Kedua lengan Shan dipegang erat oleh dua orang pria berjas tanpa ekspresi. Shan hanya bisa pasrah karena semua usahanya sia-sia. Ia sudah mencoba memberontak, menendang-nendang, bahkan berusaha mengigit lengan orang yang memegangnya, tidak semudah yang dilihat di film.
"Ayo ikut."
Shan tidak bisa melihat apapun karena kepalanya tertutup karung, "Dimana Saya?" Tanyanya.
"Buka." Suara dalam itu kembali terdengar, Shan tidak mendengar suara itu selama perjalanan dimobil.
Karung yang menutup kepala Shan diangkat. Shan terkesima. Apakah ia berada di istana? Kerajaan mana ini? Dihadapannya terlihat isi rumah dengan furnitur dan gaya arsitektur mewah, tangga yang melingkar terlihat sangat menawan.
Shan tidak pernah melihat rumah dengan jendela setinggi dan sebanyak itu, ia juga tidak pernah melihat patung setinggi tiang basket yang berada di dalam rumah dan berdiri tepat di tengah ruangan.
"Buka juga tali di tangannya."
Shan tersadar dari pesona rumah itu. Ia langsung menatap pria aneh yang berdiri di depannya, sedang memperhatikan Shan lekat-lekat.
"Saya tidak mengerti! Saya miskin dan tidak punya apa-apa, kenapa Anda menculik Saya?!"
"Bersihkan dia." Pria itu sama sekali mengacuhkan Shan, ia tidak peduli apapun yang dikatakan Shan sedaritadi.
Maid yang tidak Shan sadari darimana datangnya tiba-tiba mendekat ke arah Shan dan memegang lengannya, beberapa mendorongnya dengan paksa.
"Eh.. Tunggu, Saya mau dibawa kemana? Tunggu! Hei!!"
Shan merasa tidak nyaman memberontak karena maid yang memeganginya adalah 5 pelayan perempuan dengan wajah keras, mereka seperti robot yang hanya menjalankan perintah. Lagi-lagi Shan pasrah dan bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Sebuah pintu dua sisi setinggi 6 meter terbuka dihadapan Shan. Ia lalu dibawa masuk ke ruangan dibalik pintu itu yang ternyata adalah kamar yang sangat luas.
"Tempat macam apa ini?!" Shan bergumam dalam hatinya. "Kamar ini sebesar lapangan di sekolah, atau mungkin lebih besar?"
"Permisi." Salah satu maid mencoba membuka kancing seragam Shan, Shan sontak menutup bagian depan tubuhnya dengan kedua lengannya.
"Kalian sedang apa? Apakah aku akan dijadikan... bintang.. porno?"
Terdengar dengusan tawa dari salah seorang maid. "Tenang saja, kami tidak melakukan hal seperti itu."
"Lalu apa yang sedang kalian lakukan? Tolong, bisakah kalian jelaskan? Kita sama-sama peremp—" Belum selesai Shan berbicara, maid langsung menahan dan membuka seluruh seragam Shan.
"Kenapa gue cuma bisa pasrah sih? Sial. Mereka curang 5 vs 1." Shan mengeluh dalam hati, merasa bodoh karena tidak bisa menjaga dirinya.
Seorang maid membalut tubuh Shan dengan jubah mandi setelah menelanjangi seluruh badannya. Shan lalu didorong menuju pintu besar lainnya yang ternyata adalah kamar mandi.
"Silahkan. Mohon untuk tidak terlalu lama karena Tuan sedang menunggu Anda untuk makan malam." Sebelum Shan mengeluarkan bantahan, para maid sudah menutup pintu kamar mandi dan menguncinya dari luar.
"..."
Shan melayangkan pandangan ke kamar mandi yang luasnya sangat tidak wajar. Bagaimana bisa sebuah kamar mandi lebih besar daripada kamar tidurnya?!
Shan berjalan ke arah bathtub yang terletak persis di tengah ruangan, di belakangnya juga terdapat shower room dan ruangan khusus toilet. Shan menatap bayangannya yang mengenakan bathrob di cermin. Apa-apaan tempat ini?
"Gue disuruh mandi?" Shan berbicara dengan dirinya sendiri. "Tunggu dulu— Tadi si pelayan bilang Tuan nungguin gue buat makan malam? Tuan si orang aneh yang ngaku-ngaku kakak gue itu?"
Shan bergidik. Ia masih tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi. Shan tidak memiliki kakak apalagi kakak laki-laki, ia adalah anak tunggal. Shan bahkan hanya tinggal dengan ibunya dan ayahnya sudah meninggal sejak Shan berumur 4 tahun.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Shan. Seseorang mengintip dari balik pintu.
"Anda tidak dapat keluar apabila Anda belum membersihkan diri Anda."
Pintu itu lalu dikunci lagi.
Ah..
Sial..!

KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] My Brother is A Mafia?!
Romansa"Dek, dengerin gue, lo adek gue dan gue abang lo!" Shannon tidak percaya hidupnya yang serba kekurangan dan berantakan berubah. Seorang pria tiba-tiba datang mengaku sebagai abangnya dan secara paksa meminta Shannon untuk tinggal bersamanya. "Lo ha...