Hiruk pikuk kesibukan sudah terlihat sejak pagi, tampak banyak sekali anak anak muda dari 2 sekolah memenuhi area Starla International High School.
Namun itu hanya panitia acara, yang memiliki stand bazar, dan juga anak basket serta cheerleaders. Hal ini karena yang lain akan datang nanti pukul 10.
"Bazar nanti sore ga hanya anak sekolah kita aja, bakal banyak anak sekolah lain yang bakal dateng. Intinya nanti setelah turnamen kita istirahat, terus udah balik buat persiapin semuanya" Terang seorang pemuda dengan menggunakan almamater biru dongker berlambang bintang dibagian dadanya.
Yang lain hanya mengangguk mengiyakan perintah dari ketua panitia acara.
"Humaira mana?" tanya pemuda tadi membuat yang lain saling menatap mencari keberadaan wakil ketua panitia acara.
"Ara ada urusan keluarga, abis ini dia nyusul Fran" celetuk Ayya, ia tentu saja berbohong demi menyelamatkan sahabatnya itu.
"Kalo udah dateng suruh dia cari gue, ada perlu"
Ayya mengangguk saja sebagai jawaban, dirinya pun malas juga bicara banyak apalagi mengenai ketidakhadiran Ara disini. Bisa kacau kalo ia salah bicara nanti.
Setelah selesai briefing pagi, semua kembali ke tugas masing masing. Zafran, laki laki berwajah blasteran indo-Chinese itu bolak balik mengecek ponselnya.
"Bang Raz kemana coba" gumamnya pelan "Wakil gue juga, gatau kabarnya gimana argh!"
🌙
Humaira tampak menggerutu kesal didepan pintu kost, ia berulang kali mengecek jam arloji dipergelangan tangannya.
Pukul 07.15, tentu saja ia sudah telat 15 menit dari jam seharusnya ia datang. Semua ini karena ia menunggu Razka yang memberitahunya bahwa pemuda itu akan mengambil motornya.
"Awas aja gue disemprot ketua panitia bawel Starla"
Taklama Ara melihat ada yang datang, ia mengernyit menebak siapa yang dateng karena pengendara itu memakai helm full face dan mengendarai honda rebel.
Motor itu berhenti didepan Ara membuat gadis itu bingung. Taklama pengendara itu membuka helmnya barulah Ara menghela nafas lega. Dia Razka.
"Lelet banget sih lo kayak siput" semprot Ara langsung ketika pemuda itu baru saja turun dari motornya.
"Anjir, masih pagi gausah teriak teriak markona" balas Razka terkekeh geli.
"Gue udah telat nungguin lo, soleh" sahut Ara tak mau kalah.
"Yaudah ayo, gue anter" Ujar Razka lalu memakai kembali helmnya "Disekolah paling masih briefing kan turnamen masih nanti jam 10"
Ara membenarkan, tapi ia tidak mau dicap tidak bertanggung jawab. Apalagi ini bukan hanya lingkup sekolahnya, melainkan sekolah lain juga ada didalamnya.
"Terus motor lu gimana?" Tanya Ara saat Razka memberinya helm tanpa kaca.
"Bukan motor gue, itu motor temen gue, ini motor gue" balas Razka seraya menepuk bagian depan motornya.
Ara males bertanya lebih jauh, ia memilih memakai helmnya lalu segera naik ke boncengan belakang motor pemuda itu. Taklama mesin dihidupkan dan mereka segera menuju sekolah tempat acara. Starla International High School.
KAMU SEDANG MEMBACA
Humaira Baskara
Teen Fictionketika rasa menimbulkan luka. Setiap momen terlewat hanya untuk paham, bahwa bersama adalah derita. Bertahan namun menyerah. Kisah seorang Humaira, gadis bermata tajam dengan senyum seperti magnet bagi orang disekitarnya, sayangnya itu adalah topen...