Prolog

22 5 0
                                    

"Adel!" Sebuah pekikan terdenger di koridor sekolah yang kini terlihat sangat ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adel!" Sebuah pekikan terdenger di koridor sekolah yang kini terlihat sangat ramai.

Adel, nama yang di teriaki kini hanya bisa mendengus kasar, ia masih tidak mengerti gadis bertubuh mungil itu entah kenapa sekali berteriak suaranya bisa saja mengalahkan Toa.

"Setan lo Na, bisa ngak sehari kagak usah teriak-teriak, ngak kasihan apa sama tenggorokan elo." Dengus gadis bernama Adel dengan nada kesal

Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil menyengir menatap Adel. Gadis itu hobi banget berteriak kayak di hutan saja.

"Kebiasaan Del, kebiasaan susah buat di ilangin," Sahut Hana menyengir, Adel menarik nafas kasar.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun lagi Adel memilih melanjutkan langkahnya ke kelas, tanpa memedulikan gadis itu lagi. Hana mengerucutkan bibirnya kesal kemudian menyusul langkah Adel, tidak tinggal diam gadis itu kembali membuka suara.

"Del, lo tau ngak-"

"Nggak," Adel memotong ucapan Hana membuat gadis itu seketika mengumpati sahabatnya itu.

"Gue aja belum ngomong nyet!" Hardik Hana membuat Adel terkekeh kecil.

"Yaudah lo ngomong aja, gue denger ko." Balas Adel tanpa berniat melirik Hana

"Lo tau kan novel yang pernah di tulis oleh penulis Xavier yang judulnya Oh! my nerd girl sempat terkenal itu, katanya dia bakalan nerbitin novel terbarunya lagi dalam waktu dekat ini." Tukas Hana semangat membuat Adel seketika menatap gadis itu dengan tatapan berbinar.

"Yang bener Na? Lo tau dari siapa?" Tanya Adel

Hana mengambil ponselnya lalu mencari sesuatu, setelah menemukan nya ia menunjukkan nya pada Adel, mata Adel membulat seketika melihat blog dari salah satu penulis favoritnya.

"Dalam 2 atau 3 hari lagi, Novel nya bakalan di perjual belikan, gue udah ngak sabar buat baca ceritanya. Lo tau juga ngak Del, Cerita nya kali ini juga ngak kalah menarik, ni coba lo baca sinopsisnya." Ujar Hana kemudikan memberikan ponselnya pada Adel untuk membaca sinopsis yang di maksud olehnya.

Adel nampak penasaran, ia menerima ponsel Hana dan membaca sinopsisnya tersebut.

Missing you be mine

Alana Violetta gadis yang menyimpan banyak rahasia dan sosok ketua ekskul Taekwondo, sifatnya yang kelewatan bar-bar membuat ia harus berurusan dengan sosok pria berhati dingin dan kejam Axelio Velix Aldebaran pemimpin dari Dark Galaksi.

Semuanya perlahan berubah ketika sebuah fakta terungkap sosok yang tidak terduga menjadi penyebab kehancuran masa lalu mereka.

Gang Zhirav yang di ketusin oleh sosok yang misterius tidak banyak juga yang mengetahui identitas dari ketua Zhirav tersebut, sosok itu sendiri memiliki obsesi yang sangat tinggi pada Alana apa pun akan ia lakukan untuk menaklukkan gadis itu.

Adel menatap kembali Hana kemudikan menyodorkan ponsel gadis itu.

"Menurut lo gimana ceritanya Del?" Tanya Hana sambil menyimpan ponselnya kembali ke dalam tas.

Adel tersenyum tipis "Ceritanya bagus, kayak banyak misteri gitu, tapi yang buat gue penasaran itu sosok misterius yang di maksud dalam novel itu, kira-kira siapa dia, ah jadi ngak sabar gue pengen baca." Sahut Adel senang.

"Oh ya Del, ni ada beberapa bocoran part yang harus lo baca," Tukas Hana membuat mata Adel seketika membulat.

"Bocoran part? Mana gue mau baca," Ujar Adel semangat.

"Gue kirim linknya aja ke ponsel lo, nanti jam istirahat baru lo baca, ni udah mau bel masuk." Ujar Hana sambil mengirimkan sebuah link pada Adel.

Adel mengangguk menyetujui ucapan Hana, setelah mendapatkan link dari Hana, Adel kembali menyimpan ponselnya dan berjalan masuk kedalam kelas di susul Hana yang kini mengekori nya dari belakang.

~𝑻𝒉𝒆 𝑶𝒕𝒉𝒆𝒓 𝑺𝒊𝒅𝒆~

Lonceng jam istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu, Adel kini tengah sendirian didalam kelas dengan asik membaca novel yang kini membuat dirinya sangat penasaran.

Hana sedari tadi sudah mengajak gadis itu untuk ke kantin bersama namun di tolak oleh Adel, ia ingin membaca novel itu sekarang, mau tidak mau akhirnya Hana pergi sendirian ke kantin, ia tau kalau Adel sudah keras kepala maka ia tidak bisa melakukan apa pun lagi untuk membujuk gadis itu.

Setelah menyelesaikan bacaannya Adel mendengus kasar, ia tidak puas dengan beberapa part acak yang kini tengah ia baca. Kadang ia mengerti alurnya dan kadang ia tidak mengerti, beberapa part tidak di berikan membuat dirinya sedikit binggung dengan alur ceritanya.

"Kalau gini mending gue beli aja novel nya, setidaknya rasa penasaran gue sama ceritanya bisa di ilangin." Gumam Adel

"Ah gue laper, Hana mungkin masih berada di kantin, gue nyusul dia aja deh." Adel beranjak dari tempatnya kemudian menyusul Hana yang kini sudah berada di kantin.

Jarak kelas Adel ke kantin cukup jauh, ia harus melewati lapangan bola basket terlebih dahulu untuk bisa mencapai kantin.

Adel menghentikan langkahnya ketika mendengar sebuah pekikan dari arah lapangan basket, sebelum ia membalikan badannya untuk menatap ke arah asal teriakan itu kepalanya tiba-tiba saja terbentur sesuatu membuat pandangan gadis itu perlahan buram dan seketika semuanya gelap.

Satu kata yang ia denger sebelum ia kehilangan kesadarannya.

"Mampus lo Altha."

𝑻𝒉𝒆 𝑶𝒕𝒉𝒆𝒓 𝑺𝒊𝒅𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang