SOLAS 4

622 98 34
                                    

BAB IV : menguping pembicaraan..

-••-

saat Win pergi meninggalkannya didanau sendirian, Bright diam-diam mengikuti Win dari kejauhan. bahkan sampai tiba dirumah lalu ia menyaksikan Win dianiaya oleh Alexander, Bright melihat semua itu. betapa hancurnya dirinya saat melihat Win berjalan terbirit-birit keluar dari area rumahnya, Bright merasa bersalah pada Win akan apa yang dilakukan papanya pada Win.

lalu Bright menyuruh salah-seorang teman-temannya untuk mengikuti Win dan kemudian ia protes pada papanya mengenai penyiksaan Win kemudian Bright pergi ketempat dimana Win ditemukan lalu ia mengendong tubuh Win dengan penuh air mata yang berjatuhan menuju kerumah sakit.

dan kemarin Win  dirawat dirumah sakit. sudah sekitar 2 hari terlewatkan, Win masih belum juga sadarkan diri. namun, Bright masih senantiasa menunggu kesadaran Win bahkan ia rela bolos sekolah hanya demi menunggu Win terbangun dari komanya.

yeah, keadaan Win memang cukup kritis. perutnya sedikit mengelupas mungkin akibat injakan sepatu Alexander, pipinya lebam mengakibatkan beberapa giginya harus dicabut, punggungnya begitu banyak bekas lebam, terlebih lagi Win kelaparan. jika ia tak segera ditangani, mungkin keadaannya akan lebih fatal.

hari ketiga, Bright memutuskan untuk membawa Win pulang keapartemennya. menurut firasat yang ia rasakan, Win akan lebih aman jika ia berada dilingkungan terdekatnya walaupun Bright sangat kesulitan untuk mendapatkan izin dari dokter tapi pada akhirnya dokter mengizinkannya untuk membawa Win pulang keapartemennya asalkan dalam sehari sekali Bright merepotkan satu dokter pria agar datang kerumahnya untuk memeriksa kondisi Win.

Bright terduduk disamping sofa sebelah Win

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bright terduduk disamping sofa sebelah Win. ia mengelus surai rambut Win, sudah lebih dari 20 menit Bright melakukan hal itu sembari tersenyum tipis diraut wajahnya menatap sayu wajah Win yang masih saja memejamkan mata.

drett.. drett..

tiba-tiba ponselnya berdering, ia segera meraih ponselnya lalu ia bangkit dari duduknya berjalan kearah balkon apartemennya untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.

"lo dimana?" ujar seorang dalam panggilan telepon itu.

"apartemen."

"bodyguard bokap lo ngehajar anak buah gue. mati satu , yang lainnya koma."

Bright berdecak sebal, ia mengerutkan keningnya, tatapan seolah mengintimidasi pada apa yang ia tatap. "butuh uang beberapa?"

"bukan masalah ganti ruginya, men. tapi kalo ini terus dibiarin kayak gini , lo sama Win gak akan aman. bokap lo nyuruh bodyguardnya ngehajar orang-orang yang berani bantuin lo."

"so?"

"gila lo?"

"gini ya, terus gue harus apa? gue gak bisa tinggal diem lihat Win dianiaya. lo pikir selama ini gue gak cukup sabar apa? nahan amarah gue buat gak ikut campur masalahnya tapi ujung-ujungnya gue gak bisa nahan amarah itu selamanya! Win gak layak dapet perilaku keji kayak gitu. seenggaknya, bokap gue nyabut Win sebagai anak adopsinya biar Win bisa bebas and after that.. gue gak akan ganggu Win."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SOLAS - BRIGHTWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang