Permisi, Saya Pemimpin Wanita Sejati

Bab 37: Revisi ke-99

Fang Mo'er pergi ke toko pakaian untuk memilih gaun.

Setelah itu, dia meminta asistennya untuk pergi sementara dia berganti pakaian biasa. Dia pergi ke mal untuk memilih papan gambar.

Untuk seorang kartunis, akan menjadi sakit kepala tanpa alat yang tepat.

Setelah dia memilih gaun, Fang Mo'er kembali ke perusahaan.

Namun, seseorang sudah menunggu di kantornya.

Ketika rekan-rekan lain melihat bahwa Fang Mo'er datang ke perusahaan sangat terlambat, mereka tampak seperti sedang mengantisipasi pertunjukan yang bagus.

Tidak masalah jika Fang Mo'er datang kerja terlambat dan pergi lebih awal akhir-akhir ini.

Namun, sekarang tanggal daftar bakat baru semakin dekat, Fang Mo'er bahkan belum membuat pengaturan.

Hari ini, ketika Supervisor Qi melihat bahwa Fang Mo'er tidak muncul lagi, dia marah.

Dia telah meminta semua orang di departemen untuk bekerja lembur untuk menulis lagu baru, yang akan dapat masuk ke tiga besar bagan Talent Baru.

Fang Mo'er memperhatikan bahwa ada sesuatu di udara yang tidak beres.

Pintu kantornya terbuka lebar.

Dia masih membawa barang-barang pribadi yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.

Dia tiba-tiba punya firasat buruk.

Benar saja, di kantornya, Supervisor Qi sedang duduk di depan mejanya dengan ekspresi serius di wajahnya.

Ketika dia melihat Fang Mo'er masuk, Supervisor Qi melihat arlojinya dan berkata dengan suara yang jelas, "Aku sudah menunggumu selama setengah jam terakhir."

Fang Moer mengerutkan bibirnya. Sepertinya Supervisor Qi tidak ada yang lebih baik untuk dilakukan. Bagaimana dia bisa menunggunya seperti ini?

Fang Mo'er dengan cepat berpura-pura seolah-olah tidak ada yang terjadi dan meletakkan papan gambar di sudut kecil.

Namun, Supervisor Qi melihatnya sekilas. Dia berjalan mendekat dan melihat barang-barang di dalam tasnya. "Oh, ini cukup lengkap. Anda bahkan membawa papan gambar ke perusahaan. Apakah ini caramu menemukan inspirasi?"

Fang Mo'er menganggukkan kepalanya dengan benar. "Ya, Pengawas. Saya menggunakannya untuk menemukan inspirasi."

Supervisor Qi sangat marah sehingga dia hampir muntah darah. Dia mengulurkan tangan dan mengetuk meja dengan keras. "Fang Mo'er, aku membiarkanmu tenang sebelumnya karena kamu patah hati. Saya tidak berpikir bahwa Anda tidak akan tahu bagaimana mengendalikan diri. Mana lagunya? Apa kau sudah menulisnya?"

Beberapa kali terakhir Supervisor Qi bertemu Fang Mo'er, dia juga akan bertanya, "Apakah kamu sudah menulis lagunya?"

Setiap kali, Fang Mo'er akan menjawab bahwa dia masih mencari inspirasi.

Namun, sudah lebih dari sepuluh hari, dan dia masih belum bisa menghasilkan satu lagu pun.

"Bang"

Supervisor Qi membanting telapak tangannya di atas meja.

Di luar kantor, telinga semua orang meninggi.

Tentunya itu sudah berakhir untuk Fang Mo'er. Dia telah bersikap sangat arogan baru-baru ini dan sekarang dia menerima kritik.

Dia tidak melakukan pekerjaannya dengan benar.

Bagaimana dia bisa berpikir bahwa dia bisa menghabiskan jam kerjanya untuk melihat-lihat video yang tidak relevan tanpa ada yang mengetahuinya?

"Saya pikir gaji Fang Mo'er akan dipotong kali ini."

"Ada satu waktu ketika wanita pembersih ketika melakukan pembersihan dan memperhatikan bahwa komputer Fang Mo'er belum dimatikan. Coba tebak apa yang dia lihat? Beberapa situs web belum dimatikan. Situs-situs tersebut adalah tentang anime, gosip selebriti, dan halaman belanja produk perawatan kulit. Mereka yang tidak tahu lebih baik akan berpikir bahwa nona muda ada di sini untuk bersantai. "

"Tepat sekali. Saya sering melihat Fang Mo'er pergi ke dapur untuk membuat teh dan makan makanan ringan."

"Juga, terakhir kali aku berpapasan dengannya, aku meliriknya beberapa kali, jadi dia melanjutkan untuk menunjukkan padaku pakaian terbaru yang dia kenakan, untuk mencoba dan memamerkan kecantikannya."

Fang Mo'er bahkan lebih menyebalkan dari sebelumnya.

Di masa lalu, Fang Mo'er hanya ingin mengejar Mu Chen. Dia tidak punya waktu untuk melakukan begitu banyak trik.

Sekarang, Fang Mo'er sering datang ke kantor, tetapi dia sepertinya sedang bermalas-malasan. Perilakunya seperti pewaris yang dimanjakan.

Saat ini, di kantor, Supervisor Qi menegurnya, "Kamu setidaknya bisa membuat lagu yang setengah jadi, bahkan jika itu hanya untuk pertunjukan. Itu akan lebih baik daripada tidak bisa menghasilkan satu lagu pun."

Fang Mo'er diam-diam berjalan ke mejanya dan duduk.

Pengawas Qi melebarkan matanya. "Apa yang sedang kamu lakukan?"

Fang Mo'er: "Saya mencari produk setengah jadi."

Supervisor Qi sangat marah sehingga dia tidak bisa berbicara.

Fang Mo'er menyalakan komputernya dan mengklik sesuatu. Segera, printer mulai.

Sebuah lagu dengan cepat muncul di selembar kertas A4.

Fang Moer menyerahkannya. "Pengawas, tenang. Bagaimana saya bisa memberi Anda produk setengah jadi? Saya mencoba memperbaikinya sebelum saya menyerahkannya kepada Anda. "

Supervisor Qi mengambilnya dengan curiga.

Dia melihat ada beberapa kata besar yang tertulis tepat sebelum judul lagu: "Versi Revisi ke-99."

Bukankah ini terlalu berlebihan? Apakah ini nyata?

Supervisor Qi melihat tatapan tulus Fang Mo'er dan menarik kursi ke atas. Dia duduk dan melanjutkan membaca.

Lagu itu berjudul "Udara".

Anehnya, lirik lagu ini terlihat sangat rumit. Setiap baris lebih dari 15 kata.

Melihat lirik yang padat, Supervisor Qi tercengang.

Fang Mo'er harus bermain dengannya.

Sejak zaman kuno, lagu apa yang pernah berisi lirik panjang seperti prosa? Saking panjangnya hingga membuat orang pusing melihatnya.

"Kayu cendana, osmanthus, rumput, eceng gondok, bergamot, udara dingin, udara panas, udara bau."

"Ikan bau, mint bau, kapur barus bau, urin bau, ketiak bau, hanyut di udara, hanyut jauh, hanyut ke alam semesta, perlahan-lahan hanyut."

Tepat ketika Supervisor Qi hampir kehilangan kesabaran, dia tiba-tiba mendengar Fang Mo'er bernyanyi dengan lembut.