Bagian 4

322 48 2
                                    

Habis sudah kesabaran Hongjoong ketika melihat pacarnya yang super sibuk itu tidak menyentuh makanannya sedikit pun. Sedari tadi, Seonghwa disibukkan dengan berkas-berkas kerjaannya yang menumpuk seperti gunung.

"Hwa, makan dulu kek, kalo lo sakit, bos lo yang sinting itu juga ga bakal ngurusin lo."

Seonghwa hanya menjawab Hongjoong dengan anggukan kecil, tetapi fokusnya masih di layar laptopnya.

"Pokoknya, setelah gue bangun dari tidur siang, itu makanan udah harus habis hwa, awas aja lo."

"Iya, sayang. Kamu tidur yang nyenyak ya."

Hongjoong menutup pintu kamar dengan keras, tanda bahwa dia masih kesal dengan pacarnya.

-

1 jam berlalu, Hongjoong yang terbangun dari bunga tidurnya itu pun langsung menghampiri Seonghwa, terlihat meja kerjanya yang sudah bersih, yang berarti pekerjaannya sudah selesai dan makanannya sudah habis.

"Pinter, makanannya udah habis, gitu dong dari tadi."

Hongjoong mengelus lembut rambut Seonghwa dan mencium pucuk kepala pacarnya.

"Cape ya abis kerja? Mau aku ambilin minuman dingin? Atau snack?"

"EH ENG—"

Belum sempat Seonghwa menyelesaikan perkataannya, Hongjoong sudah berada di depan kulkas dan membuka kulkasnya.

Setelah 7 detik menyadari ada sesuatu yang janggal di kulkas, amarah Hongjoong mulai menggebu-gebu lagi.

"PARK SEONGHWA! MAKANANNYA KENAPA LO TARUH DI KULKAS?! BUKANNYA DIMAKAN!? KALO KAMBUH MAAG LO, GA MAU GUA NGELADENIN LO."

Dengan sigap, Seonghwa langsung lari ke arah Hongjoong, lalu memeluk pinggang Hongjoong yang emosinya sedang menggebu-gebu itu.

"Sayang, jangan marah dong, aku tuh maunya makan ditemenin sama kamu, makanya aku taruh di kulkas dulu makanannya."

"Aku panesin deh makananannya, tapi kamu suapin aku, ya?"

Masih kesal dengan pacarnya, Hongjoong langsung memberikan tatapan tajam ke Seonghwa.

"Jangan gitu dong Joong natapnya, aku takut. Gini deh, kamu tunggu di sofa dulu selagi aku panesin makanannya, nanti kamu suapin aku, oke?"

Seonghwa mencuri satu kecupan di pipi Hongjoong, yang di mana itu adalah kelemahan Hongjoong. Seketika amarahnya langsung reda setelah dikecup oleh Seonghwanya.

Hongjoong langsung memukul pundak Seonghwa karena ia sangat malu saat ini, untung saja Seonghwa tidak bisa merasakan bahwa detak jantung Hongjoong saat ini sangat tidak karuan.

"Iya hwa, cepet panesin makanannya ah."

Tanpa menatap pacarnya, Hongjoong langsung menuju sofa yang berada di ruang tamu. Bukan tanpa alasan kenapa Hongjoong menahan diri untuk tidak terlihat salah tingkah di depan Seonghwa, ia hanya tidak ingin menjadi bahan ejekan pacar jailnya itu.





Joong, Sayang.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang