Prolog

11 0 0
                                    

Sang puan terduduk diatas pasir ditemani buku dan penanya. Sibuk menulis kalimat panjang dengan Aksara Jawa, dia mulai mahir sekarang. Senyumnya terukir jelas terlihat senang akan sesuatu yang ia tulis. Kata perkata ia coretkan di atas bukunya. Indah, itu kata yang bisa diuraikan sekarang. Sejarah asmara yang terjadi tiga tahun lalu, semua tertampung di sana.

Ia sedang mencoba menggambarkan perpisahannya dengan pekikan perayaan. Ditemani oleh deruan ombak halus dan semilir angin dalam perayaannya, pesawat kertas yang dibuat oleh laki-lakinya dulu ikut tertiup ke arah sang bahar, ia hanya menatap. Bak harus merelakan, sang puan pun enggan mengambil kembali pesawat tersebut. Ia biarkan hanyut bersama tenangnya air.

Buku itu ditutup, entah sudah berapa halaman yang ia isi dengan abjad Aksara. Ia bangkit dari duduknya, membersihkan sisa pasir di gaunnya. Menatap sebentar pantai yang menjadi saksi bisu perpisahan mereka, lalu pergi.

Sekarang, kisah Gendhis Misaki Ayu Senggani juga Sakala Arjuno Dharmawangsa, baru saja akan dimulai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sorak-soraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang