Chapter Three

199 20 1
                                    

[HAPPY READING]

Budayakan berperilaku sopan, menyapa dengan cara berkomentar di setiap paragraf, dan vote di setiap Chapter nya.

Readers : "itu sih mau author nya."

☺️☺️

°⁷⁷⁷⁷°

Semilir angin malam berhembus dengan sangat kencang membuat hawa dingin begitu menyeruak bahkan rasanya menembus tulang. Dingin nya malam ini membuat laki-laki dengan mata hitam pekat itu merapatkan jaketnya. Ia menyalakan koreknya lalu membakar satu batang rokok yang terbuat dari tembakau itu, dia adalah pecandu rokok, hampir setiap hari dia mengonsumsinya.

Putung nya dia buang ke jalanan, Avristky masuk kedalam mobilnya, menyalakan mesin mobilnya lalu menyetir nya dengan pelan. Hingga cepat lambat nya mobil yang dia setir melaju semakin kencang, lampu mobilnya menyorot orang yang baru saja menyebrangi jalanan. Seakan-akan korban telah memasuki perangkap nya. Yang sekarang tepat di depan nya.

Seperti dugaan Avristky, orang itu sering nongkrong di daerah ini. Avristky menyipitkan matanya melihat orang itu berjalan sempoyongan seperti pengaruh minuman, dan itu akan membuat rencananya berjalan dengan lancar dengan menabrak orang itu menggunakan mobil nya.

Kecepatan laju mobil bertambah hingga mobil berada tak jauh dari orang itu. Avristky menyeringai kecil, dirinya melepaskan sabuk pengamannya lalu melajukan mobilnya diatas rata-rata.

BRAK

Semuanya terjadi secara sekilas. Keadaan sekitar kacau porak-poranda. Benda-benda yang terhantam mobil yang dikendarainya hancur berkeping-keping. Suara decitan mobil dengan jalanan beraspal nampak memekikan telinga yang mendengarnya.

Tubuh Orang yang baru saja Avristky tabrak terpental tak jauh dari lokasi tapi berhasil membuat orang itu terlempar hingga terbentur, mobil yang Avristky tumpangi melesat hingga berputar 180 °. Dahi nya terbentur, matanya hampir menutup sempurna. Namum tak membuat dirinya pingsan, dia keluar dari mobil, berjalan menghampiri orang yang baru saja dia tabrak dengan sempoyongan.

Avristky berjongkok."Mati juga kan, lo." Kekehnya pelan, dia mengusap wajah orang yang baru saja ia tabrak."Tresna, Tresna."

"Beruntung, gue tahu tempat di mana lo sering nongkrong bareng temen-temen lo yang pengecut!" Avristky berdiri, menendang perut Tresna hingga cowok itu semakin mengeluarkan cairan berwarna merah.

Lelaki itu menundukkan kepalanya."Jangan pernah hidup kalo lo cuman mau jadi rumput liar, Na. Karena gue yang akan menjadi mesin pemotong rumput liar itu." Seringainya.

Benar, yang baru saja Avristky tabrak dengan sengaja itu adalah Tresna. Mantan sahabat nya, orang yang paling dia benci akhir-akhir ini. Orang yang selalu Avristky sebutkan dalam latihan memukul samsak sebagai pemuas pukulannya, ia selalu membayangkan bahwa samsak itu adalah Tresna.

Awalnya, Avristky tidak tahu dimana Tresna sering bermain atau pun keluar jika malam, dia juga tau saat dirinya mencari akun Instagram Tresna, dan menemukan sebuah postingan, meninggalkan sebuah alamat yang sering Tresna kunjungi hingga saat ini.

Laki laki itu kembali berjongkok dihadapan Tresna, yang meringkuk menutup matanya rapat."Takdir masih berpihak sama, Lo. Buktinya pas gue tabrak, gak sakit kan, Na?" Tawanya tawanya pecah begitu saja, tidak ada rasa belas kasihan pada dirinya untuk Tresna.

AVRISTKY [ On Going ]Where stories live. Discover now