"IKA, ADA ARDI NIHHH."
Yisa berdecak saat tidak ada sahutan apapun dari adik sepupunya itu. Ia pun menoleh ke Asta, "bentar ya, Di. Gue ke kamar Ika dulu kayaknya tuh anak masih tidur."
"Kalo gue yang samperin, boleh gak?"
Yisa memberhentikan langkahnya mendengar pertanyaan Asta barusan. "E-eh... Iya, boleh. Tapi jangan macem-macem ya lo."
"Hahaha... Enggak kok. Yaudah gue ke atas dulu ya, Yis?"
"Sok."
Asta pun melangkahkan kakinya menuju kamar Arunika yang berada di lantai dua. Laki-laki itu terkekeh melihat gantungan boneka beruang berwarna pink ditempel pada pintu kamar gadis itu.
"Dia masih nyimpen ternyata." gumam Asta. Kemudian ia membuka pintu kamar yang tidak terkunci itu secara perlahan dan menutupnya kembali.
Asta berjalan mendekat ke arah ranjang Arunika lalu duduk di pinggirannya dengan hati-hati. Ia takut gerakannya dapat membuat Arunika terbangun dari tidurnya.
Menatap betapa damainya wajah Arunika saat terlelap, sontak senyum di bibir Asta muncul. Laki-laki yang tiga tahun lebih tua tersebut mengulurkan tangannya untuk merapikan helaian rambut Arunika yang menghalangi wajah gadis itu.
Waktu Asta sibuk menatapi wajah Arunika, ia tidak sadar jika gadis itu perlahan membuka kedua mata seraya mengerjap beberapa kali.
"Kak Asta?" tanya Arunika dengan nada serak khas bangun tidur. Asta tersentak, ia membuang pandangannya ke arah lain. Takut kalau Arunika sadar jika dirinya memandang gadis itu sedari tadi.
"Kak Asta kenapa bisa ada di kamarku?" tanya Arunika lagi. Kini ia menyandarkan punggung ke kepala ranjang sambil menatap Asta dengan bingung.
"Kak?"
Arunika menjentikkan jarinya di depan wajah Asta dan langsung membuat laki-laki itu tersadar dari lamunannya.
"Eh? Kenapa, Runi?"
"Aku nanya ke kamu dari tadi malah bengong."
"Oh... Iya, maaf. Tadi gue ngeliatin jendela lo bagus juga kayunya."
Spontan, Arunika menolehkan pandangannya ke jendela kayu yang berada tak jauh dari ranjang nya.
Gadis itu mengernyitkan keningnya, "hah? Emang keliatan kayunya?"
Mendengar itu, Asta menggaruk tengkuk belakangnya. "Iya keliatan. Gue pake softlens soalnya."
Arunika nih sebenarnya bingung, namun tak ayal gadis itu menganggukkan kepalanya.
"Lo udah sarapan?" tanya Asta. Mencoba untuk mengubah topik pembicaraan.
Arunika menggeleng. "Ya belom lah??? Aku aja baru bangun?"
Asta merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Laki-laki itu menepuk jidatnya lalu melempar senyum, agak canggung.
"Mau sarapan bareng gue, gak?"
"Boleh... Tapi aku cuci muka sama sikat gigi dulu."
"Iya. Gue tunggu di bawah aja ya."
"Oke."
Bentar... INI KENAPA JADI CANGGUNG KAYAK GINI OBROLANNYA???
Efek belum sarapan, kah? Atau karena mereka udah lama banget gak ngobrol akrab kayak gini makanya jadi canggung?
Asta keluar dari kamar Arunika kemudian bersandar di depan pintu kamar gadis itu seraya mengatur degup jantungnya yang tak karuan sejak Arunika terbangun dari tidurnya.
"Lo kenapa deh, Astaaa."
•••
"Kak Asta,"
"Hah?"
"Makasih udah ajak aku sarapan bareng."
"Sama-sama."
Asta mengernyit melihat Arunika masih tersenyum bahkan saat dirinya sesekali bermain ponsel.
"Lo kenapa deh? Kok senyum-senyum terus?"
"Gapapa. Aku seneng aja ternyata aku diajak sarapan bareng sama Kak Asta. Dulu waktu ketemu aja boro-boro ngajak sarapan bareng, ngeliat mata aku aja Kak Asta gak mau."
Asta sedikit meringis mendengar penuturan dari Arunika tersebut. Ia sih pas awal mereka bertemu kembali setelah lima tahun berpisah, ia selalu menghindari interaksi dengan gadis itu. Bahkan, tanpa Asta sadari, sudah banyak kalimat dan tingkah lakunya yang membuat Arunika merasa sedih juga kecewa.
"Maa—"
"Gausah minta maaf. Kenapa sih kamu suka banget ngomong maaf?"
Asta menggigit bibir bawahnya canggung. Ia juga tidak paham mengapa bibirnya terus mengucapkan kata maaf.
"Habis ini lo ada pengen mampir kemana dulu, gak?" tanya Asta, lagi-lagi mengalihkan topik.
Arunika mengetuk jarinya ke dagu sambil mengingat kembali apakah ada barang yang harus ia beli atau tidak, kemudian gadis itu menggelengkan kepalanya.
"Gak ada. Langsung pulang aja, kak."
Asta mengangguk. Tangan laki-laki itu tanpa sadar meraih gelas berisi sisa teh hangat yang terdapat tisu bekas di dalamnya.
"EH KAK ASTA—"
"HUEK. APAAN NIH?!"
"Kamu ngapain minum teh anget yang udah ada tisu bekas kamu nya???"
Sontak, Asta menatap gelas yang masih dipegangnya dan batinnya langsung mengeluarkan segala jenis umpatan yang ditujukan kepada dirinya sendiri.
Melihat reaksi Asta yang menurutnya lucu, Arunika tertawa cukup kencang. Entah kenapa ia merasa Asta sedikit aneh pagi ini dan hal tersebut membuatnya terhibur.
Tolong dicatet. Pagi ini, pagi yang indah bagi Arunika tetapi pagi yang sangat memalukan bagi Asta.
《》《》《》
Hello~
Yeay, udah gak kerasa chapter selanjutnya adalah ending dari awal pertemuan Asta dan Arunika setelah berpisah lima tahun lamanya...
Gak kerasa ya😭 Btw aku emang sengaja bikin cerita ini chapternya sedikit (banget) karena rencananya aku bikin season 2 nya!
YEAAAYYYY!!!
Ayooo, siapa yang setuju ada season 2 nya?! ANGKAT TANGAN KALIAN!
Oke segitu aja. Makasih udah mau meluangkan waktu untuk membaca dan memberi vote juga komentar di kisah AstArunika ini♡
Luv,
💗
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] Still With You | Jaehyuk ft. Sullyoon
FanfictionI'm still here. Still With You. 《》《》《》 Start : 22 Maret 2022 End : 5 April 2022