Chapter O2

230 63 10
                                    

"Halo, Jela? Ada apa?"

"NIK, LU ADA LIAT STEPLES GUE YANG TADI KITA BELI BARENG, GAK???"

Arunika sedikit menjauhi ponselnya mendengar teriakan Jela di seberang sana.

"Enggak, Jela. Kenapa emang?"

"STEPLES PUNYA GUE ILANGGG. PUNYA LU ILANG JUGA, GAK?"

"Enggak sih, Jel. Punyaku ada nih." Arunika menatap steples berwarna putih yang dibelinya bersama Jela tadi siang.

Memang tadi ia dan sahabatnya itu ada jalan bareng ke mall buat beli perlengkapan ORDIK. Dan tiba-tiba saja sepuluh detik yang lalu, Jela meneleponnya sambil berteriak, panik karena steples milik sahabatnya itu hilang.

"ANJIRRR. Kok punya gue bisa ilang sihhh??? Terus gimana dong, Nikkk??? HUEEEEHHHHHHH..."

Arunika sedikit tertawa mendengar nada suara Jela yang benar-benar panik.

"KOK LU KETAWA SIH, ANJIR??? BANTUIN DONGGG."

"Hahaha... Maaf maaf... Ya gimana, Jel? Tadi kamu inget gak naruhnya dimana? Soalnya kan kita gabungin belanjaan kita terus udah aku pisahin pas udah di rumah kamu."

"GATAU, NIK. Gue kalo panik udah gabisa inget apa-apa, PLEASEEE."

Arunika menghela napasnya. "Yaudah, besok kita beli baru aja di toko buku. Kan OSPEK nya masih lusa, jadi masih sempet beli baru."

"Ihhh tapi sayang tauuu, Nik."

"Lebih sayang mana kalo kamu dihukum senior?"

Terdengar decakan di ujung sana. Arunika yakin pasti Jela lagi marahin dirinya sendiri yang ceroboh dalam menaruh barang.

"Gue tanya Bella aja kali ya? Siapa tau dia beli dua? Kalo kagak, baru dah kita beli besok."

"Boleh tuh kamu tanya dulu ke Bella. Nanti ada atau enggaknya, kasitau aku ya, Jel."

"Okeee. Tapi lo gapapa kan nemenin gue beli lagi?"

"Gapapaaa. Kamu nanya kayak gitu seakan aku males nemenin kamu kemana-mana." jawab Arunika sambil memutar kedua bola matanya malas, walau sebenarnya Jela gak bisa liat dia lagi begitu sih.

"HEHEHEHE SORRYYY. Yaudah gue mau makan dulu laper banget daritadi belom makan terlalu panik sama steples yang ilang."

"Sana makan dulu. Aku juga mau nonton drakor."

"OKEEE SIP. Bye, bestieee."

"Bye juga."

Panggilan itu pun berakhir. Arunika menaruh ponselnya di atas meja kecil seraya meraih laptopnya yang terletak disana juga.

Saat gadis itu sedang menunggu proses laptopnya menyala, pintu kamar kosannya diketuk oleh seseorang.

Arunika pun bangkit berdiri dan membuka pintu kamar kosannya. Betapa terkejutnya dia mendapat presensi seorang laki-laki yang sudah lima tahun menghilang dari kehidupannya.

Laki-laki itu adalah Hangga Asta Ardiapto. Lelaki yang tiga tahun lebih tua darinya, lelaki yang menahannya untuk menjatuhkan diri ke jurang, dan lelaki yang sempat menjadi rumahnya sebelum laki-laki itu meninggalkannya begitu saja.

Tidak ada pamit. Tidak ada obrolan sebelumnya. Bahkan saat itu, dirinya sudah menggantungkan harapan untuk selalu hidup pada laki-laki tersebut.

Dan sekarang, entah semesta yang terlalu sering melempar lelucon kepadanya atau semua ini adalah skenario yang sudah Tuhan tulis untuk kehidupannya.

Bukan hanya Arunika yang terkejut, Asta pun sama terkejutnya. Laki-laki berzodiak Leo itu tidak menyangka akan bertemu dengan cinta pertamanya di rumah kosan milik Ibu Ella, ibu angkatnya.

"Ka— Kak... Asta?" tanya Arunika. Suaranya lirih dan kedua matanya berkaca-kaca.

Keduanya terdiam untuk beberapa saat. Hingga akhirnya Asta menghela napas lalu mengeluarkan suaranya, "apa kabar, Runi?"

《》《》《》

Tidak ada yang bersuara diantara Asta dan Arunika. Keduanya sama-sama bungkam dikala banyak kata yang ingin mereka sampaikan kepada satu sama lain.

"Kak Asta udah berapa lama tinggal di Jakarta?"

Akhirnya, Arunika mengeluarkan satu dari sekian banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan sejak Asta berdiri di depan kamarnya.

Sedikit menghela napas, Asta pun menjawabnya. "Udah dari lima tahun yang lalu."

Lima tahun... Jarak waktu yang sama ketika Arunika tidak lagi mendapati Asta di rumahnya kala itu.

Menghilang begitu saja.

"Kamu pindah... Kenapa gak ada ngasitau aku dulu waktu itu, kak?" tanya Arunika lagi. Perasaannya berkecamuk, maka ia akan terus bertanya kepada Asta hingga dirinya mendapat jawaban dari laki-laki itu.

"Mendadak. Mama waktu itu ngajuin surat cerai ke papa. Mereka udah berantem dari dua bulan sebelumnya. Jadi, gue ngikut Mama karena mau gak mau gue masih dibawah asuhan dia."

"Kenapa gak ninggalin surat? Kenapa kamu ngilang gitu aja? Kenapa—"

"Runi. Gue gabisa jawab pertanyaan lo yang berkaitan dengan masa lalu. Hampir lima tahun, bukannya lo udah harus ikhlas sama apa yang terjadi ke kita?"

Seketika Arunika terdiam mendengar ucapan Asta barusan. Apa laki-laki itu baru saja menyuruhnya untuk melupakan apa yang sudah terjadi diantara mereka?

"Ini makanan dari Bunda Ella. Beliau emang suka bagiin makanan ke anak kos kalo ada masak lebih." ujar Asta seraya menyerahkan sebuah kotak makan plastik ke Arunika.

Gadis itu menerimanya dengan tangan yang bergetar. Kedua matanya yang berkaca-kaca menatap kotak makan plastik itu.

"Gue balik dulu." Asta berdiri kemudian berjalan menjauhi Arunika yang masih duduk disana sendirian.

Selalu Asta yang pergi duluan. Dan selalu Arunika yang menunggu laki-laki itu untuk datang kembali.

《》《》《》

[✅] Still With You | Jaehyuk ft. SullyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang