❝ raja , ratu , dan tuan putri ❞

377 55 43
                                    

"Kelihatan paling terang ya? Senyumnya, tawanya, tingkahnya. Bunga, kupu kupu, awan, bahkan langit aja jatuh cinta"

—father's story—

.

.

.

3 tahun

Gempa masih sedang melipat sajadahnya kala sebuah lengan kecil tiba tiba memeluk kakinya. Pemuda tampan itu baru saja selesai dari sholat subuhnya, hendak menyusul sang istri ke dapur namun urung karna pelukan di kakinya.

Tawanya mengudara pelan melihat anak gadisnya duduk dengan wajah yang tampak mengantuk, menempelkan pipi pada tungkai kirinya.

Yang lebih tua merunduk, membawa si anak pada gendongan membuat korban digendong tersentak dan gagal masuk ke alam mimpinya kembali. Bibir tipis mungil itu mengerucut. Sebal karna bunga tidurnya tak jadi di jemput berkat aksi tiba tiba yang menggendongnya barusan.

"Ini nih, si pinter yang tadi bangunin papa buat sholat kenapa malah ngantuk? Tadi aja ketawa ketawa dudukin punggung papa" ujar si ayah sembari mengusakkan wajahnya pada perut sang anak, membuat yang terusak kegelian dan tertawa senang.

"Paaa"

Gempa masih asik mengusakkan wajahnya. Tak peduli dengan tawa sang anak yang kian mengeras.

"PAAAAAA"

Teriakan Kristal makin menjadi berkat ayahnya yang tak kunjung berhenti. Kaki sudah menendang nendang udara, berusaha lepas dari sang ayah yang mana malah membuat yang lebih tua makin gemas.

"HUAAA, PAPAAAA"

Tak tahan, si kecil menangis. Membuat Gempa tertawa kecil. Anaknya tidak rewel kok, di sayang sayang nanti juga diam.

"Geeem, anaknya jangan dijailin ih" suara lembut sang istri terdengar setelah suara pintu kamarnya terbuka. Ia membawa dua gelas teh juga segelas susu—untuk anaknya.

Yang tampan balas tersenyum tanpa dosa. "Anaknya lucu, minta dijailin terus" adunya. Dewasa yang lain menggeleng pelan, mengambil alih Kristal dari gendongan suaminya setelah meletakkan nampan di atas nakas kamar.

Kristal menyandarkan kepalanya pada leher sang ibu, tersenyum lebar kala yang cantik itu memberikannya segelas susu favoritnya.

"Susuuuu"

Gempa tersenyum, ia mengambil segelas teh juga dan duduk bersandar pada headboard kasurnya. Memperhatikan interaksi dua orang tersayangnya, yang satu tertawa dengan mulut yang berbekas susu, dan yang satu lagi mengusap dengan sabar sembari mengajak yang kecil berbincang.

Gempa jadi penasaran, apa ini yang dirasakan oleh ayahnya saat pertama kali memiliki anak?

"Dah maa" tangan kecil Kristal terulurkan hendak mengembalikan gelas plastiknya.

Sang ibu tersenyum, mengusap bibir anaknya untuk terakhir kali sebelum menerima gelasnya. "Pinter banget anak mamaa" setelahnya mengecup pipi tembam anaknya.

Yang paling kecil tertawa, tangannya menahan pipi yang cantik dan balas menciumi pipinya.

"Mama, cantik!"

Gempa tersenyum kecil. Pujian untuk istrinya itu tak pernah absen terucap dari anaknya. Mungkin terbiasa mendengarnya selalu memuji istrinya.

"Maa, paa"

Ini anaknya hobi sekali bicara. Gempa menggeleng pelan sebelum menanggapi panggilan dari anaknya itu.

"Iyaa, sayangnya papa mama mau apa?" tanya sang ibu, memperbaiki duduk anaknya agar berpangku menghadapnya. Gelas tadi sudah berpindah tangan pada Gempa.

[03] father's story ; gempa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang