Selamat membaca. 🌞
"Liatin aja terus calon jodoh lo, awas jangan sampe jatuh ke tanah tuh mata," goda sahabat Saluna bernama Riri. Seruan suara cemprengnya sanggup membuat Saluna yang sedang duduk di gazebo yang terdapat di taman kampus cukup terkejut, tempat yang sering menjadi berkumpulnya para mahasiswa, hanya untuk sekedar berkumpul atau saling diskusi mengerjakan tugas mata kuliah mereka. Saluna melihat ke arah Riri yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Apa lo bilang, calon jodoh? najis," sahut Saluna dengan nada terdengar sedikit jengkel.
Riri yang mendengar jawaban dari Saluna cukup membuat ia cekikikan dan menimpalinya secara santai, "najis-najis gitu ganteng juga kan Sal?"
"ck, ganteng? lo liat dari mananya Ri, mata lo nggak pindah ke kerongkongan kan? bagi gue dia itu manusia paling menyebalkan yang pernah gue kenal, justru gue tuh heran ya, kenapa manusia kaya Aksa bisa jadi the most populer campus, udah gitu fans dia banyak banget."
"Diliat dari sudut mana pun Aksa memang ganteng Sal, lo si terlalu benci sama dia, makanya hal terbagus dari Aksa tertutupi sama ke bencian lo," imbuh Riri, "Gue kasih tau ya, jadi orang jangan terlalu benci nanti bisa-bisa jatuh hati," lanjutnya.
"Amit-amit jangan sampe deh gue jatuh hati sama dia, bahkan dia bukan termasuk orang yang gue semoga kan di masa depan," jawab Saluna malas.
"jangan gitu lo, kalau dia garis takdir lo gimana? kita gak tau Sal Tuhan mempersatukan dengan jodoh kita dengan jalan dan cara seperti apa."
"Males ah gue bahan dia lagi, kita ke kantin aja yuk, gue laper," ajak Saluna.
"Ayo, kebetulan cacing di perut gue udah pada demo."
***
Disatu sisi Aksa dan ke tiga sahabat nya tengah berada di parkiran motor tak jauh dari taman kampus, menjadi tempat favorit mereka selain kantin tentunya, tempat berkumpulnya mereka saat ini tengah ramai di isi oleh mahasiswa yang baru hadir untuk menimba ilmu. Mereka bercengkrama dan bersendau gurau dengan pembahasan hal yang tak penting.
Aksa yang tengah duduk di atas tunggangan besinya, sedang menertawakan Bima yang mendapatkan sial bertubi-tubi hari ini, bahkan kata-kata sampah tak lepas dari ucapan mereka. Umpatan kalimat yang terlontar dari mereka mampu mengocok perut yang mampu membuat mereka tertawa lepas.
"Eh Sa dari tadi gue perhatiin si Salu liatin lo mulu tuh," ujar Bima yang sedari tadi jadi bahan gibahan mereka.
"Mengalihkan pembicaraan lo," ucap Viola satu-satunya sahabat perempuan mereka.
"Serius gue, jangan-jangan si Salu suka sama lo."
Aksa yang sedang meneguk air isotonik tersedak setelah mendengar perkataan yang di lontarkan oleh Bima.
"Bangkel Lo bikin gue keselek aja," umpat Aksa, dengan tangan yang reflek menepak bahu Bima yang tepat berdiri di sebelahnya.
"Kok gue feeling banget ya kalau lo bakalan jodoh sama dia, apa lagi nyokap sama kakak perempuan lo deket banget sama Salu," ujar Bima.
Aksa memutar matanya malas setelah mendengar celotehan Bima yang mampu membuat gendang telinganya berdengung, tatapan nya beralih pada sosok gadis yang ada di dekatnya. Menatap wajah gadis yang ia sukai sejak masa putih biru, membuat rimet jantungnya berpacu lebih kencang. tanpa sadar seulas senyum tergambar di bibir Aksa.
"Kenapa lo senyum-senyum ke gue?" tanya Viola. orang yang menjadi orang paling cantik di antara mereka bertiga.
"Lagi nimbun pahala gue. Wajah gue 'kan kelewat ganteng Vi, jadi apa salahnya gue sedekah walau pun itu sekedar senyum." ujar Aksa dengan percaya diri, "Seharusnya lo seneng dong di senyumin gue, fans gue aja gak pernah gue senyumin," lanjutnya.
"Sok ganteng lo. Komok pas-pasan aja berasa ganteng," ejek Saga, sahabat sekaligus satu-satunya sepupu yang dekat dengan Aksa.
"Wajah gue emang ganteng bray, dan para mahasiswi Buana Sakti sudah melebelkan itu."
"PD gila lo nyet," timpal Saga.
"Eh nyet, jangan mengalikan pembicaraan deh, pertanyaan gue belum lo jawab," ucap Bima.
Aksa tau pertanyaan yang apa yang di maksud Bima. Hanya saja ia malas untuk membahas hal yang tak penting baginya. "Pertanyaan yang mana?"
"Pertanyaan kalau lo di jodohin nyokap sama Saluna, lo terima apa enggak?"
"ck, gak penting pertanyaan lo." jawab Aksa sekenanya.
"jawab aja bangke, secara nyokap lo deket banget sama Salu, nggak nutup kemungkinan kalau Lo bakal di jodohin," timpal Saga.
"Gak mau lah, gak ada nama dia di list masa depan gue. Hati gue juga sudah terukir sebuah nama yang cantik untuk gue pinang di kemudian hari," jawab Aksa.
"Sok puitis lo, najis," ejek Saga.
Viola yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan ke tiga laki-laki di hadapannya hanya dapat terdiam, dan Wajah gadis itu berubah saat mendengar ucapan Aksa yang artinya dia telah menyukai seseorang. Jujur ada rasa penasarasan di benaknya karna yang ia tau hanya dirinya yang selama ini dekat dengan Aksa. Rasa ke ingin tau nya begitu besar, sampai ia mempertanyakan secara pasti siapa perempuan yang di maksud oleh Aksa, "siapa si Sa cewe yang lo maksud? anak kampus Buana Sakti juga? yah, siapa tau gue bisa bantuin lo PDKT," Ujar Viola.
"Iya, doi anak kampus kita, tapi gue gak akan kasih tau ke kalian siapa dia sekarang. Dan suatu saat nanti setelah gue sukses gue akan lamar dia buat jadi ratu di kehidupan gue, gak perlu PDKT apalagi pacaran yang penting dia sah jadi istri gue, disitu gue ngerasa menjaga kemurnian cinta dan diri gue ke dia, tenang aja pasti nanti kalian akan tau siapa dia."
Begitulah Aksa menjawab pertanyaan Viola, cukup membuat parasahabatnya penasaran.
"Tapi siapa si cewe itu? penasaran banget gue,"
”Cewe itu lo Viola Anjani,” gumam Aksa dalam hati.
"Lo akan tau kok nanti, yang penting lo siap aja," dengan menaikan ke dua alisnya, senyum tengil di wajahnya pun tak luput dari wajah ganteng Aksa.
"Gak asik lo," gerutu Viola. ia memaling kan wajah ke arah lain, entah kenapa mendengar perkataan Aksa membuat rasa gemuruh di dalam dadanya.
"Yah, si jutek ngambek lagi, bakalan lama nih," Ledek Bima.
"Gue foto dulu deh tuh bibir, cemberut gitu bikin tambah montok tuh bibir," canda Saga yang telah mengarahkan kamera handphone ke arah bibir Viola.
"Becanda lo gak lucu," umpat Viola.
"Tuan putri kita merajuk kawan, ya udah sebagai permintaan maaf biar Aksa traktir lo boba dan bakso, secara dia yang udah buat lo BT, gimana setuju gak?" ujar Bima.
Dengan senang hati Aksa membujuk gadis yang bertahta manis di dalam hatinya.
"Gue minta maaf ya, jangan ngambek lagi, jelek bibir lo jadi maju. Gue traktir lo makan sepuasnya, mau?"
Viola menganggukan kepalanya sebagai persetujuan dari bujukan Aksa, "Mau, kalau gitu kita ke kantin sekarang ya."
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan VS
General FictionMenikah sama musuh bebuyutan tak pernah terpikirkan oleh Saluna apa lagi untuk ia semoga 'kan. Tapi garis hidup berkata lain, ia harus menikah dengan Aksara Naraja, hidup bertetanggaan tak membuat mereka akur, bermusuhan sedari kecil membuat mereka...