Bagian 32

5.8K 255 28
                                    

Tiga hari berlalu kini keadaan Shakira kian membaik bahkan kini sudah bisa duduk akan tetapi perban di kepala masih belum bisa dibuka karena terdapat luka para yang belum kering.

Kini gadis itu sedang asik dalam mengobrol bersama sahabatnya sambil bercerita, Terlihat sangat ceria sekali wajah gadis itu.

"Anum, Kira mau buah jeruknya juga dong" Ujar Shakira pada gadis yang sedang mengupas buah pir.

"Nggak boleh Kira, kamu belum boleh makan yang asem" Cegah Anum tanpa melihat gadis yang sudah cemberut itu.

"Boleh ya plis, lidah Kira pait banget." Mohon Shakira dengan melirik buah jeruk yang berada diatas nakas disampainya.

Anum memberhentikan kegiatannya lalu ia beralih menatap gadis itu.

"Oscar larang kamu makan yang asem, kamu turuti dia ya, demi kebaikan kamu juga Lo"

Shakira tak menjawab, pandangan lirih kedepan dengan tatapan kosong, sudah hampir puluhan kali ia melarang lelaki itu menjenguknya. Tiba-tiba dadanya terasa sesak saat mengingat hari ini lelaki itu tidak mengunjunginya padahal jauh dari lubuk hatinya ia merindukan sosok lelaki itu bahkan lebih dari rindu walaupun setiap lelaki itu membesuknya ia harus berdebat terlebih dahulu.

"Kir" Tegur Anum saat melihat ada perubahan dari raut wajah Shakira.

Shakira tersadar dari lamunannya, cairan bening keluar begitu saja tanpa ia cegah dari pelopak matanya.

"Num"

"Iya" Anum kembali menatap sahabatnya itu, dapat dilihat olehnya terdapat kesedihan dari gadis itu.

"Apa gue boleh nyerah? Apa gue egois karena ingin pergi dari kehidupan Oscar? Jujur gue capek banget Num." Ucapnya dengan sendu.

"Berkali-kali gue kasih kesempatan dia untuk berubah, tapi apa? Berkali-kali juga ia berulah, kadang baik, kadang cuek, kadang dingin, kadang suka lakuin kekerasan dan bahkan kadang ia dua-duaan dengan cewek lain dibelakang aku. Terus minta maaf lagi maaf lagi, gue capek Num"

"Capek tau nggak liat sikap dia kayak gitu terus, gue juga manusia Num, tentu juga ada rasa sakit atau tertekan. Cewek mana yang nggak sakit diperlakukan seperti ini."

Shakira kembali menangis sambil memegang dadanya yang terasa sesak, sudah terlalu banyak gadis itu menahan sabar. Ia juga manusia punya perasaan.

"Kadang gue mikir, kenapa tuhan jahat banget sama gue, salah gue apa coba? Ayah gue udah diambil sejak gue masih kecil, Bunda gue udah nggak anggap gue anak lagi bahkan  Bunda juga sering melakukan kekerasan sama Shakira kecil, Sekarang cowok gue Suka nyakiti fisik maupun batin gue." Shakira menjeda sebentar Ucapannya, ia tak sanggup untuk berbicara, paru-parunya sesak karena menangis.

"Apa gue nggak berhak bahagia? Gue capek! Gue capek setiap malam harus minum obat penenang supaya gue bisa leluasa saat tidur tanpa mikirin beban didunia nyata, kadang saat gue minum obat itu gue mikir esoknya gue akan tidur selamanya."

Anum yang sudah tak sanggup lagi mendengar perkataan Shakira yang sangat menyayat hati, berdiri dari duduknya dan langsung memeluk tubuh lemah gadis itu.

Keduanya menangis sesugukan saling menyalurkan rasa sakit.

"Kamu nggak boleh ngomong gitu hiks...Lo masih punya gue! Jadi plis Jangan pernah coba coba buat lakuin hal gila itu lagi, gue sayang banget sama Lo Kir, gue nggak mau kehilangan sahabat gue."

Anum merenggangkan pelukannya lalu ia memegang bahu milik gadis rapuh itu.

"Tolong stop buat nyakitin diri Lo sendiri, stop buat konsumsi obat penenang, kalo Lo terusin bakal bahaya sama diri Lo sendiri."
Ujar Anum yang menatap manik mata milik Shakira.

Oscar Orlando[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang