Satu tahun hubungan itu berjalan, sedikit banyaknya Kanala tau kebiasaan dan sifat kekasihnya itu.
Jika semua orang mengatakan Jihoon pria yang tangguh, cool, bijak, maka itu tidak berlaku saat ia berada di sekitar Nala. Karena lelaki itu akan berubah dalam sekejap menjadi anak kecil yang manja, tengil, posesif, clingy, dan ngambekan.
Jihoon tidak se-perfect yang orang-orang bicarakan. Yang selalu berkoar betapa beruntungnya Kanala memiliki pria itu.
Karena nyatanya tidak seindah itu. Apalagi dengan kejadian beberapa bulan belakangan ini.
Jihoon berubah menjadi sosok yang sensitif saat Nala ber-urusan dengan laki-laki manapun di kampusnya. Terutama jika orang itu Yoon Jaehyuk.
Nala akan lebih banyak lagi melihat sisi dari Jihoon yang selama ini belum pernah lelaki itu tunjukkan padanya.
"Ji bentar lagi aku magang, menurut kamu, aku enaknya cari yang dalem kota apa luar kota aja ya?" Tanya Nala dengan pandangan yang masih fokus pada layar ponselnya.
"Ji...?"
Tak mendapatkan jawaban, akhirnya Nala menoleh dan mendapati Jihoon tengah mengenakan headphone sembari sesekali menghentakkan kepalanya mengikuti alur aransemen musik yang tengah ia kerjakan.
Nala lantas mendengus kasar, "Pantesan budeg" sungutnya.
Disini lah kedua insan itu kini berada. Studio kecil berdominasi warna hitam, yang di sebagian dindingnya di tempel beragam sticker lucu warna warni maha karya Kanala, hingga membuat nuansa ruangan tersebut tabrakan.
Nala meletakkan ponselnya di atas meja, kemudian menghembuskan napasnya perlahan. Sorot tajamnya masih begitu fokus memandangi punggung lebar Jihoon dengan seksama.
Jihoon dan musik adalah hal yang sangat sulit untuk di pisahkan, meskipun pada akhirnya nanti pria itu akan tetap meninggalkan hal tersebut. Namun tak melunturkan sedikitpun senyum manisnya setiap kali ia mengotak-atik layar monitor tersebut.
Perlahan Nala beringsut mendekat kemudian berdiri sembari memeluk leher pemuda itu dari belakang.
"Serius banget sih" gumam Nala sedikit menyentak Jihoon dari kegiatannya.
Mendapati Nala yang tiba-tiba memeluknya seperti itu lantas membuat Jihoon melepaskan benda yang menutupi telinganya, kemudian mendongak menatap paras cantik sang kekasih sembari tersenyum tipis.
"Ngerjain apa sih, Ji? Aku ngomong sampai gak di dengerin" tanya Nala kembali.
Jihoon terkekeh melihat raut Nala yang merengek kecil. Dengan pelan di tariknya tangan sang gadis dan membawa tubuh mungil itu duduk di atas pangkuannya.
Nala menurut. setelah duduk dengan nyaman, Nala pun mengalungkan kembali tangannya ke leher Jihoon, mendekap hangat tubuh pria itu dari depan.
Aroma khas dan lembut dari tubuh dan surai Nala menguar ke indra penciuman Jihoon, memberi sensasi nyaman baginya.
"Bang Hyunsuk dapet proyek gede yang, jadi dia ngajakin aku buat ikut ngaransemen lagunya"
Nala sontak mengurai sedikit pelukan mereka menatap tidak percaya ke arah Jihoon. Jika lelaki itu sudah mengatakan proyek besar, maka bisa di pastikan nominalnya bukan main-main.
"Oh ya?! Berarti nanti dapet duit banyak dongg!" Seru Nala dengan sorot penuh binar.
Jihoon tertawa gemas melihat raut wajah gadisnya, "Iya, buat modal kawin" ucapnya yang di balas pukulan kecil oleh Nala.
"Nikah Ji, nikahhhh!" Sungutnya.
"Sama aja sayang..."
"Bedaaaaaa"
KAMU SEDANG MEMBACA
O & E (JIHOON TREASURE)
FanfictionOCEAN & ENGINES "Kalau tau rasanya mencintai kamu bakal sesakit ini, lebih baik aku menyerah dari dulu, Ji" -Kanala "Rencana Tuhan itu emang gabisa di tebak. Hari ini gue bisa secinta itu sama lo... besoknya? Gue bahkan ingin menghapus nama lo dari...