"Aku butuh sereal dan susu!"
Terhitung tiga kali Meira dibuat kesal oleh tingkah bucin Clara saa ini. Ini sudah ketiga kalinya Clara bolak balik menuju rak makanan instan hanya untuk memilih makanan untuk tetangganya. Bukan untuk dirinya sendiri, malah untuk tetangganya. Siapa, sih tetangganya itu?
"Kau seakan sudah menjadi ibu bagi pria itu. Tidak malu?" cebik Meira melihat temannya yang tengah mengambil banyak sereal di sana dengan jengkel.
"Malu kenapa? Memangnya membelikan sereal untuk Aldrian itu salah?"
Meira memutar bola matanya gemas melihat sang teman bodohnya itu. "Bukan salah. Tapi kaprah! Kau tahu, setiap bulan kau selalu membelikan banyak barang untuknya, dan selalu memenuhi isi kulkasnya. Apa kau pikir itu wajar?"
Clara tentu mengangguk dengan yakin. "Wajar saja. Aku suka Aldrian, dan yang untuk menyalurkan rasa cintaku, aku hanya bisa melakukan ini."
"Cih, menyalurkan rasa cinta itu dengan bercinta, bodoh! Bukan berlagak menjadi babu!" ejek Meira yang tidak peduli jika ucapannya itu akan mengundang emosi Clara.
Dan benar. Mendengar ucapan yang begitu menyebalkan dari wanita bernama Meira Austin itu, Clara sudah memasang wajah kesal dan rasanya ingin menimpuk wanita itu dengan rak pembalut di sana.
"Jaga mulutmu, Miss Austin. Kau itu, tidak tahu bagaimana aku mencintai Aldrian, bahkan disuruh terjun payung pun jika demi dia, aku rela!"
"Budak cinta tolol."
Kemudian kedua wanita itu melanjutkan kegiatan berbelaja mereka dengan berbelanja kebutuhan rumah Clara, yang mana memang tujuan awal mereka seperti itu. Tapi, karena Clara selalu mengingat Aldrian di setiap langkahnya berada, maka ia tidak akan lupa untuk membelikan banyak barang untuk pria itu pula. Alhasil, belajaannya menjadi dua kali lipat lebih banyak. Yang repot, tentu saja Meira! Karena ia harus ikut membawa kantung belanja itu hingga basement. Sialan Clara, menyusahkan saja!
"Ngomong-ngomong, Aldrian tahu kau membelikan banyak barang untuknya, ya?" tanya Meira di saat keduanya memutuskan untuk berhenti di restoran karena merasa lapar akibat berkeliling lama di supermarket tadi.
Clara mengangguk sembari mengaduk lime-nya.
"Lalu reaksinya bagaimana? Dia menerima dan tidak merasa keberatan menerima semua barang darimu?" tanya Meira lagi yang begitu penasaran akan reaksi tetangga Clara itu saat diberikan banyak kebutuhan oleh Clara.
"Yah, sebenarnya dia menolak." Clara menjawab dengan bibir maju satu centi. "Tapi aku terus memaksa hingga dia tidak bisa menolakku," lanjutnya yang membuat Meira menggelengkan kepala.
"Dasar pemaksa. Kau itu boleh suka dengan dia, tapi jangan berlagak murahan seperti ini, dong!"
Clara menaikan pandangannya untuk menatap Meira di sana. "Memangnya apa yang kau lakukan ini terlihat seperti murahan, ya?"
"Bukan murahan tapi mendekati murahan. Jika kau menawarkan tubuhmu mungkin sudah dikatakan kau murahan."
Memang Meira adalah satu-satunya wanita yang memiliki mulut yang paling manis sedunia. Tidak akan tanggung wanita itu akan mengatai Clara murahan walau faktanya mereka adalah teman dekat. Beruntung saja Clara sudah mengenal Meira sejak kuliah, hingga sulit untuknya merasa tersinggung dengan segala ucapan wanita itu. The real bestie, huh?
"Yang jelas, aku tidak akan berhenti untuk melakukan semua ini untuk Aldrian. Aku hanya ingin membuatnya nyaman denganku, dan dengan begitu dia bisa menerimaku apa adanya," kata Clara yang jelas mengundang tanda tanya untuk Meira.
"Apa adanya? Maksudmu Aldrian akan menerima cintamu walau kau adalah bad bitch, begitu?"
Yah, mungkin seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Bitch
Romance[MATURE] Clara Quinn adalah wanita yang pada awalnya hanya bergantung dengan uang. Seluruh hidupnya ia habiskan untuk mengumpulkan uang demi memenuhi segala kebutuhannya. Namun, seketika hidupnya berubah ketika bertemu seorang pria bernama Aldrian...