awal

58 11 1
                                    

Setelah kejadian itu, Melissa membereskan toko bonekannya. Sebagian boneka yang telah rusak terpaksa ia buang. Dia tidak mau mengecewakan pembelinya jika menerima boneka yang sudah tersayat-sayat pisau itu.

Melissa menghela napas berat. Kenapa hari ini sudah ada kejadian tidak mengenakan di tokohnya. Melissa benar-benar tidak menduga jika para preman jalanan itu akan memalaknya di rumahnya sendiri. Dia benar-benar tidak habis pikir.

Melissa menoleh kearah lemari kaca di sisi pintu, dia menghampiri dan mengambil boneka kecil kesayangannya yang sudah ia anggap sebagai teman.

Melissa memeluknya erat. Matanya terpejam dia menggumam sesuatu. "Maddles aku sedang tidak baik-baik saja." Katanya lirih pada bonekanya.

Sedetik kemudian, Melissa meletakan kembali boneka yang bernama maddles itu kembali kedalam lemari kaca.

Dia menoleh karena ada seseorang yang datang. Terlihat sosok pria dengan slayer merah yang terikat di dahinya. Dia masuk kedalam toko boneka Melissa dan tersenyum kepadanya.

Melissa diam sesaat kemudian membalas senyuman pria itu. "Apa ada yang kau cari?" Tanya Melissa ramah.

Laki laki itu maju selangkah sambil memandangi ruangan toko boneka itu. Dia berdehem. "Kurasa toko bonekamu terlihat kurang banyak seperti toko sebelah?" Pria itu menyerngit heran.

Tokoh Melissa kehabisa banyak boneka tidak seperti biasanya itu membuat para pembelinya heran.

"Oh mungkin boneka mu sudah laku terjual." Lanjut pria itu.

Melissa menggaruk rambutnya, dia tersenyum tipis. "Ah mungkin, aku lupa jika beberapa boneka ku berkurang mungkin sudah terjual." Balasnya kikuk.

Laki laki itu menyerngit heran. "Kau ini sungguh aneh." Mungkin itu sebutan yang pas untuk Melissa.

"Aku kesini untuk membeli boneka jenis beruang, mungkin kau bisa mempersiapkan nya?"

Melissa kembali menatap pria itu yang mengajaknya berbicara. "Oh tentu!"

Melissa beranjak mengambil Boneka jenis beruang untuk pria itu. Ukurannya sedang dengan warna cokelat tua. Dia menyerahkannya kepada lelaki itu.

Lelaki itu menerimanya. Dia menatap boneka itu sejenak. Jahitannya begitu rapi dan menarik untuk ukuran boneka di toko dengan yang berada di mall. Ah mungkin nanti dia juga akan kembali lagi kesini dengan mengajak teman kecilnya yang cerewet itu.

Mungkin dia akan senang jika diajak membeli boneka macan kesukaan perempuan itu.

"Berapa harganya?"

"350k"

"Ok."

Setelah membayar pria itu beranjak keluar dari dalam toko boneka itu. Sebelum benar benar keluar pemilik toko boneka itu memanggilnya.

"Hei siapa namamu?" Tanya Melissa penasaran. Pria itu menoleh kearah perempuan itu. Mungkin tidak apa apa jika dia memberitahu namanya pada pemilik boneka itu, dia kelihatan tidak berbahaya di matanya. Mungkin mereka bisa berteman baik.

"Oh ya namaku adalah Yin, panggil saja Yin" ucapnya lalu beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

"Heii apa kau tidak mau mengenalku?!!" Teriak Melissa kencang karena pria itu sudah jauh dari hadapannya.

Dia geleng geleng kepala karena sikap  pria itu. Tanpa sadar dirinya tersenyum saat membayangkan laki laki itu tersenyum kepadanya. Ah perasaan apa ini.

Tidak. Melissa tidak mungkin menyukainya kan?
Dia benar-benar baru bertemu dengan pria itu.

Mana mungkin Melissa langsung menyukainya. Apakah ini yang dinamakan cinta pandangan pertama?

***

Lagi pengen update aja. Kalo tiba-tiba di ghosting author Jan ngamuk ya😼. Soalnya ini cerita gabut. Kalo udah enggak author tinggal haha! Becanda sayang.

😝

Melissa YinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang