Dengan segala pertimbangan, sang Author mempersembahkan sebuah buku random ✨
Enjoy-!
.
.
.
Pagi menjelang siang, entah kenapa seluruh anggota keluarga Danuarta bangun sedikit telat.
"Duh, kok gue kebelet? Bukannya tadi malem gue udah pipis, yah?" Zahra, anak tengah yang baru saja berumur 19 tahun itu bangun dari tempat tidur dan langsung masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam kamar tidur nya.
"Lega banget deh, tumben, belum ada yang bangun," cibir Zahra.
Ia turun dari tangga dan langsung membuka kulkas, mencari yoghurt kesukaan nya dan memakannya bersama sereal.
"Pagi! Zidan yang ganteng kelewat ganteng nya Bang Zino udah bangun!" Zidan, si anak bungsu itu turun sembari mengibaskan rambut nya. Katanya, biar kayak cowok korea.
"Dih, masih gantengan Bang Zino daripada elu!" Sembur Zahra.
Begitulah kenyataan nya adik kakak dalam sebuah keluarga, ribut.
"Ganggu mulu, tau gak sih, dari malem Bang Zino habis lembur. Bisa gak sih, diem satu hari aja? Pengen tidur tapi susah nya minta ampun," Zino, si anak sulung itu berjalan dengan penampilan acak-acakan.
"Ada iler nya, tapi kok, lu masih ganteng, Bang?" Zino keselek, buru-buru menghapus jejak air yang keluar dari mulut nya.
"Kok ga bilang, sih? Abang ganteng, ya? Pasti dong!" Zidan memasang muka ingin muntah, ia sangat ingin bermusuhan dengan si kakak yang sudah pasti kelihatan ganteng nya.
"Hari minggu, 'kan sekarang? Yok, main di kolam!"Zahra mengusulkan, Zino mengiayakan dan Zidan hanya ikut apa saja perintah dari Zahra.
"Okee! Gue ganti baju dulu!" Zahra ingin berlari menuju kamar untuk berganti baju renang. Namun sayangnya, badan mungil miliknya ditahan oleh tangan Zino yang kuat.
"Gausah, ngapain coba ganti baju. Udah, pake itu aja, ga bakal ada orang lain kok," Zino menggendong adiknya dan tanpa aba-aba langsing di ceburkan dalam kolam.
"BANG ZINOOOO!" Zahra teriak tanpa mengkondisikan suaranya. Untung saja, jendela kedap suara sudah ditutup. Kalau tidak? Sudah pasti trio Z itu akan dimarahi.
"Ribut banget, aelah. Yok, belajar renang!"
***
"Siang semua~ Maaf, ya. Mama telat bangunnya, hehe," Mama Elvanny datang dengan membawa jus jeruk ditangannya. Omong-omong, trio Z masih berenang hingga jarum jam menunjukkan pukul 11.30
"Makasih, Mah!"
"Sama-sama, Mama mandi dulu ya, kalau papa udah bangun. Suruh ia untuk perbaiki pipa air mancur yang di halaman belakang. Kemaren bocor."
"Oke Mah!"
***
3 sampai 5 jam kemudian, trio Z itu bermain playstation dengan mie buldak sebagai camilan.
"Kalah, lu, Dan! Kalah!" Ejek Zino, Zidan pun tak terima. Ia ingin sekali rasanya untuk memukul si kakak yang tak tau diri.
"Marah? Jangan moody an deh lu. Yah, abang tau lu masih umur 16 setengah, tapi jangan terlalu moody an."
"Bang Zino! Jangan bilang Bang Zino mau manggil Zidan bocil lagi? Zidan ga suka!" Rengeknya.
"Lah, apa yang salah coba. Secara, bocil itu kan singkatan dari 'Bocah Kecil'. Juga, lu 'kan anak kecil," Zino terkikik Zahra pun bergitu.
"Oke, fine! Zidan ga mau main lagi sama bang Zino! Masih mending kalau main salon-salonan dengan kak Zahra!" Zidan bangkit dari duduk nya dan langsung menuju ke kamar nya.
"Bang Zino ngeselin, bisa ga ya, kalau Zidan jadi anak pertama? Pasti enak," Zidan berangan-angan.
"Mending nge-chat temen trus main di lapangan aja deh! Gabut banget dirumah."
***
TBC
Hai? Ada yang baru dateng?
Semoga bisa suka, ini book perdana:)
13-07-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Trio Z
Teen FictionSi kakak sulung yang tsundere tapi ganteng, si adek tengah yang bandel tapi cantik, dan si adek bungsu yang kelakuannya bocilable. Trio Z, saudara yang super duper banyak tingkahnya. Sedih, marah, bahagia, jatuh cinta, patah hati pun harus bersama...
