Part 2 : MPLS di SMA Bhinneka

61 5 6
                                    


Pagi di pertengahan Juli adalah pagi yang indah bagi Rere. Jam beker yang menunjukkan pukul 04.00 WIB tersenyum di sampingnya, seolah memberitahu Rere hari ini, jika ia harus memimpin acara MPLS di SMA Bhinneka, tempat dimana Rere mengabdi sebagai Ketua OSIS. Rere beranjak dari pulau kapuk dan membersihkan diri. Itulah rutinitasnya di pagi hari.

Sarapan tidak luput dari perhatiannya. Menu cah kangkung dan segelas teh hangat menjadi penyemangat Rere dalam memimpin MPLS hari pertama di SMA Bhinneka. Tepat pukul 06.00 Rere berangkat ke sekolah.

***

"Ren, aku minta kursi-kursinya dirapiin lagi yo maszehh," ucap Rere pada Rendi

"Wokehh, siap maszehh Bapak Ketosku yang terhormat hihi." Jawab Rendi

MPLS pun dimulai pukul 07.15. Sebelum dimulai, Ibu Kepala Sekolah memberikan arahan untuk acara MPLS, memberikan ucapan selamat kepada siswa baru, dan membuka MPLS yang diadakan selama tiga hari. Berbagai pengajar atau tutor dihadirkan untuk memberikan penyuluhan. Materi yang dibahas, seperti materi visi misi sekolah, program sekolah, wawasan kebangsaan, hingga penyuluhan narkoba.

Namun ada satu siswa baru yang menjadi perhatian Rere. Ia bernama Nadia. Rere tahu Namanya karena itu tertulis di kokart yang dipakai olehnya. Memang setiap siswa diharuskan memakai kokart atau tanda pengenal.

Awal bertemu, Rere merasakan sesuatu yang berbeda. Dia menyadari kalau Nadia sangat cantik. Tetapi Rere tidak terlalu memperhatikan Nadia karena Rere masih ingat jika ia masih suka dengan Sasa, adik kelas 11. Beberapa saat kemudian, Rere menghampiri Jojo, tim publikasi OSIS untuk MPLS ini.

"Jo, itu murid kok cantik bener sih?" tanya Rere.

"Pepet dong, Re. Hihihihi," balas Jojo sambil tertawa.

"Heh! Gua inget kalo gua masih punya Sasa, Jo. Habis MPLS mau kunyatakan cintaku pada Sasa. Ah, semoga saja dia membalas cintaku."

"Hahahahaha terserah lu lah,"

***

Pukul 13.00 MPLS selesai, saat bagi Rere untuk menyatakan cinta kepada Sasa. Sasa adalah adik kelas 11. Orangnya tinggi, kurus, berambut keriting, dan berpipi merah. Sasa juga pandai di mata pelajaran IPA dan Bahasa Inggris. Selain itu, Sasa sangat berbakat dalam story telling, membaca puisi, bahkan bermain alat musik, seperti gitar, piano, dan biola. Rere suka dan mengenalnya sejak dia menjadi teman satu tim dalam lomba olimpiade tingkat kota dua bulan yang lalu.

"Sasa..."

"Iya, Mas Rere. Kenapa?" balasnya dengan lembut

"Selama dua bulan akhirnya aku bisa kunyatakan cin..."

Belum sempat Rere melanjutkan pembicaraannya, tiba-tiba Sasa membalas.

"Mas, udah deh. Aku sebenarnya gak tega mau bilang begini," Sasa terdiam sejenak, "maaf, Mas. Sebenarnya, aku tau kalo Mas Rere itu cinta sama aku. Tapi maaf banget, aku gak mau kalo mikir gituan, Mas. Belum berminat. Maaf kalo ucapanku agak menyakiti hati mas ya..."

Rere hanya diam membisu, tak bisa berbicara. Mukanya merah padam. Rasa suka yang terpendam selama dua bulan berakhir ditolak. Iapun sadar bercampur rasa sedih yang tak terkira.

Malam itu menjadi malam kelam bagi Rere. Bagaimana tidak, berbagai usaha yang telah dilakukannya sia-sia saja. Padahal dua bulan terakhir, Rere sering mengirim hadiah dan surat kepada Sasa. Apakah Rere bisa move on dari Sasa?

***

MPLS hari kedua pun berlanjut. Di hari kedua ini, OSIS mengadakan tur di setiap sudut sekolah untuk memperkenalkan setiap ruangan di SMA Bhinneka. Rere dan Jojo mengawasi adik-adik kelas X IPA 2, yang kebetulan adalah kelas Nadia.

Entah setiap melihat Nadia, Rere merasa ada hawa yang berbeda. Hatinya merasa tentram, nyaman, dan hangat setiap melihatnya.

"Oke, Adik-Adik. Kita berhenti disini dulu ya... Di lorong ini, terdapat laboratorium komputer, gudang, dan ruang rapat OSIS. Apakah sudah paham?" Jojo menjelaskan.

"Paham, Kak!" jawab siswa-siswi baru Kelas X IPA 2.

"Nah, fungsi dari setiap ruangan tersebut akan dijelaskan oleh Kak Rere." Jojo mencoba memancing Rere. Hanya saja, Rere masih terngiang-ngiang dengan kejadian kemarin. Suatu kejadian yang sangat menghancurkan hatinya hingga berkeping-keping. Ia tidak sadar kalau Jojo memintanya untuk bergantian berbicara.

"Re! Kok malah melamun gitu sih?" ketusnya sambil menyenggol Pundak Rere.

"E..eh maaf maaf. Gimana tadi gimana?" jawab Rere bingung

"Ish, kamu ini! Tuh jelasin ke adkel apa fungsi setiap ruangan ini! Malah diem kaya patung," jawab Jojo menggertak.

"Oh iya iya... Adik-Adik, laboratorium komputer di sini biasanya dipakai untuk ruang ujian CBT buat kakak kelas 12. Tapi kadang juga dipakai untuk tempat cari informasi bagi Bapak/Ibu Guru dan siswa."

"Gitu ya, Adik-Adik. Ya udah, kita jalan ke ruangan lain." Jojo kemudian mengajak adik-adik kelas X IPA 2 untuk melanjutkan tur

***

Pada waktu istirahat, Rere keluar sebentar untuk mencari udara segar. Ia berjalan keluar dari ruang transit OSIS yang berperan sebagai panitia MPLS. Ia berjalan sambil melihat pemandangan taman di SMA Bhinneka. Taman di SMA Bhinneka sangat hijau. Ada beberapa tanaman yang ditanam disana. Mulai dari tanaman sayur, tanaman buah, hingga tanaman apotek hidup. Ada juga tanaman hias, seperti bunga anggrek, bunga wijayakusuma, bunga mawar, dan bunga melati. Namun tanaman yang paling Rere suka adalah bunga melati. Menurutnya, baunya semerbak dan sangat wangi.

Karena melamun, tidak sengaja Rere malah menabrak Nadia yang sedang mencuci tangan di wastafel.

BRAKK!

"Eh duh duh. Maaf ya, Dek. Aku melamun soalnya." ucapnya sambil menahan malu kepada Nadia.

"Iya, Mas. Tidak apa-apa," balas Nadia.

Setelah kejadian tersebut, jantung Rere berdebar sangat cepat dan keringat dingin mengalir di kepalanya. Hal inipun diceritakan ke Jojo pada saat Rere kembali ke ruang transit.

"Jo, aku mau cerita"

"Cerita apaan?" Jojo bertanya.

"Gini, kemarin aku kan udah ketemuan sama Sasa. Dan ternyata cintaku ditolak sama dia."

"Ya ampun, kasihan. Terus?" balas Jojo.

"Yaa, sebenarnya aku kecewa banget. Tapi, entah kenapa hatiku rasanya hangat kalo lihat Nadia."

"Ohh, Nadia yang orangnya tinggi, cantik, terus pipinya tembem itu?"

"Iyaa... Mana cantik banget pula. Tadi habis tabrakan tahu gak? Jantungku kaya lari-lari."

"Eyakkkk..."

"Hussttt, jangan keras-keras! Nanti ada yang tau!"

"Hmmm, barangkali Nadia cocok sama kamu, Re." balas Jojo.

"Coba PDKT sabi kali lah ya," ucap Rere pada Jojo.

***

Hari demi hari berlalu, MPLS pun selesai di hari ketiga. Sekarang, siswa baru yang masuk sudah resmi menjadi bagian dari SMA Bhinneka, termasuk Nadia. Beberapa pertanyaan muncul dalam benak Rere. Apakah Rere bisa mendapatkan hati Nadia? 

Rere & NadiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang