Happy Reading!
Sesuai janji. Regil menjaga Zea bak ratu di kerajaannya. Setelah beberapa bulan kepergian kakek Zea. Selama itu pula Zea memulai kehidupan yang baru. Zea mulai terbiasa hidup tanpa kakenya yang sekarang sosok itu di gantikan oleh Regil.
Apakah sosok yang membunuh kakeknya sudah tertangkap? Sudah. Tapi si pelaku enggan berbicara siapa yang menyuruhnya. Kini dia terpenjara selama 15 tahun ke depan. Regil masih haru wapada. Pasalnya dalang di balik semua ini masih belum terungkap. Regil masih berusaha.
Hari ini Zea pergi ke sekolah di antar oleh Regil menggunakan mobil. Jika biasanya Regil hanya mengantar Zea sampai halte dekat sekolahnya saja, namun hari ini Regil mengantar sampai depan gerbang sekolahnya Zea. Entah apa yang merasuki cowok itu.
Regil membukakkan pintu untuk Zea dan meletakkan tangannya di atas kepala Zea saat cewek itu keluar dari mobil. Mereka berdua berhasil menjadi pusat perhatian warga sekolah yang hendak masuk gerbang.
"Aaah sweet banget siii?"
"Pinter banget si Zea nyari cowok"
"Anjir, tu cowok ganteng bangey sih? Mana cool lagi. Rapi banget penampilannya."
"Zea cantik, terus itu cowok nya juga ganteng, cocok deh. Tapi lebih cocok kalo sama gue."
Itulah beberapa pujian yang tertangkap indra pendengaran Zea.
"Ck! Apaan sih lo pake acara buka pintu segala? Mau caper?" Tanya Zea kesal.
"Orang cuman mau manjain lo aja kenapa sih?"
"Alay banget sih lo om."
"Heh! Jan panggil gue om ye, gue masih muda!" Sewotnya.
Zea menaikkan sebelah alisnya.
"Lah? Emang lo om gue kan? Kenapa lo sewot?"
"Ya tapi gue bukan om om!"
Sudah cukup sudah pertengkaran itu terjadi. Zea mendorong bahu Regil agar masuk ke dalam mobil dan segera berlalu pergi dari hadapannya.
Setelah berhasil membuat Regil berada dalam mobilnya, Zea menutup pintu mobil. Regil menurunkan kaca dan mengulurkan tangannya kepada Zea.
"Dih! Apaan sih caper banget!" Ketus Zea.
"Salim bege! Gue paman lu!" Titah Regil.
Dengan berat hati Zea menyalimi tangan Regil.
"Assalamualaikum om." Ucap Zea sebelum benar-benar pergi dari hadapan Regil.
"Waalaikum sallam curut!" Jawabnya meski tak terdengar oleh Zea.
Di sisi lain, di dekat pohon ada seseorang yang menatap miris melihat kejadian di depan matanya. Dia hanya tersenyum miring.
***
Setelah bel masuk berbunyi dan kelas Zea mendapat jamkos pada jam pelajaran pertama. Zea menyembunyikan wajahnya dalam lipatan tangan. Ingin sekali tidur nyenyak sebentar saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Smile
Teen Fiction"Gak ada cinta-cintaan, semuanya hanya omong kosong! Pergi jauh dari gue, atau kalau engga lo bakal kena akibatnya!" -Zea Arandra Alfiya- "Biarin gue perjuangin lo kak. Sekalipun itu bahaya buat nyawa gue!" -Davin Angkaskara-