Lisa benar-benar mengantarkan Jennie sampai ke depan apartemen. Ia tersenyum dari jauh menatap Jennie yang mulai masuk lobby.
"Selamat malam Jennie." Ucap Lisa bersamaan dengan Jennie yang sudah masuk ke dalam lobby.
Lisa menjauh dari apartemen Jennie. Ia berjalan menuju rumahnya yang sebenarnya tak terlalu jauh dari apartemen Jennie dan juga bar itu.
Langkahnya terhenti saat melihat mobil-mobil hitam berjejer di depan rumahnya. Polisi-polisi itu tidak masuk ke rumahnya, tetapi berjaga di depan. Seolah mereka tau bahwa Lisa akan kembali kapan saja.
"Sial! Bagaimana caranya aku mengambil uang untuk besok?" Gumam Lisa.
Uang dari Bambam dan uang yang ia simpan masih berada di rumah. Saat ini di kantongnya hanya ada 150k ₩.
Lisa kembali melangkah untuk menjauh dari rumahnya. Ia benar-benar lelah seharian hanya berputar-putar. Jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 2 dini hari.
Ia belum makan seharian, ia juga belum istirahat. Satu-satunya yang masuk ke tubuhnya adalah wine dari Jennie.
Lisa akhirnya terduduk di stasiun. Perutnya sakit karena tidak memakan apapun. Ia merogoh sakunya, ponselnya sudah kehabisan daya. Lisa menyandarkan punggungnya di kursi tunggu kereta. Merasa kurang nyaman, Lisa membaringkan tubuhnya dan tertidur di kursi itu.
———
"Agassi. Kenapa kau tidur di sini?"
Lisa terkejut dan langsung membuka matanya. Seorang petugas kereta menatap Lisa dengan heran. Lisa dengan cepat tersadar dan mendudukkan dirinya.
"Oh sorry, Sir. Saya permisi."
Lisa segera meninggalkan stasiun kereta itu. Kepalanya pusing, perutnya semakin terasa sakit. Ia berjalan dengan perlahan untuk mencari makanan. Menghampiri supermarket yang buka 24 jam, Lisa meraih mie cup instan. Menyeduh mie nya untuk sekedar mengisi perutnya yang kosong sejak semalam.
Selesai makan, ia menyeduh teh untuk menghangatkan tubuhnya. Ia benar-benar terlihat berantakan. Lebam di wajahnya semakin membiru, membuatnya harus menunduk sepanjang jalan agar tak kelihatan.
Lisa mendatangi rumah Bambam. Junghwan yang membuka pintu terkejut melihat Lisa yang berantakan. Ia hanya mendorong pundak Junghwan tanpa berniat bercanda seperti biasa. Lisa mendekati Bambam dan menatap pria itu dengan tajam.
"Kau darimana saja?" Tanya Bambam.
"Sibuk mempertahankan hidup. Apa kau tau kenapa banyak polisi di depan rumah ku?" Tanya Lisa.
"Aku tidak tau, bodoh! Kau berbuat apa sampai polisi mengejar mu?"
Lisa mendudukkan dirinya di sofa. Bambam memberikan kompres untuk wajah Lisa yang lebam.
"Beberapa hari lalu aku mencuri ponsel dan dompet seorang pengusaha. Kurasa pria itu melaporkan ku."
"Bodoh sekali kau ini. Jadi sekarang bagaimana? Apa kau sudah bertemu wanita itu?" Tanya Bambam dengan cepat mengubah topik pembicaraan.
"Sudah. Hari ini janjinya." Ucap Lisa memejamkan matanya.
Lisa tiba-tiba merasa tak nyaman di rumah Bambam. Ia bangkit dan meletakkan kompres es itu di meja. Menghampiri Junghwan yang menatapnya khawatir.
"Aku baik-baik saja, baby boy. Kau jaga dirimu, hmm.." Lisa tersenyum menatap Junghwan. Ia segera berlalu dari sana.
Sejujurnya Lisa melihat gerak-gerik Bambam yang sedikit mencurigakan. Dan juga Junghwan yang menatapnya seperti terus menyuruhnya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pickpocket || JENLISA ✓
ФанфикKamu itu... >> Pencopet!! Fanfiction spesial ulang tahun Lisa 🍵 18+ 🔞G!P🔞 🎥 Adaptasi film 🎥