"Hah? Bareng Bang Gata?" tanya Kinan terperangah dengan mulut menganga."Kenapa? Nggak mau?" Gata berkacak pinggang.
"Errr, tugasnya?"
"Selesain besok. Gue nggak mau lo ngantuk dan nggak fokus besok," kata Gata sambil memandang sekeliling.
Menghindari tatapan hazel Kinan, Gata berusaha bersikap profesional. Ia tidak ingin menyiksanya terlalu berat, dia perempuan. Sekejam-kejamnya Gata pada junior, ia juga masih memiliki sisi kemanusiaan dalam dirinya.
"Tapi saya nggak akan dikasih hukuman tambahan kan Bang?" selidik Kinan curiga.
"Hei Batu! Julukan gue di sini emang iblis, tapi gue juga nggak akan bikin lo sampe masuk rumah sakit. Mau balik nggak lo? Kalo nggak gue tinggal nih!" ancam Gata. Ia sudah hampir melangkah pergi saat Kinan mengambil kilat tas dan jaket di kursinya, lalu berlari ke samping Gata.
"Tapi Bang Gata nggak jahat kan?" tanya Kinan polos.
Gata menoleh cepat. Ekspresi wajah tampannya berubah dingin. Dia memang iblis kejam, tapi bukan mesum. Gata tidak mungkin membawa orang yang dibencinya, lalu berbuat jahat terhadapnya. Itu sama sekali bukan gaya seorang Gata.
"Maksud lo?" gumam Gata lirih.
"Bang Gata nggak punya niat buat eee, itu, eee, ya Bang Gata tau sendiri lah," ujar Kinan takut-takut.
Gata tak menghiraukan perkataan terakhir Kinan. Ia melangkah begitu saja, tergesa meninggalkan Kinan yang terus berusaha mengimbangi langkahnya. Hingga saat tiba-tiba Gata menghentikan langkahnya, Kinan yang ikut terburu-buru, menabrak punggungnya.
"Awww!!! Maaf Bang," rintih Kinan meringis.
Gata berbalik menghadapinya. Ia membungkuk menyetarakan wajahnya dengan Kinan yang sangat mungil.
"Awalnya niat gue baek sama lo. Tapi setelah lo bilang barusan, menurut gue itu ide yang bagus. Tapi tenang, gue bawa lo ke hotel aja. Biar lebih berkelas," ucap Gata tepat di depan mata Kinan. Ia menyunggingkan senyum liciknya sampai membuat wajah Kinan merah padam entah menahan marah atau malu.
"Sekarang udah bukan jam kerja dan kita nggak di dalem ruang editor. Status gue udah bukan junior lo lagi Gata!"
"Apa tadi lo bilang? Bukan junior? Gata? Mulut lo ya!!!"
"Kenapa? Bukannya lo bilang umur kita nggak beda jauh ya? Nggak masalah kan di luar pekerjaan gue manggil lo Gata? Atau iblis?" tantang Kinan.
Gata menarik nafas kasar menahan marah dan kesalnya pada Kinan. Cepat ia berbalik, berjalan ke arah mobilnya di parkir basement. Seumur hidupnya, baru wanita Kinan yang mengacungkan tongkat perlawanan padanya. Apa sebenarnya mau perempuan cantik ini?
Tiba di parkiran, Gata langsung membuka pintu mobilnya cepat tanpa memedulikan Kinan yang berdiri di depan mobil. Setelah menyalakan mesin mobil dan tanpa berkata apapun Gata pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Edelweis
Romansakarna cinta tidak pernah melihat dari dua sisi yang berbeda. meskipun waktu telah banyak menjelaskan pada kita mengapa kita harus bersama, akankah kita bisa melihat masa depan disana? masa saat aku menantimu dijalan itu, dengan bunga keyakina.n di...