01

22 11 4
                                    

HAI❕PANGGIL AKU FAI🙋‍♀️

HAPPY READING 💙

BAGI YANG MAMPIR KESINI 🌈

01. Berubah?

     DI RUANGAN serba putih ini hanya terdengar dentingan sendok makan yang mengenai permukaan piring. Tak ada yang bicara semua sibuk dengan makanannya sendiri-sendiri. Padahal ruangan ini diisi dengan tiga insan.

     "Rere kemana? Belum bangun dia?" Setelah 15 menit tanpa suara, Adinata----sang kepala keluarga mengawali pembicaraan pagi hari ini.

     "Udah dari tadi, udah berangkat malahan. Nggak tau tadi ada yang jemput, Rere kelihatan seneng banget." jawab Alira----istri Adinata.

     "Sama siapa? Cewek apa cowok?" Adinata terlihat sedikit geram.

     Sedangkan Alira malah tersenyum kecil, mengusap lengan suaminya dengan pelan. "Rere udah besar loh Mas, nggak usah berlebihan kayak gitu!"

     Adinata tak menghiraukan ucapan istrinya. Dia berdiri mengambil ponsel yang berada di atas meja makan. Menghubungi sang anak.

     "Mas, udah dong! Rere udah gede, nanti dia nggak nyaman kalau kamu kekang-kekang kayak gini." Alira merebut ponsel yang berada di tangan suaminya.

     "Tapi Lira ak----"

     "Udah ah Mas, cepet habisin makannya!" titah Alira menatap tajam sang suami.

     Sedangkan gadis yang duduk di pojokan meja makan hanya bisa menghela napas. Mengunyah roti tawarnya secara perlahan.

     Tak lama gadis itu berdiri, menghampiri sepasang suami istri yang sedang berdebat itu dengan langkah pelan.

     "Mah, Pah, Hujan mau berangkat sekolah," pamit gadis bernama Hujan itu. Dia hendak mengecup tangan kedua orang tuanya.

     Adinata berdiri, melenggang pergi menuju garasi, enggan menyentuh tangan Hujan. Sedangkan Alira membalas sekilas kemudian pergi menuju dapur.

    
     Hujan hanya bisa menghela napas, kemudian berjalan keluar menuju garasi untuk mengambil sepeda miliknya.

🌈🌈

     XII IPA 2

     Hujan memasuki kelasnya yang kebetulan sudah ramai. Dari luar sudah terdengar suara gelak tawa dari anak laki-laki.

     Hujan tersenyum tipis, setidaknya dirinya masih memiliki teman-teman yang mampu tertawa lepas walau hanya sekejap.

     Hanya menaruh tasnya sebentar, kemudian melenggang pergi menuju perpustakaan. Tempat yang wajib ia datangi setiap saat ketika sekolah.

     Bukan keinginannya kalau setiap hari harus ke perpustakaan, ini sebuah paksaan yang menjadi kebiasaan. Dan lama kelamaan kebiasaan itu membuat dirinya nyaman dengan paksaan itu.

     "Belajar?" Suara itu membuat Hujan yang sedang melamun terkejut.

     Suara serak basah itu masuk tepat di telinga Hujan. Hingga sosok pemilik suara tersebut duduk di sebelah gadis yang sedang membaca buku itu.

HUJAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang