Arunika mencoba untuk meraih kotak P3K yang berada diatas lemari bajunya dengan sedikit kesulitan.
Saat ini, ia sedang berada di kamarnya bersama Asta. Yup, betul. Yisa berteriak waktu buka pintu karena mendapati presensi Dicky dan Asta yang wajahnya babak belur. Tentu saja Yisa sigap meraih dua laki-laki itu dan mengajak mereka masuk.
Pas Asta dan Dicky masuk, Arunika sama terkejutnya seperti Yisa. Bahkan gadis itu tanpa sadar langsung menghampiri Asta seraya menatap si lelaki dengan khawatir, membuat Dicky yang melihatnya pun kebingungan.
Asta ada hubungan apa sama adik sepupunya Yisa ini?
Waktu Arunika masih berusaha meraih kotak P3K, tiba-tiba saja tangan kiri Asta muncul disebelahnya dan mengambil kotak P3K itu.
Asta menyodorkan kotak tersebut di hadapan Arunika. "Kalo butuh bantuan tuh, bilang."
Setelah berucap seperti itu, Asta kembali ke ranjang Arunika dan duduk disana. Lantas hal itu membuat Arunika mengernyitkan keningnya bingung.
"Mau ngapain disana doang? Gamau ngobatin gue?"
Spontan, Arunika menggelengkan kepalanya. Ia pun berjalan kearah laki-laki itu kemudian duduk di sebelahnya.
Gadis berzodiak Aquarius itu mengeluarkan botol alkohol beserta kapas kemudian menempelkannya pada pipi Asta yang lebam.
Merasakan dinginnya alkohol membuat Asta meringis. Ia menatap tajam Arunika, "bisa pelan-pelan, gak?"
"Ini udah pelan. Kamu aja yang lemah."
Mendengar itu, Asta memelototkan kedua matanya ke arah Arunika. Sang gadis sedikit terkejut kemudian menundukkan kepalanya.
Arunika membuang kapas bekas alkohol tadi ke keranjang sampah, membuka dua plester, dan menempelkannya di kedua pipi Asta yang lebam.
"Makasih—"
Arunika langsung menahan tangan kiri Asta ketika laki-laki itu berancang-ancang untuk pergi. Asta kembali terduduk dan suasana pun menjadi canggung.
Keduanya tidak ada yang bersuara, si perempuan sibuk berpikir, sedangkan sang lelaki sibuk menghindari perempuan tersebut.
"Gak ada yang mau lo omongin, kan? Gue pergi kalo gitu."
"Bentar. Aku mau nanya sesuatu ke kamu."
Arunika menatap Asta yang sedari tadi tingkah laku nya seperti sedang resah. Ia tahu persis jika laki-laki itu berusaha untuk menghindar darinya. Tapi ia tidak peduli, ada hal yang harus ia tanyakan ke Asta.
Pertanyaan yang selama ini menghantui pikirannya. Pertanyaan yang akan menentukan apakah sudah seharusnya ia menjauhi Asta atau tidak. Pertanyaan yang sangat ia inginkan jawabannya.
"Kak Asta... Kenapa ngejauh dari aku?"
Setelah Arunika bertanya, suasana kembali hening. Asta belum menjawab, laki-laki itu bergulat dengan pikiran dan hati nya.
Asta bimbang... Haruskah ia menjawab pertanyaan Arunika dengan jujur? Atau ia jawab seadanya saja?
Keduanya masih bungkam sampai Yisa datang dan menyuruh mereka untuk makan siang terlebih dahulu.
Lagi dan lagi, Arunika harus menelan pahitnya kenyataan jika Asta sudah tidak menginginkan kehadirannya.
《》《》《》
"Pulang bareng G*jek, lo?"
Arunika menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan Bella barusan.
"Kenapa gak minta Kak Yisa jemput aja, sih?" tanya Jela yang dibalas gelengan oleh Arunika. "Kak Yisa lagi banyak kerjaan, jadi aku gak berani ganggu."
Jela dan Bella sontak mengangguk-angguk. Keduanya pun menemani Arunika, tiga gadis cantik itu duduk di halte seraya menunggu G*jek pesanan Arunika datang.
"Lo kenapa gak minta tolong ke Kak Asta aja deh? Kata lo, dia sahabat masa kecil lo, kan?"
"Eh iya juga. Kenapa lo gak minta tolong Kak Asta nganterin aja?"
Arunika terdiam mendengar dua pertanyaan dari sahabat-sahabatnya. Ia menatap jalanan yang berada dibawahnya dengan kosong.
Memang, Jela dan Bella udah tau soal masa lalu Arunika. Termasuk waktu gadis itu berusaha untuk mengakhiri hidupnya. Jela dan Bella terkejut, mereka benar-benar syok dan tidak menyangka jika sahabat mereka ini memiliki masa lalu yang cukup bikin dada mereka sesak.
Jela dan Bella juga udah tau soal Asta. Hubungan Arunika dan Asta yang sangat akrab, dulu. Hingga mengapa keduanya menjadi orang asing yang tak pernah saling mengenal.
Minta tolong ke Asta? Asta yang dulu 'sempat' menjadi sahabatnya?
"Enggak deh. Lagian kalian kan udah tau kalo aku sama Kak Asta udah gak deket lagi kayak dulu." jawab Arunika, jujur suaranya sedikit lirih saat mengucapkan dua kata terakhir dari kalimatnya.
Beberapa menit mereka menunggu, akhirnya G*jek yang dipesan Arunika sampai. Gadis itu pamit serta melambaikan tangan kearah sahabatnya dan bersiap untuk naik ke motor.
Namun, tiba-tiba saja seseorang menahan bahunya dan hampir membuatnya terjatuh jika orang itu tidak sigap menolongnya.
Arunika menoleh, ia membulatkan kedua matanya terkejut melihat presensi Asta di sebelahnya. Bukan hanya Arunika yang terkejut, Jela dan Bella pun sama terkejutnya.
"Ikut gue sebentar. Ada yang mau gue omongin." ujar Asta seraya membalas tatapan terkejut Arunika. Ia merogoh saku celananya lalu memberikan sejumlah uang untuk bayar ongkos dari G*jek yang sudah dipesan Arunika.
Laki-laki berzodiak Leo itu membantu Arunika turun dari motor dan menarik tangan si gadis dengan lembut.
Sesampainya di dekat motor milik Asta, Arunika menatap laki-laki itu bingung.
"Mau ngapain?"
"Nanti kamu juga tau."
Arunika mengatupkan bibirnya mendengar nada bicara Asta barusan. Tidak ada nada datar atau ekspresi yang membuat dada Arunika sesak.
Bahkan, laki-laki itu memaikankan helm di kepalanya. Jarak keduanya begitu dekat hingga Arunika menahan napasnya.
Asta... tampan.
Dan selama ini ia baru sadar ada banyak perubahan pada wajah laki-laki itu. Karena dari awal ia bertemu dengan Asta, ia terlalu fokus untuk menyampaikan pertanyaan yang selama ini ada di kepalanya.
Terlalu sibuk memperhatikan wajah tampan Asta, gadis itu tersentak ketika Asta menepuk bahunya pelan.
"Ayo naik."
Arunika pun naik ke motor dan kendaraan beroda dua itu melaju meninggalkan area kampus dengan kecepatan sedang.
Entah kemana tujuan Asta membawanya, tapi yang pasti Arunika mati-matian menahan degup jantungnya saat ini.
《》《》《》
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] Still With You | Jaehyuk ft. Sullyoon
FanfictionI'm still here. Still With You. 《》《》《》 Start : 22 Maret 2022 End : 5 April 2022