#2

414 44 3
                                    

Hanagaki Takemichi, putra kedua keluarga Hanagaki dan anak bungsu dalam keluarga itu, tapi bukannya menjadi anak yang manja. Hanagaki Takemichi malah hidup dengan banyak tekanan dari kedua orangtuanya. Karena kakak laki-lakinya yang selalu sempurna dalam melakukan apapun, dan kakak perempuannya sangat cantik, ceria dan jenius dalam seni.

Dengan dua saudara seperti itu, Takemichi pun dituntut oleh orang tuanya untuk menjadi sempurna. Sempurna dalam perilaku, sempurna dalam semua mata pelajaran yang dia dapat di sekolah, dan sempurna dalam musik.

Ya.. Musik... Terutama piano.

Kakak laki-lakinya telah di cetak oleh orang tuanya untuk mewarisi bisnis keluarganya. Sedangkan kakak perempuannya akan menjadi pelukis, sesuai mimpinya. Orang tuanya sangat menyayangi saudara perempuannya karena dia satu satunya anak perempuan keluarga Hanagaki. Ayahnya sangat memanjakannya-itu bukan rahasia lagi.

Dan dia sebagai putra bungsu dituntut sang ibu untuk menjadi pianis, jadi ia telah terdaftar di salah satu tempat les piano ternama di kotanya sejak kecil-meski ia sering kabur dari les. Semua itu karena ibunya sangat ingin menjadi pianis, namun sayangnya dia tidak memiliki bakat untuk menjadi seorang pianis. Sehingga ia ingin Takemichi dapat menjadi pianis sesuai mimpi sang ibu. Itu sebabnya sejak dia kecil Takemichi sudah dikenalkan pada piano, dan tentu saja les piano.

Namun Takemichi sangat membenci jika hidupnya diatur, dia sangat membenci hal itu. dia terlalu berjiwa bebas untuk hidup hanya dikekang oleh Ibunya. dan paling sebalnya lagi Ayahnya tidak perduli padanya, ayahnya sudah bahagia bahkan jika anaknya hanya kakak laki-lakinya yang sempurna dan putri manisnya yang terlalu cantik dan berharga.

sedangkan untuknya, ayahnya hanya acuh tak acuh, bahkan membiarkannya melakukan apapun yang dia inginkan asal tidak mencoreng nama keluarganya. Tapi sang ibu tidak mau hal itu. Dia ingin Takemichi mewujudkan mimpinya menjadi seorang pianis. Padahal Takemichi tidak menginginkan hal itu.

Lalu apa yang Takemichi inginkan? apa cita-citanya?

Dia hanya seorang anak yang suka membaca dan melihat serial killer, suka film-film action terutama tentang mata-mata. Bahkan jika bisa, ia ingin seharian duduk di depan TV yang ada di kamarnya untuk maraton film-film serial killer koleksinya.

Apa Takemichi pernah mengatakan keinginannya?

Tidak, karena meski ia mengatakan keinginannya jika keinginan itu tidak sejalan dengan keinginan ibunya makan secara otomatis Takemichi tidak akan mendapatkan keinginannya. Jadi bisa dikata jika keinginannya tidak akan pernah didengar oleh sang ibu, kalau ayahnya akan menyerahkan semua hal tentang dia pada ibunya. Karena yang ayahnya perdulikan hanya kakak laki-laki dan perempuannya. Sungguh menyedihkan bukan hidupnya?

Meski hubungannya dengan kedua orang tuanya tidak dapat dikatakan baik-baik saja, tapi hubungan dengan Kakak-kakaknya sangat baik, mereka suka membelikan Takemichi hadiah dan membantu Takemichi mengerjakan tugasnya yang ia tidak bisa. Bahkan kakak laki-lakinya membantunya mengumpulkan koleksi film-film serial killer kesukaannya dan kakak perempuannya sering membuatkan kue kue manis kesukaannya-kakak perempuannya suka baking. Namun mereka pun susah untuk membelanya di rumah tangga Hanagaki, terutama dengan ibunya yang sangat protektif pada Takemichi, yang sangat ingin membuat Takemichi menjadi pianis yang ibunya idam-idamkan.

.

.

.

.

.

Kakak Laki-lakinya bernama Hanagaki Akihiro, ia adalah gambaran seorang putra yang sempurna dari keluarga Hanagaki, wajahnya yang tampan menawan dengan surainya segelap langit malam dan mata hitam yang dapat memikat siapapun yang melihannya. dia benar-benar copy carbon sang Ayah.

ONE SHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang