☁️STATUS☁️Kini hyerin dan jihoon berada di rooftop, tempat dimana jihoon nembak hyerin.
"Mau ngomong apa?" tanya jihoon ga sabaran.
"Gue mau putus" kata hyerin pelan.
Jihoon membelalakkan matanya karena terkejut.
"Kenapa minta putus? Ga mau gue"
"Lo itu cinta ga sih sama gue? Kenapa sikap lo kaya gini ke gue? Gue udah ga betah ji, gue mau putus"
"Ga hye, kita ga boleh putus"
"Kenapa sih lo egois banget ji"
"Egois? bukannya lo yang egois karena pengen gue perhatiin"
"Kok lo jadi nyalahin gue. Lagian cewe mana yang ga mau diperhatiin sama cowonya"
"Ga usah manja. Pokoknya kita tetep pacaran. Gue ga mau putus"
Kata jihoon lalu pergi dari sana.
"Park jihoon" panggilan hyerin diabaikan oleh jihoon.
Setelah kepergian jihoon, hyerin berjalan ke pinggir rooftop, melihat pemandangan kota dengan diiringi hembusan angin.
Hyerin berteriak kencang. Ia tidak peduli, toh tidak akan ada yang mendengar teriakannya.
"PARK JIHOON GUE BENCI SAMA LO. GUE BENCI" teriak hyera.
Hyera merasa lega setelah meluapkan emosinya. Tujuan awal hyera ingin putus dengan jihoon adalah agar dia bisa berubah.
Hyera ingin merubah sikapnya. Kenapa? karena ia bosan dicuekin sama jihoon.
Bahkan diajak putuspun ga mau.
Kalau jihoon cuek dan dingin, ia juga bisa. Pikir hyera.
Hyera udah capek caper sama pacar sendiri, toh ga ada hasilnya.
Hubungannya dengan jihoon yang bisa dibilang 'pacaran' kini sudah tidak ada artinya.
Meskipun mereka masih menggangap satu sama lain sebagai 'pacar', tapi itu ga ada artinya apa-apa.
Bagi mereka mungkin pacar hanyalah sebagai status belaka, formalitas aja.
Hyerin kembali ke kelasnya dan langsung ditanya sama yuri.
"Gimana hye? lo udah putus sama jihoon?"
Hyerin hanya menggelang pelan.
"Loh kenapa? Jangan bilang lo kasihan sama dia, makanya ga jadi putus"
"Bukan. Dia aja yang ga mau putus"
"What? beneran si jihoon ga mau putus? Gila sih tuh cowo cuma mainin lo doang"
"Udahlah, gue capek"
"Lah terus gimana? lo kan masih pacaran ama cowo ga jelas itu"
"Iya biarin aja"
Hyerin menelungkupkan kepalanya diatas meja. Kepalnya mulai pusing memikirkan ini semua.
"Biarin gimana sih hye?"
Hyerin tidak menjawab. Sepertinya dia sedang tidak ingin diganggu sekarang
☁️☁️☁️
Hari demi hari berlalu seperi biasa, tetapi bedanya hyerin sudah tidak manja lagi dengan jihoon.
Kini ia tidak peduli dengan keadaan cowo yang masih berstatus 'pacar'nya itu.
Hyerin berubah menjadi cuek dan dingin seperti sikap jihoon padanya. Bukan tanpa alasan, hyerin masih berharap dengan berubahnya sikapnya yang sekarang jihoon jadi sadar kalo dia udah keterlaluan.
Bahkan saat mereka berpapasan hyerin hanya tersenyum kecil ke arah jihoon yang seperti biasa hanya menatap datar hyerin.
Jihoon sadar akan perubahan sikap hyerin padanya, tapi apa jihoon peduli? tentu saja tidak.
Sudah berhari-hari hyerin tidak mengirim pesan pada jihoon. Padahal sebelumnya hampir setiap hari hyerin selalu menanyakan kabar jihoon.
Merasa ada yang kosong, jihoon menghembuskan nafasnya kasar memaklumi sikap hyerin. Tidak ada yang bisa jihoon lakukan.
"Ji" merasa dipanggil, jihoon menoleh.
"Ada masalah sama hyerin?" tanya junkyu yang tadi memanggil jihoon.
Jihoon menggeleng lalu mengalihkan tatapannya dari junkyu.
Teman-teman jihoon termasuk junkyu juga mulai sadar akan sikap hyerin yang berubah.
Dulu memang hyerin sering manja pada jihoon di depan teman-teman jihoon meskipun tidak mendapat respon dari jihoon.
"Ji, lo ga putus sama hyerin kan?" kini hyunsuk yang bertanya.
"Enggak. Gue ga akan putus dari hyerin" jawab jihoon.
Junkyu yang mendengar itu menatap ke arah jihoon dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Harusnya lo berubah ji, hyerin cewe lo sekarang. Perlakuin dia sebagai pacar lo, jangan seenaknya gini" kata junkyu yang tiba-tiba marah sama jihoon.
"Apa hak lo ngatur gue. Iya hyerin emang cewe gue, jadi terserah gue dan lo ga usah ikut campur" jihoon membentak junkyu.
Junkyu yang tidak terima dibentak oleh jihoon langsung beranjak dan pergi meninggalkan kelas.
Junkyu kecewa dengan jihoon yang cuma bisa mainin perasaan cewe. Bukan apa-apa, junkyu cuma kasihan sama hyerin.
Kini junkyu ingin menenangkan dirinya, ia tidak seharusnya emosi kepada jihoon.
Junkyu mencari tempat yang tenang yaitu di perpustakaan.
Kaki junkyu melangkah menuju pojok perpustakaan, tetapi ia malah melihat hyerin disana.
"Hyerin" panggil junkyu dan hyerin menoleh.
"Junkyu, ngapain kesini?" tanya hyerin.
"Gue yang harusnya nanya, lo ngapain disini"
"Cuma ngembaliin buku-buku ini, disuruh sama guru"
Hyerin menunjuk kearah tumpukan buku disampingnya.
"Sini gue bantu"
Junkyu mendekat ke arah hyerin untuk membantunya.
Andai saja jihoon yang ada disampingnya sekarang, hyerin pasti sudah sangat senang.
"Lo berharap jihoon yang bakal bantuin lo kan?"
Hyerin terkejut mendengar penuturan junkyu yang seolah-olah bisa membaca pikirannya.
Junkyu menatap hyerin yang kini menundukkan kepalanya.
"Gue tau, lo pasti sedih hye"
Hyerin masih diam.
"Sebenernya gue ga mau ngasih tau, tapi gue juga ga mau lo terus-terusan sedih"
"Kasih tau apa kyu?" tanya hyerin.
Junkyu memastikan sekelilingnya tidak ada orang. Setelah merasa aman, junkyu kembali menatap hyerin.
"Lo tau alasan kenapa jihoon nembak lo?" hyerin menjawab dengan gelengan.
"Lo tau kenapa jihoon cuek sama lo?" lagi lagi hyerin menggeleng.
"Karena itu cuma dare" ucap junkyu yang membuat hyera terkejut.
"Dare?" tanya hyera memastikan dan junkyu mengangguk.
☁️TO BE CONTINUED☁️
jangan lupa tinggalkan jejak
KAMU SEDANG MEMBACA
STATUS | JIHOON TREASURE
Fanfickalo enggak saling cinta kenapa masih pacaran sih? "berangkat sendiri bisa kan? gausah manja" -PJH "gue ladenin dia buat formalitas, biar dia ga dikira pengecut" -AHR