Menghapus Jejakmu

2 0 0
                                    

"Entah bodoh atau sabar, lagi-lagi mungkinkah aku yang salah telah mempertaruhkan hati kepada orang yang mahir meretakkannya".      

Jika waktu dapat diputar secara bebas dan kita dapat masuk pada dimensi waktu apapun. Maka hal terbesar yang ingin dilakukan seorang gadis berusia 18 tahun adalah berharap masa lalunya bisa diubah. Bukan untuk kembali kesana tapi untuk menghapus setiap luka dan yang pernah ada. Senja, dikenal sebagai gadis lugu dan tidak terlalu tahu tentang dunia luar. Disaat mentari menyambutku dengan berjuta harapan, aku hanya tersenyum dengan langkah penuh keyakinan. Bahwa aku akan terus berjuang menerobos segala dimensi waktu ke masa depan.

"Sebelum kita sejauh matahari, kita pernah sedekat nadi. Maafkan aku yang tidak bisa menjadi yang kamu mau, sekarang kamu boleh pergi kemanapun yang kamu mau, dan aku akan menghapus jejakmu."

"Kamu harus bisa seperti aku, yang sudah biarlah sudah!" 

ucapnya, saat hendak beranjak pergi. Menyetting segala kejadian dan perkara seolah-olah yang dilakukannya terbaik untuk semuanya. Namun seberapa lama kau sembunyikan bangkai, baunya akan tercium juga. Nauffal Pramuja, dikenal sebagai sosok yang bisa menutupi kekurangannya.

Di tempat kondangan saudara, aku berjalan mengisi daftar hadir tamu undangan bersama keluarga. 

"Biasa aja dong jangan kebakar gitu! Haha" 

Usil abangku berumur tidak jauh beda dariku bahkan disangka seperti pasangan. 

" Yehh.. apa sih, Senja adem gini, jangan jadi kompor! Kebiasaan deh!" ucapku pelan sambil menyikut Bang Faiz.

"Tapi kenapa dia beda ya sama kamu dek? Kayak gak berani lihat wajah kamu gitu!"

"Humm, entahlah kak! Tapi baru saja aku mencoba tersenyum kok. Aku gak pernah benci dia saat dahulu dikabari kembali padanya". 

Salah satu dari penerima tamu itu adalah sosok yang pernah hadir saat keadaaan kurang baik. Ada yang berbeda dari sikap gadis itu, adik kelas yang umurnya sedikit lebih tua dari Senja.

Keluarga kami mengantri untuk mengucapkan selamat pada pengantin. Aku berjalan, santai tenang dan sudah ku lupakan semua tentangnya,begitu pula dengan wanita yang ada di penerima tamu tadi, sama sekali tidak ada niatan untuk menjauh atau bahkan benci.

"Ssstt.. Sssttt.. dia cantik ya, tapi tetep kamu lebih cantik dia hanya punya hidung dan cantiknya cantik Pakistan gitu". Ucap Mawariani yang sering disebut Mawar.

"Iya dia cantik". Senja tersenyum sambil melihatnya.

"Kamu juga cantik, cantik kamu alami wajah-wajah sunda gitu". Ucapnya lagi

"Ihh aku gak cantik kok, hehe gak merasa". Jawab Senja sambil tetap santai memakan makanan yang ada di hadapannya. Sebenarnya dia sudah tidak mood untuk makan tapi masih stay menyantap makanan dan berpura-pura sibuk.

"Kalo sudah gak mau makan jangan dipaksakan, dari tadi kamu hanya makan kerupuk saja, hehe". Goda Andini adik kelas yang ikut kondangan, dia temannya penerima tamu tadi.

"Yehh, biarin, lagian kakak suka kerupuk kok". Semakin gak enak nih. Pokoknya segala sesuatu yang membahas tentangnya itu sangat menyebalkan, gak mau dibahas tentang itu.

"Setelah ini kita pulang langsung saja ya Mam". Senja mengajak Mamah segera pulang.

***

"Aku telah berusaha menjadi seperti yang kamu minta dulu, melupakannya, tetap diam meski si pendusta selalu menjalankan rencananya di depan mata, ada hal yang sangat tidak aku mengerti yaitu, pola pikir kamu, datang tidak diundang pergi pun tidak diantar tanpa pamit, dan sekarang, semakin aku tidak mau bertemu, kamu semakin sering muncul". 

Mulai merakit membangun sebuah mimpi dan wajib untuk diwujudkan, rasanya tidak penting jika aku harus memikirkanmu. Walaupun kamu telah kembali, jangan kembali seperti layaknya kamu datang padaku dahulu, karena aku telah susah payah tetap berdiri setelah kamu robohkan kepercayaanku. Aku telah menghapus jejakmu, tidak untuk membuat jarak tetapi ku rasa kita lebih baik dengan jarak.

"Sepertinya dia akan kembali". Ucap Andini, bahkan orang lain sering berkata seperti itu. Tapi sekarang dia sudah bukan harapanku lagi. Pergi saja, jangan kembali, jika hanya untuk sekedar silaturahmi akan ku persilahkan, tetapi tidak untuk menetap didalam hati, karena sudah ku bilang, "Akan ku hapus jejakmu".

Saat sore mulai datang menjelang petang saat itu pula aku sering memikirkan banyak hal, bukan tentangmu tetapi tentang masa depanku. Pernah jatuh sejatuh-jatuhnya namun Allah SWT. Sangatlah adil, tidak akan membiarkan hambanya terlarut dalam kesedihan. Allah SWT. telah menghadirkan sosok istimewa dalam hidupku, meyakinkan setiap mimpiku.

"Mereka tidak tahu bahwa anak ibu sekarang tumbuh besar dan akan mendapatkan apa yang menjadi impiannya." Ucap sosok istimewa itu.

"Salahku dahulu terlalu polos dan mudah percaya, menyangka bahwa semua orang didunia ini tulus".

"Hehe... itukan dulu polosnya alami, sekarang anak ibu gak polos, teruslah menjadi perempuan yang kuat, tambah lagi terus kadar kesabarannya, hehe. Lebih dewasa lagi tentunya". Sosok paket kumpit, bisa menjadi siapapun dan mutiara katanya selalu meyakinkan. Didekatnya semua orang akan merasa aman dan nyaman.

"Hehe.. Aamiin, semoga bisa ya bu". Jawab Senja

"Yakin kamu bisa, ibu percaya sama kamu". Mutiara katanya selalu membuatku yakin, setiap katanya kena ke dalam hati, dan memang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, setiap kata dan arahannya menjadi bekalku, rasanya sarapan pagi tanpa ada pencerahan darinya serasa ada yang kurang.

***

Di tempat makan aku duduk menikmati mie ayam yang sangat enak, mie ayam yang menjadi favourit disini "Move on belum cuy?" Tanya Salsa sambil menepuk bahu secara tiba-tiba.

"Uhukk.. uhukk.. uhukkk!" aku kelabakan mencari minum, sakit sekali tenggorokan ini.

"Yehh, biasa aja kali gak usah kaget gitu kalo belum move on! Haha" ejek Salsa sambil makan keripik pangsit di sebelah mejaku.

"Yehh ! buka masalah move on atau belum Salsa! Gue keselek loe ngagetin gue, gue lagi enak-enak makan. Untung aja sumpitnya gak kemakan juga." Senja kesal dan mendengus sebal sesekali menghela nafas panjang, karena akan sangat ramai dunia ini jika dia telah hadir.

"Haha... iya maafkan gue ya Senja. Mending loe traktir gue sekarang, mie ayam enak nih." Salsa malah minta traktir. Emang kalo sama dia tuh gak ada waktu untuk mellow, bisanya ceplas-ceplos tapi dia suka menghiburku dulu.

Kami makan mie ayam sambil menikmati hari libur panjang. "Apalagi setelah ini? Makan surabi enak kayaknya Senja." Entah perut atau bedug atau bahkan karet, tidak akan kenyang kalo bareng dia, pasti memburu kuliner yang murah tapi enak itu ciri khas kami, huhuy.

"Kayak yang punya uang aja kamu. Baiklah asal mau traktir surabinya, huhuy!" biasa Senja lagi kanker alias kantong kering.

"Okelah ayo gue traktir, berangkat!" kami menghabiskan waktu satu hari ini, sedikit memanjakan perut, memuaskan rasa penasaran. Setelah hari ini berakhir, aku kembali kerumah dan berkumpul bersama keluarga adalah pokok penting. Bahagiaku bersama mereka orang-orang aku sayang. Semua pada masanya, akan ada masanya seseorang akann datang dengan versi terbaik yang Allah berikan. Karena aku selow.

"Enyahlah dari hati yang pernah hancur, kehadiran sosokmu hanya akan menyiksaku. Pergilah bersamanya yang ada disana dengan mempunyai segala yang kamu inginkan, aku tidak sendiri, biarkan aku menghapus semua jejakmu".



***

Nah, cukup sekiap cerita kali ini, semoga kalian suka. jangan lupa tinggalkan jejak setelah selesai membaca ya.

Sayaaaaang kalian huhu

IG : nsmutami 

Tiktok : enesemu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CORETAN SENDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang