkan kepalanya.

"Kenapa? Kamu tuh harus sarapan supaya semangat kerjanya."

Hadrian terkekeh.

"Saya teh gak bisa masak."

Kila mencerna kata-kata Hadrian, dan berpikir bahwa Hadrian tinggal sendirian di rumahnya.

"Kerumah saya aja yuk, ibu lagi masak buat sarapan, jangan basa-basi nolak."

Hadrian diam sejenak, seakan sedang berpikir. Namun, kenyataannya Hadrian memang sudah menyetujui nya sedari awal, karena Hadrian bukanlah orang yang naif.

"Boleh, rezeki mah gak boleh ditolak, iya kan kang Ujang?"

"Iya atuh." Jawab kang Ujang dengan lantang.

"Sebentar ya."

Hadrian menghampiri kang Ujang dan berbisik.

"Mau makan masakan mantan kang Ujang nih."

Kang Ujang tertawa.

"Kamu mah bisa aja."

"Saya pamit pergi dulu ya kang."

"Jangan malu-malu in, disana."

"Siap kang."

Kila dan Hadrian pergi kerumah Kila. Sesampainya mereka di rumah Kila, mereka segera masuk kedalam dapur untuk mengucapkan salam kepada ibu Kila.

"Assalamualaikum bu, Kila bawa Hadrian, katanya mau numpang makan."

"Waalaikumsalam, ya boleh atuh."

Hadrian mencium tangan ibu Kila sebagai bentuk salam kepada orang yang lebih tua darinya.

"Kata Kila, masakan ibu paling enak sedunia." Ujar Hadrian

"Berlebihan kamu mah." Ucap Kila.

Ibu Kila hanya tertawa mendengar Kila dan Hadrian.

...

Kila sedang menulis di papan tulis, sedangkan Hadrian membantu anak-anak mengerti dengan pelajaran Kila. Hadrian menghampiri Kila setelah Kila selesai menulis.

"Hadrian saya boleh minta tolong gak?"

Wajah Hadrian berseri seperti anak kucing yang baru diberi makan oleh pemiliknya.

"Boleh dong"

"Tolong bantu saya bikin soal buat anak-anak."

"Baik!"

Kila berencana akan mengadakan ulangan harian besok hari dengan bantuan Hadrian. Sementara Kila menunggu Hadrian membuat soal, Kila berkeliling kelas untuk membantu muridnya.

My Letter CarrierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang