1

1K 166 22
                                    

"Wang Xuzhi!! Kau ingin ayah mati karena emosi dan mengambil alih tiga hektar ladang kubisku?!!" Wang Shihong memegang kemoceng bulu ayam dengan tangan yang lain mengibas kertas ujian. "Terakhir kali 50 poin, kali ini hanya 15 poin? Apa yang diserap otakmu?!!"

Wang Xuzhi menciut di sudut, sekarat dan berjuang, "Ayah! Tenang! Ibu melihat kita, huhu ... dia berkata sebelum meninggal, ayah harus menjagaku dengan baik, bagaimana ayah bisa memukuliku di depan wajahnya?!"

"Benar juga ..." Wang Shihong mengangguk, melirik potret mendiang istrinya yang dipajang diruangan itu. Dia berjalan mendekat dengan wajah penuh kasih sayang dan menyentuh kepala Wang Xuzhi. "Putraku ..."

"Ayah~~" Wang Xuzhi mendongak dengan wajah sengsara. Dalam hati, dia bersorak akhirnya bisa lolos.

"Hei!" Wang Shihong menjambak rambut putranya dan menyeretnya, "ayo keluar, aku akan memukulmu diluar."

"WTF!!! Tolong!!! Selamatkan aku~~~"

-•-

"Hei! Kau lihat itu Wang Xuzhi! Bagaimana dia terluka lagi?"

"Sshh, aku dengar dia berandalan dan normal saja ada sedikit luka di tubuhnya."

"Wow! Ini sangat keren!"

Wang Xuzhi menggaruk hidungnya. Bagaimana dia tidak tahu bahwa dia dipandang sebagai berandalan.

Dia kemudian mengelus pantatnya, dan berkata dengan suara berbisik, "Sial, ini sangat sakit, ayah si tua bangka itu benar-benar memukul pantat Laozi dengan sepenuh hati."

Ketika berjalan ke ruang kelas, dia meletakkan tas di atas meja. Karena kebiasaan, dia tanpa sadar mendaratkan pantatnya ke kursi. "Aw!" Dia menjerit dan berdiri lagi.

Seketika menjadi pusat perhatian satu kelas.

"Lihat apa?! Baru sadar kalau aku tampan?! Jangan menatapku!" Wang Xuzhi melototi mereka dan akhirnya memilih untuk berdiri.

Ketika bel kelas berbunyi, seorang siswa laki-laki dengan gaya rambut yang menyegarkan, senyum di wajahnya, matanya sedikit tajam dengan bulu mata yang panjang berjalan masuk. Itu adalah karakter dewa sekolah. Menarik perhatian semua orang.

Cheng Yueming, tetangganya, musuh bebuyutan, teman sekelas, meja depan dan belakang.

"Xuzhi, kenapa kau hanya berdiri? Menghalangi pandanganku." Setelah Cheng Yueming duduk, dia menopang dagunya di satu tangan dan menatap Wang Xuzhi sambil tersenyum.

Cheng Yueming ini adalah tetangga Wang Xuzhi. Tidak ada keraguan bahwa tragedi kemarin pasti dia jadikan bahan tontonan sambil duduk di kursi goyang dan memegang secangkir teh.

Katanya untuk melihat pemandangan ini, dia juga meminta ayahnya untuk membangun sebuah meja pengamat untuknya, seperti akan menikmati pemandangan indah bunga krisan.

Wang Xuzhi yakin bahwa orang ini tahu pantat berharganya menderita dan dia dengan sepenuh hati menjebaknya, ketidakpuasan di hatinya pecah sekaligus.

Dia menoleh, mengangkat jari tengahnya dan berteriak, "TIDAK!"

"Ada apa ini? Wang Xuzhi, jika kau tidak duduk, pergi berdiri di luar." Pada saat ini, seorang wanita dengan wajah galak dan suara tajam memasuki kelas.

Sial! Guru kelas!

Wang Xuzhi diam-diam merutuk Cheng Yueming, membuatnya terjebak lagi. Dia tidak takut pada guru kelas, tapi dia takut panggilan orang tua.

"Baik, aku duduk." Orang bijak tunduk pada keadaan, Wang Xuzhi membuka bangku, berjongkok, tegap dan sopan.

Apa yang tidak bisa dilakukan Wang Xuzhi, dia bermuka tebal, kuat, dan tampan.

Cheng Yueming yang duduk di belakangnya dan menepuk pundaknya, "Xuzhi, rendah sedikit. Kau menghalangiku."

Wang Xuzhi seketika merasa dahinya berkedut dan dia melafalkan beberapa kata di dalam hatinya, 'Laozi jangan marah, Laozi jangan marah,' dia meliriknya sambil menggigit giginya. "Tidak bisakah kau lebih tinggi?"

Cheng Yueming mengambil kesempatan ketika guru tidak memperhatikan, bergerak ke sisi telinga Wang Xuzhi. Dia berkata pelan, "Tidak."

Udara panas yang keluar langsung mengenai leher Wang Xuzhi, membuatnya merinding, kakinya seketika lunak membuat pantatnya terbanting ke kursi. "Awww!!!" Jeritnya kesakitan.

"Kalian berdua berdiri diluar!!!"

-•-

Di luar kelas, Wang Xuzhi dan Cheng Yueming berdiri bosan, suasana kental.

"Terima kasih." Wang Xuzhi mengusap pantatnya dan melirik Cheng Yueming, memecah ketenangan.

Cheng Yueming balas menatapnya dengan sedikit keraguan di matanya, "Terima kasih? Kau benar-benar aneh, jelas karena aku, kau dihukum berdiri."

"Aku tidak ingin mendengarkan ocehan wanita tua itu. Kebetulan bisa keluar dengan mudah dan intinya adalah ditemani olehmu." Wang Xuzhi mencondongkan tubuh ke samping dan tersenyum pada Cheng Yueming, kepalanya menempel di dinding, mendengar suara si wanita tua didalam.

Mata Cheng Yueming membelalak, tertegun menatap Wang Xuzhi, wajahnya diam-diam menghangat, pandangannya berkilau.

"Selama kau tidak bisa mendengarkan pelajaran."

Seketika wajah Cheng Yueming langsung berubah menjadi kaku.

Wang Xuzhi tidak menyadari keanehan itu dan melanjutkan, "Kau tidak bisa mendengarkan kelas, itu adalah penghiburan terbesar bagiku."

... Sialan.

"Guru! Cheng Yueming dan Wang Xuzhi berkelahi!"

🌻🌻🌻

[END] If I Weren't an Ordinary Student, Would You Love Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang