Last call pt. 2

106 58 102
                                    



Happy Renjun Day !!! ❤️😙🎉🥳🎊❤️

Semoga Renjun bahagia, sehat selalu dan makin sukses. Amin.



Klik tombol bintang yang ada di pojok kiri bawah!

Happy reading!


.

.

.

Malam hari pun sudah tiba ...

"Mama, Hyunjin sudah sikat gigi. Hyunjin tidur duluan ya ma," izin Hyunjin kepada Nayeon.

"Iya sayang, have a sweet dream," ujar Nayeon dengan penuh kehangatan.

"Thank you mom, you too," balas Hyunjin sambil tersenyum.

"Papa, Hyunjin tidur duluan ya," tutur Hyunjin kepada ayahnya.

"Iya, awas kalau ketahuan kamu malah lagi main game," ancam Minhyun yang dibalas cengiran oleh Hyunjin.

"Hehehe ..." tangan Hyunjin membentuk peace lalu Hyunjin pun naik ke lantai 2 dan masuk ke kamar tidurnya.

Ckrek

"Huh ..." Hyunjin mengelap tangannya yang berkeringat sekilas lalu membuka pintu lemari pakaiannya untuk mengambil baju tidur.

"Tolong ..." suara itu kembali terdengar, namun tenang saja karena Hyunjin sudah berumur 19 tahun dan sudah sangat terbiasa akan suara aneh itu.

"Ya ya ya terserah kamu," jawab Hyunjin secara asal karena sudah bosan dan jengah disaat yang bersamaan.

Tangan Hyunjin sedang bergerak ke sana kemari mengorek-ngorek lemari pakaiannya.

"Malam ini mau pakai baju tidur yang mana ya?" Hyunjin tampak sedang berpikir.

Senyuman Hyunjin mengembang lebar ketika netranya menangkap sesuatu yang menarik.

"Aha! Yang ini saja, pas sekali dengan cuaca yang sedang gerah," pekik Hyunjin dengan riang.

Hyunjin pun hendak mengambil baju tidur yang cukup tipis dan berbahan lembut.

"Eoh? Kenapa nyangkut?" bingung Hyunjin.

Kedua tangan Hyunjin menarik-narik bagian piyamanya yang dikira menyangkut itu.

Brukkkkk

Tak disangka-sangka, tangan Hyunjin malah ditarik oleh sesuatu yang tidak jelas rupanya hingga meninggalkan bekas cakaran di punggung tangan Hyunjin. Bahkan Hyunjin terjatuh karena kaget saat ditarik seperti itu.

Srattt

Jleb

Hyunjin ditarik kembali dan bisa merasakan beberapa cakar kecil tengah menancap di punggung tangannya, Hyunjin hanya bisa meringis sambil memberontak hingga dagingnya semakin terbuka lebar dan cairan merah mengucur deras.

Sesuatu itu masih saja tidak mau melepaskan tangan Hyunjin, tidak peduli sekeras apa pun Hyunjin mencoba untuk mencabut cakar-cakar kecil itu dari punggung tangannya.

Sedikit demi sedikit air mata Hyunjin mulai menguasai sekitar kelopak matanya namun masih belum ada satu pun tetesan yang terjatuh.

"K-kumohon ... Lepaskan aku ..." pinta Hyunjin yang semakin kehilangan tenaga, pikiran negatifnya sudah berkecamuk hebat dan merajarela diri Hyunjin.

Fantasy Hyunjin (Oneshots)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang