"Konbu!"
"Pagi." Jawabku cuek, memang aku sedikit tidak menyukai perjodohan ini. Tapi kenapa harus pria seperti ini! Whyyy mooom! I know dia ganteng, tapi awalnya memang aku bingung kenapa dia berbicara menyebutkan nama makanan saja. Aku kan jadi harus belajar memahami omongannya, menyebalkan.
"Sujiko." Inumaki memandangiku yang tengah memotong sayur.
Aku memutar badan menghadap Inumaki. Memandanginya.
"Perlu sesuatu?" Tanyaku.
"Okaka."
"Ok" Aku kembali memotong sayuranku dan memulai memasak.
Memang terasa canggung, ini baru beberapa hari setelah menikah. Orang tua kami memang memberi kami rumah yang cukup bagus, tapi kehidupanku disini sangat tidak sesuai keinginanku. Aku jadi tidak bisa shopping dengan Nobara karena harus mengurus rumah tangga.
"Sudah siap, selesai makan kita berangkat." Ujarku dingin.
"Shake."
Hening.
"Apa kau masih mau seperti ini?" Inumaki memecah keheningan.
"Apa kau menyukai pernikahan ini? Aku tidak." Jawabku.
"Kenapa? Orang tuaku menyukaimu dan orang tuamu menyukaiku. Bukankah bagus?" Toge mulai menghabiskan makanannya.
"Aku tau itu, tapi hati kita perlu persiapan tiba². Sudah selesai? Akan ku cuci dulu lalu kita berangkat." Jawabku tegas, aku mulai membersihan meja makan dan mencuci piring.
"Konbu."
"Apa lagi? "
Entah tiba² dia memelukku dari belakang, setelah itu pergi.
"Aneh."
~🍙~
"Pa, Ma! Aku masih sekolah. Kenapa aku harus menikah?" Aku tak Terima soal perjodohan ini.
"(Y/n), kakakmu bilang semenjak mengenal kartun ini kamu jadi tidak menyukai laki²." Jawab Mama.
Aku terkadang memanggilnya berbeda².
Mama : Panggilan sayang dari Papa.
Bunda : ada keinginan.
Ibu : panggilan biasa dari lahir.
Mak : ketika kesal.
Hanya mama yang aku panggil secara berbeda²."Apa salahnya sih, kan juga jodoh udh diatur sama Tuhan." Jawabku kesal.
"Anak keluarga Inumaki ganteng kok, kamu kenapa tidak mau? Kalian kan sekelas." Jawab papaku, kini dia mulai sedikit stress karena jawabanku.
"Memang sih, tapi kenapa kyak maksa nikah aja kalian."
"Begini (y/n) sayang, Inumaki adalah anak yang memiliki kutukan, karena itu dia dijauhi wanita meski wanita itu menyukainya. Kutukan itu sudah turun temurun dari neneknya, karena itu Ibunya berharap dia mendapatkan wanita yang lebih baik dan mengerti keadaannya." Mama berusaha membujukku.
Entah kenapa hatiku merasa kasihan, mungkin karena ini aku jadi menuruti kemauan orang tuaku. Tapi dengan syarat aku tetap bersekolah. Sekolah kami hanya memiliki sedikit murid, tapi itu bagus. Aku benci keramaian.
"Baiklah, sesuai permintaan kalian. Aku akan menikahinya, menjadi istrinya. Namun aku tetap sekolah okey Ibunda dan Ayahanda?" Jawabku. Kedua orang tuaku tersenyum senang. Kemudian memelukku erat, mereka merasa aku sudah dewasa dan sudah seharusnya meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Inumaki Toge X Readers) Yes, He Is My Husband
Short StoryPerjodohan yang tak bisa kuterima. Hanya karena pihak sesama orang tua menganggap kami cocok, tapi bagiku yang masih berusia 17 thn ini harus mengalami perjodohan ini. Aku menganggap ini usia yang tidak seharusnya menikah, tapi ibuku bilang lebih ba...