Media

410 69 2
                                    

Maaf banget guys karena telat banget update cerita ini, dikarenakan aku sibuk banget sama kehidupan perkuliahan, aku akan usahain buat lebih sering update lagi kedepannya! jadi jangan lupa vote dan commentnya ya buat semangatin!!

Pagi Hari pun tiba, suara rintihan terdengar dari Jisoo yang baru terbangun dari tidurnya,

"Ughh, apa ini dipunggungku? aduh kepalaku sakit sekali"

Jisoo terbangun dengan kaki Rosé yang menindih punggungnya, dan perlahan ia mulai sadar apa yang terjadi kemarin malam.

Mereka berlima pulang dari club dengan sangat mabuk, Rosé dan Jisoo tidur di kamar yang sama dengan Mark yang tidur di lantai, lalu dimana Jay dan Lalice??

"Oh My Godddd!!" Teriak Jisoo.

"Unghh, ada apa sih ribut sekali" Rosé terbangun.

"Dimana Lalice dan Jay?? Bocah itu ada di lantai" seru Jisoo menunjuk Mark yang tertidur pulas.

"Oh shit! mereka sekamar?? di kamar yang berbeda?" Rosé mulai panik

suara dering handphone Jisoo dan Rosé tiba-tiba saja memenuhi seluruh kamar. Jisoo dan Rosé lalu mengecek handphone mereka lalu,

"OH MY GOD, KILL ME NOW!!" Seru Jisoo panik.

"Tenang Jisoo, ayo tarik nafas.." Rosé mencoba menenangkan Jisoo.

"Bagaimana bisa Rosé?!! Lalice dan Jay memenuhi seluruh headline berita!! kita terlalu ceroboh, foto foto dan video dari club semalam mulai tersebar, video Jay yang resmi mengajak Lalice berkencan sekarang sedang trending nomor 1!! komentarnya!! aku harus cek komentarnya!!"

"Aduhh, ada apa ini ribut sekali..." Mark terbangun dari tidurnya yang pulas.

"Bosmu dan Lalice memenuhi headline.." Jawab Rosé lemas.

"Ohh" "WHATT??!" Mark tersadar.

"Komentarnya sangat buruk Rosé, mereka mulai mengira bahwa harta Lalice selama ini mungkin saja hasil dari memoroti kekayaan keluarga Jay, dan mengatakan selama ini Lalice menolak ajakan kencan pria karena menunggu tawaran pria yang lebih kaya... Astaga kenapa mereka selalu saja menanam mindset kalau kaum wanita itu tidak bisa sukses sendiri?! padahal jelas jelas sudah terpampang nyata film Lalice dan majalah majalah juga runway show Lalice, masih saja mereka mengira ini semua karena Jay?!" Marah Jisoo.

"Padahal mereka saja baru bertemu.. " Gumam Rosé.

"Exactly Rosé!! inilah mengapa aku sangat sangat melarang kalian untuk berkencan.. Lihat sendiri kan apa yang terjadi?!!" Seru Jisoo.

"Mereka mengatakan bahwa Lalice menari seperti jalang penggoda untuk mengeruk harta Jay, Ini keterlaluan.." Mata Rosé berkaca kaca

"Dimana Lalice sekarang, aku khawatir.. handphonenya tidak bisa dihubungi.." Jisoo berucap sambil menangis tertahan.

"Aku akan mencoba menelepon Jay.. " Ucap Mark merasa bersalah.

"Ya, Tolong lakukan itu.." Balas Jisoo.

-

Disisi lain, Lalice sedang meringkuk menangis di kamar mandi, ia terbangun sejak dini hari menemukan dirinya dalam rengkuhan Jay diatas kasur tanpa sehelai benang pun, demikian pula Jay, Lalice awalnya merasa biasa saja namun semenjak handphonenya tidak berhenti berdering, ia pun terbangun untuk memeriksa siapa yang menghubunginya, dan apa yang ia liat hanyalah kekacauan, hujatan dan makian dari para netizen maupun dari adiknya Lucas.

Lalice yang kalang kabut segera melepaskan diri dari Jay, dan berlari menuju kamar mandi untuk menenangkan pikiran yang dimana berujung tangisan.

Lalice pun melihat ke layar handphone nya yang berdering,

"Ah.. panggilan dari Jisoo.."

Lalice tidak merasa ingin bertemu siapapun, ia mematikan hpnya dan kembali berendam ke dalam bathtub.

-

Jay terbangun lantaran sinar matahari mengganggu tidurnya, ia melihat kesampingnya dan Lalice tidak disana, ia kemudian mendengar suara getaran handphonenya

"11 missed call dari Mark, apa apaan ini.."

"Hal- ."

"Jay!! kau baru bangun?? segera cek handphonemu, beritamu dengan Lalice ada dimana mana!! dan ini buruk! ayahmu menelepon juga"

"Kenapa kalau aku berkencan dengan Lalice? bukannya itu bagus?"

"Tapi semua orang sekarang menyerang Lalice, kalau kau lupa kau itu sekarang adalah pria incaran semua wanita Jay semenjak kau diliput di majalah Victory, jadi beritamu berkencan bukanlah sesuatu yang akan direspon positif oleh para wanita"

"Oh sial, aku harus memeriksa apa Lalice baik baik saja"

"Jay, sebelum kau menutup telponku, ayahmu menitip pesan kepadaku, ia ingin bicara 4 mata denganmu sepulang dari Maldives" ucap Mark sebelum memutus panggilan.

"Sial..." umpat Jay.

"Hey Lice?? kau didalam? buka pintunya sayang, ayo kita bicarakan ini baik baik" Mohon Jay sambil mengetuk pintu kamar mandi.

Lalice pun membuka pintu kamar mandi perlahan dengan mata sembab.

"Jay, komentar jahat adalah makanan sehari hariku tapi kali ini keterlaluan, mereka mengira bahwa aku menerima segalanya darimu" tangis Lalice

"seolah olah selama ini kerja kerasku tidak berarti apapun" rintih Lalice.

Jay pun langsung memeluk Lalice dalam rengkuhannya, "Laliceku sayang, tenang saja, aku akan mengurus semua"

"semuanya akan baik baik saja" ujar Jay lembut sambil mengelus helaian rambut halus Lalice.

"kau janji Jay?" Lalice menjawab dengan mata yang memelas seperti bayi kucing mungil.

"aku janji sayangku. kau terlihat sangat menggemaskan sekarang kau tau?" balas Jay

"Kau membuatku ingin memakanmu" tambah Jay dengan nada seduktif.

"Oh.. stop being a pervert!! ini masih pagi buta Jay oh god" balas Lalice sambil tertawa.

"tapi thanks Jay. kau membuatku merasa lebih baik sekarang" tambah Lalice.

"apapun untukmu sayang. ayo mari kita bersiap dan menemui yang lain. mereka sangat panik" balas Jay.

"baiklah" balas Lalice.

Sementara disisi lain seorang pria sedang tersenyum senang melihat headline berita pagi ini.

"Bagus, aku ingin Lalice merasa jatuh sejatuh-jatuhnya saat bersama Jay, agar aku bisa masuk ke kehidupannya sebagai pangeran penyelamatnya" ujar orang itu.

"I control the media after all.." ujarnya sambil menyeringai.



Guys sekali lagi Maaf karena telat update, jangan lupa vote and comment! Thank you!!

A Man And His PrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang