Run

4.6K 415 36
                                    

"Nanti aku ketemu kamu di depan ya sayang?"

"Iya, i'll wait for you."

|
|
880510jc
Present
Run
|
|


Hangyul memang bajingan, ia bahkan tidak bisa dilacak dimanapun. Tidak mungkin Seungcheol menghubungi orang-orang yang bekerja di bidang hitam bersamanya hanya untuk menanyakan dimana saja property milik Hangyul.

Sama saja dengan bunuh diri, mereka pasti akan penasaran. Seorang Choi Seungcheol menanyakan Hangyul? Apa yang Seungcheol cari dari seorang Hangyul?

Kesabaran Seungcheol sudah hampir habis, ingin rasanya ia berteriak dan menghajar semua orang yang berada di ruangan ini. Seoul kota yang cukup besar, 5 jam ia tidak dapat petunjuk apapun menurutnya sangat keterlaluan. orang-orang yang bekerja di bawahnya adalah orang-orang yang memiliki kompetensi di atas rata-rata.

Tetapi menemukan Jeonghan saja tidak bisa, Seungcheol bisa murka.

"Brengsek!"

Kepala Seungcheol berdenyut hebat, urat-urat di sekitar leher dan lengannya sudah dapat memperlihatkan bagaimana emosinya saat itu. Ia selalu mengecek ponselnya, menunggu sekecil apapun informasi. Ponsel Jeonghan ditemukan di pinggir jalan, di sebuah persimpangan.

Seungcheol terkejut saat ponselnya berbunyi.

Seungcheol mengenggam erat ponselnya, di foto tersebut Jeonghan seperti tidak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seungcheol mengenggam erat ponselnya, di foto tersebut Jeonghan seperti tidak sadarkan diri. Tanpa membuang waktu ia segera mengambil jaket dan kunci mobil.

"Boss?!" Hoshi berbalik, pasalnya ia sudah mendapatkan cctv di sekitar tempat Hangyul menyekap Jeonghan.

"Awasi aku." Hanya itu yang di ucapkan Seungcheol sebelum ia menghilang di dalam lift menuju basement, Seungcheol memastikan jalanan yang akan ia lewati terpasang cctv semua hingga nanti semua anak buahnya dapat mengetahui dimana posisinya.

***

Jeonghan terbatuk, kepalanya terasa sangat pusing dan tatapannya kabur. Ia mencoba mengangkat kepalanya yang terasa sangat berat.

"Hhhn!" Jeonghan terkesiap, pasalnya sebuah tangan besar kini sudah berada di lehernya, mencengkram erat berusaha memutus pasokan oksigen kedalam paru-parunya. Jeonghan berusaha melepaskan cengkraman tangan tersebut, ia berusaha melawan.

"L-Lepaskan." ujarnya, tetapi bukannya melepaskan yang ia rasakan cekikan itu semakin erat dan bibir Jeonghan terbuka berusaha meraup oksigen. Telinganya berdenging, dan matanya hampir memutih semua. Tetapi yang ia dengar hanya sebuah tawa sebelum akhirnya cekikan itu terlepas.

Jeonghan terbatuk, ia meraup oksigen secara cepat, membuat lehernya terasa panas dan dadanya bergemuruh hebat. Lehernya terasa sangat sakit, sudah pasti ada memar disana.

The Mafia || Jeongcheol [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang