Capek Mental

7.1K 1.2K 314
                                    

"Astaghfirullah" ibunya Geonhak sampe rasanya mau nangis nahan emosi, "kok ya tega banget wi lho sama anak sendiri"

Mereka baru selesai sholat subuh, dan berhubung Ireh masih tidur, jadinya waktu ini dimanfaatkan Geonhak buat ngelurusin omongan anaknya kemarin yang bikin bingung satu keluarga.

Cowok Rembang itu ngelirik suaminya yang masih biasa aja, mukanya santai aja kayak biasa. "mbuh. wong edan." (ga tau tuh. Orang gila) Geonhak akhirnya ngatain mertuanya sendiri

Seoho yang biasanya cengengesan, akhirnya bingung harus ngerespon gimana di situasi kek gini.

Jadi dia senyum tipis, "gapapa buk... Udah biasa"

"Mbok ojo menormalkan itu. Itu tuh ga baik lho." ibunya Geonhak ngebales cepet, "kalo kebiasaan ditumpuk dan ga ada penyelesaian, yang rusak tuh badan sama pikiranmu lho."

Seoho diem. Kadang dia lupa, biarpun umur orangtuanya Geonhak ga beda jauh sama orangtua dia, pendidikan mereka beda jauh. Jadi, masuk akal kalo misalnya keluarga Geonhak lebih terbuka cara pikirnya ga kayak orangtuanya.

"Iya sih" Dia akhirnya ngebales gitu doang

Ibuknya Geonhak ngelanjutin, "Bukan kamu lho yang selingkuh. Ga sepantesnya kamu yang nanggung beban itu semua seumur hidup. Ibukmu ga berhak berlaku kayak gitu."

"Ya sudah... Gini aja..." suara bapaknya Geonhak tenang banget, "Ibukmu ga suka toh sama kamu? Ya sudah.. Itu pemberian Allah, ga bisa diubah. Yang bisa kita atur ya diri kita sendiri"

"Intine opo pak?" (intinya apa pak?) Geonhak nanya ga sabaran.

"Yang dibawah kendali kita ya bagaimana kita mengurus keluarga kita sendiri, kan?" Bapaknya ngomong lagi sebelum ngeliatin Geonhak sama Seoho gantian, "Kalian mau gak, anak kalian didoktrin orang lain?"

"Yo emoh lah!" (ya ga mau lah!)

"Nah.. Makanya, kalau manfaatnya lebih banyak saat kalian di rumah aja, ya sudah, jangan ke Tulungagung--"

"Tapi saya harus berbakti ke orangtua saya, kan pak?"

"Iya, betul.." Bapaknya Geonhak ngangguk, "tapi saling menghargai tuh... ga bisa cuma satu arah doang lho. Namanya aja 'saling', masa cuma satu yang menghargai?"

--^^--

Ngerasa mulai terang, Riki ngulet di futon, terus pindah posisi.

Iya, mereka ga tidur di ranjang. Ini permintaan khususnya Jeongin buat mereka tidur di futon. Soalnya Riki suka bangun lebih pagi dari Jeongin, dan ga kayak bayi kebanyakan yang nangis pas bangun tidur, Riki mah diem aja, langsung turun dari ranjang.

Iya bener, kalian ga salah baca. dia langsung turun dari ranjang.. Gimana caranya?

LOMPAT LAH :D

Makanya yang nangis pagi-pagi bukan Riki, tapi Jeongin :")

OKE! lanjut ke Riki!

Si bayi langsung melek. Di depannya masih ada mamanya yang pules. Sama sekali ga terganggu sama gerakan dia.

RIki ngedip-ngedip lagi, Nginget-nginget... Kemarin tuh dia sebelum tidur ada kepengen sesuatu...

Tapi apa ya? @.@

OH IYA! MAIN! :D

Kemarin kan mamanya janji, kalo dia tidur cepet, besok pagi bisa main lagi :D

Si bayi ngeliat kearah pintu kamar. Keluar ke lorong, enak kali ya? :)

Jadi dia ngerangkak dengan cepet keluar dari futon, dan duduk di depan pintu yang masih ketutup. Dia ngeliatin pintu itu... iNI GIMANA BUKANYA SIH?!

Tap! Tap! Tap!

Flavours of Life (SKZ, WeUs, PK, EnHa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang