Semenjak tadi, Zhixin, Yuhan, Junhao, dan Zeyu tak beralih menatap objek yang sama. Terfokus pada kehadiran Zuo Hang dan Jiaxin yang sekarang terlihat sangat dekat. Tidak ada lagi jarak yang mereka ciptakan seperti kemarin.
"Mereka sudah akur?" bisik Junhao pada ketiganya.
Zhixin mengedikkan bahu, tak tahu.
"Kalau mereka masih bertengkar, tak mungkin senempel itu, bukan?" Yuhan ikut berucap.
Zeyu menunjuk Jiaxin menggunakan dagunya. "Apa kalian tidak memperhatikan gerak-gerik Jiaxin? Dia terlihat kikuk. Aku masih tidak mengerti apa saja yang mereka lalui."
Di sisi lain, Zuo Hang terus saja berusaha merangkul tubuh Jiaxin yang sedikit lebih tinggi darinya. Sedangkan Jiaxin sedari tadi sibuk menyingkirkan tangan Zuo Hang dari pundaknya, tapi usahanya sia-sia. Zuo Hang tetap terus berusaha merangkulnya.
"Hentikan, Hang! Bisa habis kita jika dilihat Xu Laoshi atau Tuan Li," bisik Jiaxin dengan penuh tekanan.
Zuo Hang manggut-manggut. "Memang itu tujuanku."
Jiaxin mencebik. "Kau memang gila, ya?"
"Kau sudah bertanya itu tadi di lift, dan aku sudah menjawabnya. Iya, memang aku gila." Zuo Hang tersenyum lebar.
Lagi, Jiaxin dibuat bergedik ngeri olehnya.
"Selamat pagi!" Xinhao datang. Di belakangnya diikuti oleh Zhang Ji dan Zhicheng. Arah pandang mereka mendadak mengikuti Zhixin dan yang lain, yaitu melihat ZuoDeng yang masih asyik berdebat di sudut lain.
Tak berselang lama, tubuh Yukun, Tianrun, dan Yuchen juga ikut muncul. Berbeda dengan Tianrun dan Yuchen yang menampilkan ekspresi terkejut seperti yang lain, Yukun malah menampilkan ekspresi bahagia.
Remaja bermarga Tong itu dengan langkah lebar menghampiri ZuoDeng. Duduk di sebelah kirinya Jiaxin. "Bagaimana kalau hari ini kita nge-DJ? Ayo kita berpesta!"
Yang lain terlihat bingung, tapi tak ayal ikut mengacungkan kepalan tangan, tanda setuju dengan ajakan Yukun. "Ayo!"
-Camaraderie-
Suasana yang tadinya ramai seketika hening saat kehadiran Tuan Li yang tidak diundang muncul di ambang pintu.
Semuanya terdiam. Lidah mendadak kelu, bingung ingin berkata apa.
Tuan Li menatap satu per satu para siswa trainee generasi ketiganya. Sampai gerakan matanya terhenti melihat ZuoDeng yang terlihat dekat, tak lagi menjaga jarak seperti perintahnya.
"Zuo Hang dan Deng Jiaxin, ke ruang utama. Sekarang!" perintah Tuan Li dengan nada dingin. Tetua itu berjalan duluan, meninggalkan mereka yang masih setia dalam keheningan.
Sial, apa yang kupikirkan dari tadi terjadi juga, umpat Jiaxin dalam hati. Matanya melirik Zuo Hang yang sudah berdiri dari duduknya.
"Kau di sini saja," kata Zuo Hang, hendak bergegas mengikuti perginya Tuan Li.
"Namaku juga disebut tadi," timpal Jiaxin, ikut berdiri. "Sudah kubilang, mending cari aman. Kau ini keras kepala," imbuhnya seraya berdecak.
Zuo Hang melengos begitu saja. Berjalan tanpa menunggu Jiaxin yang masih berdiri terpaku di tempat. "Aku pergi dulu. Pestanya dilanjut nanti, ya!" katanya pada ke-10 teman trainee-nya. Sebelum tubuh mungil itu benar-benar hilang di belokan menuju ruang utama.
Jiaxin mendengkus. Langsung berlari mengejar Hang, bagaikan singa mengejar kelincinya.
-Camaraderie-
Tuan Li menatap tajam Zuo Hang dan Jiaxin secara bergantian. Menghela napas berat, memijit pangkal hidung, lalu kembali duduk. Dirinya benar-benar tidak habis pikir. Baru saja tiga bulan kedua anak ini menuruti perintahnya, tapi kenapa hari ini mendadak kembali bersama?
"Kalian mencoba melanggar perintahku?" tanya Tuan Li.
Zuo Hang menampilkan wajah masa bodo di hadapan Tuan Li. Jujur, dia sudah muak dan ingin sekali memaki, tapi teringat bahwa lawan bicaranya kini adalah orang tua yang tak sepatutnya dia marahi. "Seperti yang Anda liat." Akhirnya, hanya kalimat itu yang terucap dari bibirnya.
Tuan Li lagi-lagi menghela napas. Entah untuk ke berapa kalinya dia melakukan hal tersebut. "Mau kalian apa sekarang?"
"Berhenti bersandiwara dan berhenti mengalah pada keadaan. Ingin kembali seperti biasanya. Hanya itu." Zuo Hang kembali menimpali.
Sejak tadi, Jiaxin hanya bisa diam seribu bahasa. Sungguh dia berada di posisi bingung ingin melakukan apa sekarang. Jika dia memiliki kekuatan teleportasi, mungkin sedari tadi dia akan menghilang dari sana. Aura Zuo Hang dan Tuan Li sama-sama panas. Dirinya takut hari ini terjadi adu mulut antar keduanya, mengingat Zuo Hang jika sudah emosi, orang tua pun akan dia hadapi.
"Apa kau tidak takut Jiaxin mempengaruhi kepopuleranmu?" Tuan Li kembali bertanya.
"Coba Anda buka Weibo dan cek data statistik di aplikasi circle. Kurasa kau akan terkejut melihatnya."
Tuan Li mengernyit. Apa maksud perkataan Zuo Hang?
Setelah bergelut dengan pikirannya, Tuan Li pun menuruti perintah Zuo Hang. Dia menyuruh salah satu staff melakukan apa yang Zuo Hang katakan. Betapa terkejut saat melihat data statistik kepopuleran Zuo Hang dan Jiaxin naik pesat di sana.
Beralih ke aplikasi Weibo. Tagar #ZuoDengKembali menjadi salah satu pencarian panas siang itu. Akibatnya, data persentase kedua anak itu naik drastis. Masing-masing jumlah pengikut di Weibo sama-sama naik.
Tuan Li tercengang melihat itu.
"Bagaimana, Tuan Li? Apa Anda sudah puas?" Zuo Hang tersenyum, tapi terkesan dipaksakan.
"Ba-bagaimana bisa?"
*****
Ini belum ganti hari, tandanya untuk kali ini aku menepati janji untuk double up, haha.
Mendekati ending, siap-siap say goodbye sama ZD di cerita ini, ya.
Sampai jumpa, lagi!
22 Maret 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie || ZuoDeng ✔
Fanfiction[COMPLETED || HANYA CERPEN] Camaraderie Rasa saling percaya dan persahabatan di antara orang-orang yang menghabiskan banyak waktu bersama. "Itu bukan hal yang penting, Hang Ge." "Apa pun itu, jika berkaitan denganmu, artinya penting." **** Cerita pe...