SOLAS 3

431 70 7
                                    

BAB III : terkena hukuman

-••-


sudah lebih dari sepuluh menit, Bright membiarkan Win terdiam. ia sesekali menatap intens Win seolah dirinya kebingungan bagaimana cara berkomunikasi dengan orang introvert. pikirankosongnya tiba-tiba muncul sebuah ide yang tidak terlalu buruk. ia meraih tasnya, membukanya lalu mengambil sebuah bekal yang sudah mamanya buatkan tapi tak pernah ia makan.

Bright mengulurkan bekal makanan itu pada Win. "ambil." ujarnya. Win sedikit menoleh kearahnya, menatap samar-samar dirinya.

tak mendapatkan respon apapun dari Win, Bright meraih pergelangan tangan Win lalu meletakkan bekal itu dikedua telapak tangan Win.

"makan! gak usah bangel kalo dibilangin."

"t-tapi ini , nyonya yang buat untuk tuan m-makan."

"itu gampang, gue bisa beli lagi makanya gue kasih ke elo karena gue tahu, lo gak akan bisa beli makanan sendiri." ujar Bright.

Win terdiam sejenak lalu beberapa saat ia mengembalikan lagi bekal makanan itu pada Bright.

"s-saya gak mau kena masalah lagi, k-kalo n-nyonya tahu beliau akan marah besar sama saya. b-beliau kira , s-saya yang ngambil m-makanan itu dari t-tuan." ucap Win terbata-bata.

Bright menghembuskan nafas pelan lalu ia membuka bekal itu kemudian ia memakan satu sendok dari dalam bekal itu walaupun sebenarnya ia tak pernah suka masakan dari mamanya kemudian Bright mengulurkan satu sendok pada Win.

"gue dah makan, sekarang giliran lo yang makan. gue gak mau tahu pokoknya lo harus habisin makanan gue , kalo gak gue akan ngadu sama bokap gue kalo kemarin lo pulang dianterin cowok." ujar Bright. "cepet ambil!"

dengan penuh keraguan perlahan Win mengambil bekal makanan itu, ia masih melamun menatap isi bekal makanan tersebut. banyak lauk padahal nasinya cuman sedikit , Win mana pernah makan makanan seperti ini. mencium aroma makanannya saja sudah membuatnya ngiler tapi ia masih ragu untuk memakan bekal makanan milik tuannya didepan tuannya sendiri.

"lo aman kalo lo mau nurut sama gue." ujar Bright yang masih senantiasa menatap Win penuh arti.

tak bisa menahan rasa laparnya, perlahan Win memakan makanan itu dengan rasa tak enak hati. padahal Bright senyum-senyum sendiri menatap Win  saat sedang makan.

dret.. dret..

tiba-tiba ponsel Win bergetar sesaat menandakan ada pesan masuk. ia segera mengambil ponselnya untuk mengecek siapa yang mengirim pesan padanya.

"Dylan Wang. anak kuliahan dari kota ××× , umur 20 tahun." ujar Bright seolah membaca isi pesan itu terang-terangan didepan Win , membuat Win langsung terdiam menghentikan suapan makannya. "dia teman masa kecilmu?" ujar Bright lalu menoleh kearah Win.

"..."

"atau dia kekasihmu?—"

uhuk-uhuk.. "b-bukan!" saut Win setelah tersedak makanan , ia terkejut mendengar ucapan Bright.

"terus?"

"..."

"kalo lo gak mau ngasih tahu maka gue akan cari tahu sendiri." ujar Bright yang berhasil membuat Win sontak terdiam kaku.

beberapa menit setelah Win terdiam, ia mengembalikan bekal makanan pada Bright lalu ia bangkit dari duduknya , Win gugup berjalan untuk meninggalkan area itu tetapi Brigh lebih gesit meraih pergelangan tangannya, mencegah kepergian Win secara tiba-tiba.

SOLAS - BRIGHTWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang