AMA melihat arloji 'pemberian' salah satu sponsor yang melingkar manis di tangannya.
Sudah pukul delapan malam, sampai kapan ia harus menunggu?
Kalau saja ini bukan permintaan langsung dari Bu Presdir, dia tidak akan sudi menghabiskan waktu berharganya di sini, di sebuah ruangan privat restoran paling ternama seantero Kwangya bersama Bu Presdir dan manajernya.
"Kita mau ketemu siapa sih, Bu Presdir?"
Yang ditanya hanya tersenyum melihat gadis muda itu perlahan kehilangan kesabarannya,
"Sebentar ya, nak. Suami ibu bilang mereka terjebak macet di jalan. Kita mulai makan duluan saja."
Ama hanya bisa menghembuskan napas berat,
huh! Seberapa penting sih orang ini, sampai Bu Presdir rela menunggu lebih dari 45 menit?
Mereka baru saja menyelesaikan makanannya ketika orang yang ditunggu-tunggu datang.
"Jalanan Kwangya ini ramai sekali, edan! Maaf ya? Ama jadi menunggu lama."
Pak presdir datang bersama seorang laki-laki,
"Kita langsung mulai aja ya? Ama tahu band Minutes? Ini vokalisnya! Deon, gih perkenalkan diri kamu."
Lelaki yang bernama Deon itu nampak gugup, ragu-ragu mengulurkan tangannya kepada Ama,
"Saya Gideon, mbak.. Biasa dipanggil Deon."
Saat Ama menjabat tangan lelaki itu, tangannya dingin dan berkeringat. Ama berusaha keras agar tidak langsung membersihkan tangannya dengan tissue yang tersedia di meja.
"Haduh.. Maaf ya Ama, Deon grogi sekali. Baru pertamakali bertemu artis besar seperti Ama."
Ama tersenyum, memperhatikan orang yang saat ini duduk dihadapannya. Sejujurnya, penampilan Deon tidak buruk, tubuhnya tinggi menjulang, bahu dan dadanya bidang, dibanding beberapa aktor yang pernah beradu akting dengannya, Deon jauh lebih tampan.
Suara Bu Presdir menyadarkan Ama dari lamunannya.
"Jadi begini, Ama.. Suami saya ini produser utama Minutes, sebenarnya mereka semua sangat bertalenta, musik yang mereka hasilkan juga selalu berhasil diputar dibeberapa radio. Penggemar mereka juga sudah cukup banyak, tetapi.."
Bu Presdir melirik Deon sebelum melanjutkan perkataannya,
"Masalahnya, akhir-akhir ini media seringkali memberitakan Deon yang kurang baik. Kami khawatir perjuangan semua anggota band dan suami saya sebagai produser utama, kacau karena berita-berita itu. Karena kan, Deon adalah wajah utama band tersebut, semua citra band bergantung kepadanya."
"Lalu? Apa hubungannya dengan Ama, Bu?"
Bu Presdir meraih tangan Ama dan menggenggamnya erat,
"Tolongin Ibu, ya? Bantu Deon memperbaiki reputasinya kembali."
Ama beranjak pergi, tanpa menghiraukan teriakan Bu Presdir yang memanggil namanya.
***
Gambaran perbedaan berita Gideon dan Amaryllis.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA
FanfictionAMARYLLIS atau lebih dikenal dengan 'Ama' adalah seorang aktris muda yang telah lama berkecimpung di dunia layar lebar. Meskipun usianya masih muda, sudah banyak penghargaan yang ia dapatkan. Peran 'wanita lugu' seakan-akan telah menjadi bagian dari...