Sejak percakapan terakhir kali waktu itu, semuanya kini terasa berbeda. Mulai dari hubungan donghyuck dengan ibu dan kakak pertamanya. Sekarang sifatnya pun ada yang berubah.
Ini sudah hari kedua sejak kepulangan Donghyuck dari rumah sakit. Hampir seminggu lamanya Donghyuck dirawat inap membuat lelaki itu merasa bosan.
Dan hari ini pula, Donghyuck berniat untuk kembali ke apartemennya sendiri.
Kini ditangan Donghyuck sudah ada tas berisi baju baju yang sempat Donghyuck bawa dari apartemennya untuk digunakan dirumah ibunya. Dengan langkah pelan, Donghyuck menuruni tangga.
Dibawah sana, nyonya Lee terlihat sedang menata makanan untuk sarapan. Sedangkan dimeja makan anggota keluarga Lee sudah berkumpul semua kecuali dirinya.
Nyonya Lee yang menyadari kehadiran putra bungsunya, tersenyum keibuan. Wanita itu mengernyit saat melihat putranya membawa sesuatu ditanganya.
"Kau mau kemana Donghyuck?"
Mendengar pertanyaan nyonya Lee membuat semua orang yang ada dimeja makan mengalihkan pandangan ke Donghyuck.
"Kembali ke apartemen."
"Tapi ini masih terlalu pagi Hyuck." Jaemin meletakkan sendok makannya.
"Kalau begitu ayo sarapan dulu. Ibu sudah membuat makanan kesukaanmu."
Donghyuck yang tidak berniat untuk berdebat, menuruti permintaan ibunya dengan berjalan mendekati meja makan.
"Cah! Makan yang banyak ya sayang."
Donghyuck hanya berdehem sebagai balasan.
Nyonya Lee tersenyum kecil saat mendapatkan respon tak terduga itu.
Entahlah, wanita itu merasa jika putra bungsunya yang dulunya ceria kini telah berubah. Donghyuck menjadi lebih diam, benar benar berbeda dengan Donghyuck yang dulu. Gejolak semangat hidup Donghyuck sekarang seakan sirna.
Tapi nyonya Lee agak memaklumi itu semua. Mungkin Donghyucknya masih bersedih mengetahui jika mantan kekasihnya kini telah menjadi kakak iparnya. Mark Lee memang brengsek. Bisa-bisanya dia membuat kedua anaknya menjadi menderita seperti ini.
Jika saja Mark tidak menghamili anak sulungnya, ini semua tidak akan terjadi. Senyum ceria Donghyucknya pasti tidak akan pernah sirna.
Sudahlah, jika dipikir pikir terus itu akan membuat dirinya pusing sendiri. Lagipula tidak ada gunanya menyalahkan masa lalu. Semua sudah terlanjur terjadi. Percuma saja membahas hal hal yang sudah berlalu.
Seusai sarapan, Donghyuck berpamitan kepada ibunya.
"Biar Jaemin yang mengatarmu pulang. Kau tidak membawa mobilmu kemari kan."
"Yaa."
"Tidak! Biar aku saja yang mengantar Donghyuck."
Nyonya Lee mendelik kearah Mark. "Kau ini ya! Apa kau tidak ingat jika hari ini Renjun ada jadwal cek kandungan."
"Lalu..!"
"Bagaimana bisa aku mempunyai menantu bodoh sepertimu! Kau seharusnya mengantarkan istrimu itu ke rumah sakit bukan malah ingin mengatarkan Donghyuck!"
"Sudahlah ibu.. dan untukmu hyung. Biar aku saja yang mengantarkan adikku."
"Ayo Hyuck."
Donghyuck menundukkan pandangannya saat berjalan melewati Mark. Tangan donghyuck tanpa sengaja menyinggung sekitaran telapak tangan Mark. Kedua tangan yang dulunya saling bertaut kini hanya bisa menyentuh sesaat.
Entah keberuntungan atau apa, baik Renjun maupun nyonya Lee. Keduanya tidak melihat hal tersebut.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist [Markhyuck]
FanfictionDonghyuck benci disaat kebahagiaannya kembali terenggut karena saudaranya sendiri. Seharusnya ia bisa bertunangan dengan kekasihnya, Mark. Tapi kenapa malah saudaranya itu yang menikah dengan Mark. Namun ada satu hal yang Donghyuck ketahui, Mark dij...