Penantian

7 0 0
                                    

Flashback satu bulan lalu:

{ setelah kematian sang ayah ray, sekarang ray menjadi anak yang sangat pendiam dan tidak seperti biasanya kembali. Satu minggu berlalu Zayn yang sering menemani ray di rumahnya agar keluarga ray tenang dan bisa mengikhlaskan kematiannya, hujan pun turun dengan derasnya di sertai petir yang cukup menggelegar membuat mereka terkaget, tetapi hal itu membuat ray menangis mengingat kenangan hujan bersama ayah nya dan dimana berita kecelakaan ayahnya saat hujan tiba membuat ray menjadi amat sangat takut kepada hujan. Zayn pun menengok ray yang sudah berada di pojok kamarnya dengan menutup telinga, muka ray yang amat sangat ketakutan dengan wajah yang basah air matanya, Zayn pun segera menenangkan ray tersebut dan segera memeluk ray yang sedang ketakutan}

 Zayn pun menengok ray yang sudah berada di pojok kamarnya dengan menutup telinga, muka ray yang amat sangat ketakutan dengan wajah yang basah air matanya, Zayn pun segera menenangkan ray tersebut dan segera memeluk ray yang sedang ketakutan}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga ray, are you okay?, sinih biar saya hangatin kamu" dengan khawatir memberikan sebuah pelukan hangat dari zayn

"Mass, aku benci hujan.... Kenapa harus orang yang aku sayang harus pergi disaat hujan turun..... " ray yang menangis dengan suara yang tersedu-sedu

"Ray, hujan itu anugrah, sedangkan kematian itu adalah takdir, kita tidak bisa mengubah takdir seseorang, takdir bukanlah nasib yang bisa kita ubah semau kita, paham kan, jadi takdir juga udah ada yang mengatur, saya gak akan pergi kemana-mana kok, saya akan berada di keluarga ray" ucap Zayn

"Mas janji kan sama ray, gak kan ninggalin ray sama mamah" jawab ray yang mempercayai Zayn

"I'm promise, can you Believe me? "
Ucap Zayn

"Yes, i'm believe you, thanks for help my famly, tanpa mas aku mungkin dah pasrah dengan keadaan" mempercayai Zayn

"Dah dah ayok, kita keluar, cuci muka dulu" ajak Zayn

{Ray dan Zayn pun keluar dari kamar nya dan sekarang mereka sedang berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang hingga ketiduran.
Ray pun mulai berangkat ke kampus untuk mengikuti kegiatan harinya seperti biasa, dalam kondisi hati yang masih sakit, akan tetapi ray tetap menahan tangisan nya}

"Saya tinggal ya, saya cuma bisa antar ray sampai depan doang gapapa kan? Ucap Zayn

" ya gapapa kok mas, makasih ya mas, ray masuk dulu, byeee " jawab ray dan pergi meninggalkan Zayn

{setelah sampai di kampus, Teman-teman ray langsung menghampiri dan memeluk ray}

"Ray, turut berdukacita ya, aku tau kamu orang nya kuat, kamu harus bisa jadi orang hebat dari ayah mu, ayah mu nanti pasti akan bahagia disana, percaya deh sama aku" ucap lala teman ray dan teman-temannya yang lain

"Makasih ya, cuma kalian yang mungkin aku bahagia dan mamah, aku gatau harus apalagi, ya semoga aku bisa melewati hal ini" ucap ray sambil memeluk balik temannya

{Kelas pun di mulai, ray yang kondisi pipi masih basah akibat air mata yang membasahi nya, tetapi ray bisa mengikuti pembelajaran apa yang dosen berikan cepat di tangkap oleh ray. Setelah kelas berakhir teman-teman ray mengajak nya mereka main, tetapi ray menolak dan ingin segera kembali kerumah nya, ia berjalan keluar dari gedung kampus, dan melihat Zayn yang sudah menunggu nya. }

RAIN.    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang