•#2 × Apple Pie

53 13 19
                                    

Siang itu, aku sedang duduk-duduk di ruang tamu, bersama Karl, rakun kesayangan ku itu. Di mansion ini, suasananya selalu biasa-biasa saja. Ya, rumah yang besar ini hanya dihuni oleh aku dan Karl, tidak ada orang lain selain kami, maka dari itu suasananya selalu tenang.

Keributan? Apa itu? Di mansion ini, jarang sekali, atau mungkin hampir tidak pernah terjadi keributan. Pengecualian untuk suatu kejadian di mana Karl pernah berkelahi dengan seekor kucing liar di halaman belakang. Pencuri? Perampok? Ah, orang-orang semacam itu belum pernah menginjakkan kaki di mansion ini. Jika itu sampai benar-benar terjadi, aku tinggal memberi mereka pelajaran dengan memenjarakan mereka di novel misteri ku.

Kembali ke cerita, saat ini aku berniat untuk mencari udara segar dengan berjalan-jalan keluar sebentar. Namun, aku urungkan niat ku itu karena sepertinya aku kedatangan tamu. Siapa yang kira-kira mengunjungi ku di siang ini? Suara ketukan pintu pun mendapat perhatian ku, pintu ku buka, dan terlihat lah sosok wanita, yang ternyata adalah wanita yang aku temui di Agensi Detektif Bersenjata kemarin.

"Halo! Aku (Y/n), detektif dari Agensi Detektif Bersenjata. Ranpo-kun bilang padaku bahwa sebaiknya aku menemui mu, eh... tuan...?"

"Ah- Ed-Edgar... Edgar Allan Poe. Itu namaku." balas ku yang masih cukup kaget karena kedatangan wanita itu.

"Nama yang keren! Apa boleh aku memanggil mu... Edgar-kun? Aku suka nama depan mu!" tanya (Y/n) padaku dengan sangat antusias.

Aku sebenarnya tidak masalah dengan nama panggilan, terserah orang-orang mau memanggil ku apa. Tapi jika mereka memanggil ku dengan panggilan yang aneh-aneh, mereka akan langsung ku pindahkan ke dunia lain. Aku pun mengangguk pelan sebagai balasan kepada (Y/n).

"Ahaha, baiklah! Kau ku panggil Edgar-kun, ya?"

Tiba-tiba terdengar suara kicauan burung gagak. Tidak, suara kicauan gagak yang ini tidak membawa arti bahwa seseorang akan mati, itu hanya seekor burung gagak biasa yang kemudian bertengger di pundak (Y/n). Itu pasti burung gagak yang merupakan kemampuan supernatural (Y/n).

"Ah, iya, kenalkan, ini Grip! Teman terbaikku sejak aku kecil dulu." ujar (Y/n) memperkenalkan burung gagak itu.

"Salam kenal." burung gagak itu menyapa ku. Tidak, aku tidak terkejut, aku sudah tahu bahwa burung gagak juga bisa berbicara seperti burung kakatua.

"K-Kau juga mendapat kemampuan supernatural mu saat kecil?" tanyaku.

"Eh? Kau sudah tahu, ya? Ah, pasti Dazai-kun yang bercerita padamu. Apa aku benar?" (Y/n) bertanya balik. Aku pun mengangguk sebagai jawaban. (Y/n) pun tertawa kecil.

"Kita bicarakan saja di dalam. Oh, omong-omong, sebelum aku pergi ke sini, aku membeli ini di toko kue terdekat!" (Y/n) menunjukkan bungkusan yang ada di tangannya.

"Apa itu?" tanyaku sambil menunjuk bungkusan itu.

"Pai apel! Kita bisa mengobrol sambil makan ini!" balasnya.

---

Aroma dari pai apel yang tersaji di atas meja tercium jelas olehku, sepasang manik berwarna (e/c) memfokuskan perhatian nya padaku, dan bulu-bulu halus milik seekor rakun memberi kehangatan di pangkuanku. Dan di saat inilah obrolan kami berlangsung, yang cukup berkedok sebuah wawancara, tidak lupa sambil memakan pai apel.

"Jadi, kau kenalannya Ranpo-kun bukan?"

"Yah, aku ini rivalnya, tapi di saat yang bersamaan aku ini temannya juga."

"Menarik... Aku dengar, kau dulunya anggota Guild?"

"Itu dulu. Ya, aku memang mantan anggota Guild, tapi bukan sekedar anggota biasa, jabatan ku di Guild dulu lumayan penting, yaitu sebagai Arsitek Utama."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My 'Happy Ending' || E. A. Poe X Reader ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang