; Kumohon

730 84 3
                                    

Jaemin mengerutkan keningnya. Dirinya sekarang tengah dilanda kebingungan, apa maksud perkataan adiknya tadi.

"Jaga dirimu baik baik hyung. Terima kasih kau sudah selalu ada untukku. Aku menyayangimu."

"........Selamat tinggal hyung. Aku harap kita bisa bertemu lagi."

"Dia mengucapkan selamat tinggal dan berharap kita bisa bertemu," gumam Jaemin.

"Selamat tinggal... Tunggu astaga ini tidak seperti yang ku pikirkan, kan? No! No! Donghyuck-ah, adikku!" Jaemin berlari tergesa-gesa menuju kamar donghyuck yang berada dilantai dua.

Setetes air matanya terjatuh, tangannya bergetar, jantungnya berdegup kencang. Jaemin ketakutan sekarang. Pemuda manis itu berlari dengan sangat cepat bahkan sampai orang orang yang masih ada di ruang yang digunakan untuk resepsi pernikahan keheranan.

Sesampainya di lantai atas. Dengan brutal pemuda itu menggedor pintu kamar sang adik.

"DONGHYUCK! BUKA PINTUNYA!"

"DONGHYUCK! CEPAT BUKA PINTUNYA SEBELUM HYUNG MENDOBRAK PINTU KAMARMU!"

Tangannya mencoba memutar mutar knop pintu yang terkunci. Dirinya semakin panik saat tak mendapatkan respon apapun dari dalam sana.

"PAMAN JEON! TOLONG BANTU AKU MENDOBRAK PINTU INI! CEPATTT!"

Pria lain yang dipanggil Paman Jeon segera menghampiri Jaemin saat mendengar tuan mudanya berteriak kencang.

Satu persatu dari keluarga Lee mulai berkumpul di depan kamar Donghyuck.

"Kenapa kalian hanya diam saja? Cepat bantu aku mendobrak pintu ini!" Karena rasa khawatir yang begitu mendominasi Jaemin, membuatnya tak sadar jika ia baru saja meninggikan suara kepada keluarganya sendiri.

Dua orang lelaki maju menghampiri Jaemin. Keempat lelaki itu dengan sekuat tenaga mencoba membuka pintu kamar donghyuck.

"Gunakan seluruh tenaga kalian! Satu dua tiga! Haaaa!"

BRAK!

Pintu kamar donghyuck berhasil terbuka. Pemandangan yang ada di dalam kamar sontak membuat mereka semua yang ada di depan pintu menutup mulutnya terkejut.

"DONGHYUCK!" Mark berteriak panik. Wajah lelaki itu menjadi pucat pasi saat mendapati sang pujaan tergeletak dengan mulut yang mengeluarkan busa.

Mark berlari menghampiri donghyuck, "Sayang... Ayo buka matamu... Please ayo sayang..." pinta Mark. Namun sayang donghyuck sudah tak bisa merespon apapun.

Mark pun mengecek denyut nadi di pergelangan dan leher donghyuck. Mengetahui bahwa sang pujaan masih bernafas walaupun lemah, Mark segera membopong tubuh donghyuck. "CEPAT SIAPKAN MOBIL!"

Dengan tergesa Mark membawa tubuh yang ada digendongnya ke mobil yang sudah disiapkan. Di dalam mobil, Mark terus menggenggam jemari donghyuck. "Kumohon bertahanlah sayang, aku mohon...."

"Kenapa lambat sekali! Cepat lajukan mobilnya dengan cepat!!" Bentak Mark pada supir keluarga Lee.

"Maaf tuan." Supir tersebut langsung mengebut.

Sedangkan disisi lain tepatnya di kediaman keluarga Lee. Jaemin menangis terisak. Saat pemuda manis itu hendak menyusul Mark yang sudah membawa donghyuck pergi, Jaemin merasakan tangannya dicekal seseorang.

Ia menoleh ke samping dan mendapati orang yang menjadi akar permasalahan yang dialami sang adik.

"Aku ikut," ucap Renjun.

"Ibu juga ikut Na."

Jaemin menghela nafas sebelum mengiyakan permintaan kedua orang itu.

•••

Mark mendudukkan dirinya di kursi tunggu di depan ruangan donghyuck ditangani. Lelaki itu menyatukan kedua tangannya dan memejamkan mata. Berdoa mengharapkan donghyucknya selamat dari maut.

Renjun yang melihat Mark seperti itu membuat dirinya tak tega. Ia mendekati Mark dan mengelus pundak suaminya.

Mark tersentak ketika merasakan ada seseorang di sampingnya. Lelaki beralis camar itu menyentak tangan Renjun dari pundaknya. Ia menatap nyalang pemuda manis itu.

"Mark, kau tidak boleh seperti itu. Ingat dia istrimu sekarang," tegur ibu donghyuck.

Mark mendengus, tak mengindahkan teguran tersebut. Sudah cukup ia hari ini mengikuti semua perintah wanita itu. Sudah cukup!

Jika saja ayah Mark mau memercayainya dan tak mau mengikuti permintaan wanita tersebut untuk membuatnya bertanggung jawab atas kesalahan yang tak dilakukannya. Pasti semua ini tidak akan terjadi. Donghyucknya pasti saat ini sedang tertawa bahagia bersamanya.

Memang seharusnya Mark melawan sejak awal, namun apa daya dirinya sudah terlanjur dijebak oleh seseorang. Ia tidak punya bukti apapun untuk menyangkal semua itu.

"Ya Tuhan kumohon jangan bawa donghyuckku pergi," lirih Mark yang masih dapat didengar renjun.


To be continued

Kira kira siapa nih yang cocok jadi Nyonya Lee alias ibunya donghyuck?

Untuk update cerita ini nunggu aku ngerasain emosinya dulu oke? Biar bisa makin menjiwai gitu.

Asal kalian tau bagian pertama cerita ini aku nulisnya pas moodku lagi ancur bgt🙏🏻😓

Sekian, terima kasih! 😀

Antagonist [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang