Episode 02 - Member Gue Butuh Lo

31 5 2
                                    

Rasel sedang menikmati secangkir kopi hangatnya di Malam hari, tugas-tugas sialan yang terus menghantuinya ini membuatnya mau tidak mau luluh juga untuk membuka laptop dan segera menyelesaikan nya.

Apartemen Rajendra bisa dibilang sangat sepi karena cowok itu sedang keluar entah kemana, karena kalau ada Andra, sebutan Rasel untuk temen nya itu, mana bisa ia mengerjakan tugasnya dengan tenang. Pasti ada saja ulah cowok itu untuk mengganggu Rasel seperti contoh : memuaskan hasrat seorang Rajendra.

"Anjing gue muak banget ngerjain tugas kampus, Dosen sialan ngasih deadline gak ngotak," Gerutu Rasel sembari jemarinya terus bergerak lincah menari di atas keyboard laptop dengan logo apple hadiah dari Andra waktu ulang tahunnya lalu.

Ya Andra sih baik sebenernya, cuma namanya benefit pasti ada dong nilai plus plus material seperti tadi contohnya. Nah, tugas Rasel ya cuma 'melayani' cowok itu.

Clek!

Pintu terbuka dengan terburu menampilkan wajah Andra yang memerah, Rasel tebak ia mabuk. Haduh apalagi kali ini yang membuat Andra pulang-pulang dalam keadaan seperti ini lagi setelah sekian lama.

"Sel! Rasel!," Panggil Andra sambil berjalan sempoyongan, ia memegangi kepalanya yang terasa sangat pening. Sial efek alkohol yang ini membuatnya muak tapi ia juga tidak bisa berhenti menegak minuman berdosa itu.

Rasel menghampiri Andra yang sedang tergulai lemas di sofa ruang tamu, cowok itu memejamkan mata namun tangan nya terus bergerak memijat pelipisnya sendiri sambil meringis.

"Kali ini apalagi?," Tanya Rasel halus, tangan halusnya mengantikan tangan Andra untuk memijat pelipis cowok ganteng itu dengan telaten.

"Gak sengaja liat Navara ciuman sama pacarnya pas gue ke Rumahnya, anjing dari sekian banyak timing kenapa gue harus ketemu pas ciuman dah nyet. Ahh enak banget Sel pijetan lo!," Andra bercerita sambil tetap memejamkan matanya namun dengan raut yang benar-benar kesal. Hah Navara sialan itu lagi....

Navara, cinta pertama Andra yang sampai sekarang masih dikejarnya. Mau ada acara sepenting apapun kalau Navara sudah memintanya untuk datang maka Andra akan datang dalam hitungan menit. Itulah yang membuat Rasel kesal karena Andra tidak juga buka mata kalau Navara semata-mata hanya memanfaatkan dirinya. kalau kata Rasel, Andra itu ganteng doang tapi otaknya gak dipake.

Ketika ia membuka mata, netranya baru saja menyadari kalau penampilan Rasel sekarang membuatnya tidak karuan. Bagaimana tidak, Rasel hanya mengenakan strapless bra dibalut dengan celana bahan hot pants, entah ini efek tipsy atau tidak tapi dimatanya sekarang Rasel sangat menggugah selera seorang Rajendra.

"Sel?," Panggil Andra dengan suara beratnya.

"Hm?," Jawab gadis eits udah bukan gadis sih kayanya. Rasel sedikit menatap curiga ketika mimik wajah Andra berubah 180 derajat.

"Member gue kayanya butuh lo," Rasel mengangguk, detik itu juga ia berlutut di hadapan Andra yang sedang duduk di sofa. Ia mengikat rambut nya asal sedangkan Andra dengan tidak sabar membuka resleting celana jeansnya sambil membuka kedua pahanya lebar-lebar.

Rasel memulai aksinya dengan telaten, 3 tahun bersama Andra hal ini bukan persoalan sulit baginya. Sudah menjadi rutinitas mereka berdua kalau lagi sama-sama mau.

Andra menjambak rambut teman benefitnya ini untuk mempercepat pelepasannya, "Sshh Ahh Sel enak banget fuck,"

• Paradigma •

Rasel menyiapkan sarapan untuknya dan Andra, membuat teh hangat karena semalam cowok itu pulang dalam keadaan mabuk dan hati yang tidak baik.

"Pagi cantik!," Sapa Andra sambil memeluk Rasel yang sedang berkutat dengan peralatan dapurnya, Andra menyandarkan kepalanya pada bahu Rasel dan menghirup aroma yang keluar dari perpotongan leher wanitanya.

"Dra, geli ah! udah duduk aja tungguin mateng gausah ganggu gue," Titah Rasel membuat Andra mau tidak mau menurut karena takut diamuk lebih jauh.

"Servis lo enak banget, as always. Ntar malem kaya biasa ya, udah lama nggak," Ucap Andra bermaksud meminta jatahnya pada Rasel.

Benefit yang benar-benar benefit, mereka bahkan sudah berkali-kali melakukan kegiatan ini seolah menjadi rutinitas yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Ya remaja yang sedang beranjak dewasa pasti membutuhkan hal-hal yang seperti ini kan.

Dan bagi Rasel, tidak ada yang bisa ia lakukan selain menuruti keinginan cowok itu. Selain karena alesan Rasel diuntungkan secara material dan rohani, ia juga sadar akan perasaan yang lama kelamaan tumbuh tidak sengaja ketika dirinya dan Andra tinggal di satu atap yang sama.

Namun Rasel tau perasaan nya tidak akan pernah terbalas bahkan ia sudah bertekad tidak akan mengungkapkan nya pada Andra karena takut hubungan pertemanan nya rusak dan mereka akan menjadi canggung. Terlebih ia sadar kalau disini hanya dia yang jatuh sendirian.

"Siap Pak Bos! tinggal minta bagian gue aja ya," Ucap Rasel sambil menaruh pancake di atas piring Andra dan piring nya sendiri sembari tersenyum manis.

"Lagi pengen apa si lo, sumringah banget gue liat-liat," Tanya Andra heran begitu melihat perubahan ekspresi Rasel.

"Kali ini lo harus ngorbanin mobil Porsche kesayangan lo buat gue!," Kata Rasel membuat Andra tersedak tiba-tiba. Apa maksudnya ngorbanin?

"Tai! ngorbanin maksudnya apaan ye,"

"Dra, lo tau kan nanti malem gue duel sama siapa? Karel. As every one know dia tergila-gila banget sama gue kan, dia minta tubuh gue buat taruhan nya ya jelas gue gamau makanya pinjem mobil lo sedangkan kalo gue menang gue bakal dapet ducatti dia bayangin ducatti Dra, gue gabakal bisa nolak kesempatan itu!," Jelas Rasel membuat Andra naik pitam.

"Anjing apa-apaan taruhannya badan lo, nggak ya! ambil mobil gue sana buat taruhan. Yang bisa nyentuh lo cuma gue! orang lain gak pantes dapetin lo inget itu ya Sel," Tegas Andra membuat hati Rasel sedikit menghangat.

Rasel kira Andra akan menolak permintaan nya mentah-mentah karena mobil Porsche Andra itu lebih berharga dari dunia ini menurut cowok berandal itu. Andra kalo sudah menyangkut Rasel memang posesif abis, bahkan dia pernah bilang siapapun yang mendekati Rasel harus lolos tahap seleksinya, namun sampai sekarang belum pernah ada yang lolos.

"Mau lo menang, mau lo kalah terserah! asal lo aman. Tapi gue mau nonjok Karel ntar liat aja, abis dia ditangan gue," Gerutu Andra sambil mengunyah pancake nya dengan sebal.

"Ututututu lucu banget kalo lagi emosi, doain aja biar gue menang trus gue dapet ducatti bayangin ducatti Dra ibaratnya apartemen berjalan itu mah!," Sumringah Rasel menepuk-nepuk bahu Andra dengan semangat.

"Sakit Sel ah! tapi ntar malem lo yang abis gue gempur," Ucap Andra santai membuat Rasel menciut seketika.

Haduh bisa-bisa ia tidak bisa berjalan dengan baik selama seminggu kalau begini caranya.

to be continued


Paradigma ®Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang