Welcome to my story-!!!
Mungkin cerita ini masih banyak kurangnya, but hope u like it guys.
Tandain aja kalo ada typo ya wkwk. Jangan sungkan ngasih kritik dan saran yang memotivasi aku buat perbaikin tulisannya agar enak dibaca kalian semua.
Boleh tinggalin komen buat penghibur aku karena keantusiasan kalian membaca cerita ini.
Untuk update segala hal tentang wattpad bisa liat dan follow ig @aulicioustories_
Berteman dengan penulis? @_abcdefgitshere
Info update podcast aku silahkan kepoin @sugarmut
Love you more, readers! Tanpa kalian aku bukan apa apa.
--------------------------------------------------
"Mata yang bertemu kala itu telah menegaskan. Bahwa semesta, sedang ingin bercanda pada kita"
🌙
Panas. Itulah kata yang saat ini menggambarkan cuaca kota siang hari ini. Seorang gadis keluar dari toko buku dipusat kota, sesekali ia mengibaskan tangannya pada lehernya.
Asik berjalan ditrotoar, pupil matanya membesar melihat gerai street boba yang ada diujung jalan. Gadis itu tengah membayangkan bagaimana segarnya Matcha kesukaannya menyusuri tenggorokannya.
Dengan langkah besar ia berjalan mendekati gerai street boba.
"Mau pesan yang mana?" tanya si penjual.
"Rasa matcha satu"
"Rasa taro satu"
Spontan mereka menoleh saling menatap, gadis itu menatap pemuda jangkung disampingnya dengan aneh. Sebaliknya pemuda yang ditatap itu malah menunjukkan raut wajah yang kebingungan, terlihat dari satu alis yang diangkat pemuda itu.
"Taro enak?" tanya gadis itu setelah lama mengamati.
Pemuda yang ditanya itu semakin heran dengan pertanyaan yang keluar dari gadis disampingnya.
"Enak." Hanya itu yang keluar dari pemuda itu setelah lama memandangi gadis disampingnya. Tampak gadis itu terlihat geli mendengar jawabannya.
"Daripada makan rasa rumput" sahut pemuda itu yang membuat gadis disampingnya membulatkan mata, tidak terima.
"Pernah makan rumput ya jadi tau rasanya" balas gadis itu dengan nada sedikit mengejek.
"Ini pesanannya" suara penjual boba membuyarkan aksi tatap menatap antara keduanya. Tampak dua kantong tersodorkan.
Buru buru gadis itu mengeluarkan uang pas dan mengambil kantong plastik tanpa melihatnya kembali. Ia ingin cepat menjauh dari tatapan intimidasi pemuda disampingnya itu.
Dijalan gadis itu tampak masih menggerutu perihal pemuda yang menurutnya menyebalkan itu.
Gadis itu membuka katong plastik minumannya, tampak es boba berwarna ungu muda. Taro batinnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Humaira Baskara
Teen Fictionketika rasa menimbulkan luka. Setiap momen terlewat hanya untuk paham, bahwa bersama adalah derita. Bertahan namun menyerah. Kisah seorang Humaira, gadis bermata tajam dengan senyum seperti magnet bagi orang disekitarnya, sayangnya itu adalah topen...