Prolog

71 23 29
                                    

Happy reading


Mata Gentala terpaku kepada seorang perempuan yang sedang tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mata Gentala terpaku kepada seorang perempuan yang sedang tertawa. Rasa rindu tiba-tiba membuncah di dada nya. Cara mata indah itu memandang dan tertawa nya persis seperti dia. Satu hal yang membedakan nya ialah perempuan itu tak mempunyai lesung pipi di kedua pipi nya.

Plakk

"Oy, lo lagi lihat apa?" Tanya Hamun.

Gentala tidak menjawab, mata nya masih memandang ke arah perempuan itu yang membuat Hamun penasaran dengan apa yang Gentala lihat. Hamun pun mengikuti kemana mata hitam milik Gentala memandang. Setelah mengetahui nya, ia tiba-tiba mengeluarkan senyum nya.

"Nama nya Hasana. Tapi orang-orang sering memanggil nya Hana." Ujar Hamun.

Gentala mendengar itu, mengalihkan tatapan nya ke Hamun yang berada di samping nya. "Gue gak nanya."

Hamun mengerutkan kening nya. "Lo bukan nya naksir ama dia?" Tebak asal Hamun.

Gentala terdiam lagi. Ia kembali mengalihkan tatapan nya ke arah perempuan itu. Saat sedang menatap dalam diam, tiba-tiba mata nya dan mata perempuan itu tak sengaja bertemu. Tampak dia menampilkan senyum ke arah nya.

Gentala membalas senyum itu dengan kaku. Ia menggaruk leher nya salah tingkah. Bahkan senyum nya saja pun mirip, walaupun senyuman dia lebih manis saat di tambah dengan kedua lesung pipi.

"Ada yang udah move on nih." Kata Hamun.

Move on? Seketika Gentala menghela nafas nya. Ia mengambil handphone nya dan membuka galeri di handphone nya. Mata nya memandang sendu ke layar handphone yang menampilkan foto nya dengan dia, kesayangan nya.

I miss you, sayang.

Hamun yang melihat itu turut prihatin dengan Gentala yang galau akibat satu perempuan. "Kenapa gak lo ajak balikan?" Tanya Hamun.

Jari jempol Gentala menekan tombol On/Of, setelah itu memasukkan kembali handphone nya ke dalam saku celana. "Dia udah beda, Mun." Jawab Gentala.

"Beda apa nya, Genta? Dia cuma potong rambut. Kalau lo sabar, rambut nya pasti panjang. Yakin sama gue." Hamun tau Gentala masih sangat menyayangi Dia walaupun laki-laki itu sendiri yang memutuskan hubungan mereka.

"Gue gak bisa." Ucap Gentala dengan nada lemah.

"Lo-"

"Permisi." Ucap seorang perempuan yang membuat ucapan Hamun terhenti.

Hamun seketika merubah ekspresi nya menjadi cerah. Ia menampilkan senyum terbaik nya kepada perempuan itu. Sementara Genta hanya menatap tanpa ekspresi.

Inikah waktu nya?

Perempuan itu mengulurkan tangan kanan nya ke depan Gentala. "Kenalin, Gue Hasana." Ucap Hana.

Not Her (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang