PART 2

5 6 10
                                    

"kita terpisah karena insiden, lalu apakah kita akan bersatu karena insiden juga?"

-Nazeelyn Monara Algifari-


.
.
.

Happy Reading

06.45

Seorang gadis dengan setelan seragam putih abu-abu itu menginjakkan kakinya di sekolahan barunya tersebut. Dia turun dari mobil hitam plat B itu, bersamaan dengan bisikan dari para siswa, yang sama sekali tidak ia pedulikan.

Cecan anjir

Cantiknya

Insekyur gua

Idih masih cantikan gue juga

Bau-bau orkay

Haduh eta saha gelis pisan

"Terimakasih" ungkapnya kepada seorang laki-laki yang sedang mengendarai mobil itu dan seorang perempuan yang duduk di sampingnya lalu pamit dan diangguki oleh keduanya.

Mora hari ini resmi menyandang status sebagai murid SMA Thomzony sekolah milik teman papanya. Dia diantar oleh Dita dan Ariel, yang bertanggung jawab menjaga dan membantunya.

Kaki jenjangnya itu kini melangkah masuk ke area sekolah. Tujuannya kini adalah ruang Kepala Sekolah SMA Thomzony. Matanya beredar mencari tulisan 'Ruang Kepala Sekolah' disetiap pintu ruangan. Cukup lama Mora mencari namun nihil, ia tak menemukan.

Sebelumnya Dita sudah mengajukan diri untuk membantunya namun Mora menolaknya, karena ia sudah banyak merepotkan Dita dan Ariel. Tujuannya ke Indonesia juga karena Mora ingin mandiri.

"Dimana sih! Astaga!" Keluhnya tak kunjung menemukan ruangan yang sudah Dita jelaskan.

"Emtt...Hai! Ada yang bisa gue bantu? Dari tadi gue liat, lo kek lagi nyari sesuatu?" Ucap seorang gadis itu yang diangguki oleh teman disampingnya.

"Oh hai! Iya gue lagi nyari ruang Kepala Sekolah nih dimana ya ruanganya?" Jelas Mora.

"Lo anak baru?" Tuas gadis tadi.

"Iya, makanya gue gak tahu" celetuk Mora.

"Ohh gitu" Gadis itu sambil angguk-angguk. "Kenalin gue Alya dan dia temen gue, Dhea" lanjutnya memperkenalkan.

"Oh hai! Gue Mora" balas Mora.

"Yaudah kalau gitu gue anter, keburu masuk bentar lagi" Ucap Alya sambil menarik tangan Mora.

"Ah-Emt oke"

^^^

07.10

Dilain tempat, tepatnya di SMA 2 Bayangkara. Seorang gadis dengan name tag Nazeelyn Monara Algifari itu tengah adu mulut dengan seorang guru piket yang sering di panggil pak Jarwo.

"Nara Nara! Gak capek kamu telat terus?, Saya yang hukum kamu aja capek lho!" Celetuk guru piket itu yang tak habis pikir dengan ulah muridnya.

"Capek lah pak apalagi bapak hukum! Beuhh nikmat mana yang terdustakan" Balas Nara dengan nelangsanya.

Pak Jarwo hanya mengeleng kepalanya dan menahan emosi. "Diam kamu! Salah siapa telat! Hari ini alasan kamu apa telat lagi?"

"Seperti biasanya pak! Telat saya itu karena takdir dari Allah, pak! Lagian saya baru telat 10 menit doang. Ck bapak kelamaan keburu saya lumutan ini. To the point aja lah pak saya mau dihukum apa?!" Jengah Nara.

MO(NA)RATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang