Selamat membaca dan semoga terhibur!
Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!
Thank you.
💎
"Gue denger, lo pacaran sama Asahi anak fakultas sebelah. Emang iya?"
Kamu mengembuskan napas jengah. Nggak heran, karena temanmu yang ini pasti punya koneksi penebar gosip. "Informan lo boleh juga. Belum lima menit gue duduk, lo udah tahu ya? Hebat." Suara tepuk tanganmu terdengar. Temanmu tersenyum lebar menampakkan deretan giginya.
"Haikal yang bilang. Nih, dia chat gue, hehe. Ada fotonya kalian lagi pelukan."
Matamu melotot. Bisa-bisanya kamu dan Asahi kena paparazzi. "Anjir, ya, si Haikal! Gue laporin UU ITE tahu rasa tuh, anak!"
Temanmu mengerutkan keningnya. "Tapi kan, Haikal gak nyebarin berita buruk? Pacaran sama Asahi malah bagus dong, lo dapet yang ganteng."
"Ya buruk dong! Orang saudara gue sendiri! Dia sama aja bilang kalau gue incest dong! Ya kali—!"
"SAUDARA?!"
Kamu tersentak. Karena bukan cuma suara teman perempuanmu aja yang terdengar. Melainkan seluruh manusia yang ada di dalam kelasmu hari ini. Kamu berkedip brutal. Agak memundurkan tubuh ke belakang sebelum ikut berteriak.
"KALIAN GAK USAH TATAP GUE SEOLAH GUE PENCURI DONG, ANJIR!"
Di lain sisi, ada Asahi dan telinga gatalnya yang mengganggu aksi menyonteknya tugas minggu lalu. Buat kesal aja. Nggak tahu lagi kejar deadline apa ya?
"Buset. Gue harus periksa nih, kayaknya," monolognya sambil berusaha menggaruk bagian dalam telinganya.
Sangat bahaya. Mohon jangan dicontoh. Terima kasih.
•
Asahi mengerutkan dahinya ketika ia mendapat sebuah pesan singkat darimu yang mengatakan kalau dia nggak perlu jemput kamu ke kelas. Kamu nggak mau ke kantin ataupun menetap di kelas. Rasanya gerah dikerubungi oleh banyaknya mahasiswa yang jadi wartawa dadakan sebab ingin mengonfirmasi hubunganmu dan Asahi yang sebenarnya.
Ia juga mendengar tiga kabar bergantian pagi tadi. Pertama tentang kamu yang pacaran sama Asahi, tentang kamu yang mengungkap kalau sebenarnya kalian berdua cuma saudara, dan juga tentang kamu dan Asahi yang ternyata incest.
Oh, ya ampun. Penebar gosip memang sembrono. Tapi Asahi bingung, kenapa dia nggak diintrogasi juga ya?
Asahi lihat jam di ponselnya. Udah waktunya pulang. Tentu dia nggak mungkin pulang sendirian di saat ada kamu yang serumah sama dia. Para saudara dan orang tuanya pasti ngomel kalau tinggalin kamu sendiri.
Mau nggak mau, Asahi kembali deja vu layaknya masa SMA dulu.
You
keluar.
aku di depan toilet.🔔e
Duluan aja
Katanya mas jae otw
Nanti kabarin kalo udh sampeYou
keluar atau aku yg masuk.
[Read]Asahi dengar suara bilik terbuka. Nggak lama sosokmu pun muncul dengan ekspresi wajah khawatir. "Sepi kan?" tanyamu. Asahi mengangguk. Hampir aja dia sampirkan lengannya di pundakmu, tangan Asahi kamu tepis dan matamu melotot.
"Jangan buat rumor makin jadi!" bisikmu penuh penekanan. Tapi Asahi terlihat masa bodoh. Dia menatapmu tanpa ekspresi.
"Bukannya dari dulu keluarga kita emang banyak rumor? Kita juga udah biasa manas-manasin."
"Ya tapi paparazzi—!"
"Ya?"
Kamu dan Asahi menoleh. Ada seorang bapak-bapak yang datang dengan senyum di wajahnya.
"Kamu panggil saya?" ujarnya lagi menunjuk kamu. Tentu kamu menggeleng.
"Ah, bukan Pak. Saya nggak manggil siapa-siapa kok."
Kamu dan Asahi nggak tahu siapa, tapi mungkin beliau adalah salah satu dosen yang mengajar di kelas lain. Laki-laki itu nampak bingung. Sebelum tertawa pelan.
"Kuping saya yang salah tangkap berarti. Kalau gitu, saya permisi dulu."
"Tunggu, Papa!"
Lagi. Sebuah suara datang. Berasal dari arah belakang sang laki-laki berumur yang hendak melangkahkan kakinya lagi. Beliau membalikkan badannya. Senyumnya mengembang sempurna begitu melihat sang anak lelakinya yang berlari ke arahnya.
"Ya ampun, akhirnya ketemu. Noa, kamu dari mana aja? Papa nyariin keliling kampus loh," cecarnya.
Yang diajak bicara fokus netralkan napasnya sembari lihat kamu yang ternyata ada bersamanya. Matanya membuat terkejut. Badannya seketika menegak kembali.
"Loh, Belle?!"
Kamu tersenyum menyapa teman Yoonbin. Agak canggung memang. Tapi kemudian kamu bertanya sebagai basa-basi. "Papanya Kak Noa?"
Noa mengangguk. "Iya. Harusnya, papa ke kampus aku. Tapi malah nyasar ke sini, hehe."
Kamu mengangguk paham. Meskipun heran juga. Karena jarak kampusmu dan Noa kan lumayan jauh. Bisa dibilang seharusnya nggak akan bisa kesasar dong, orang nama kampusnya aja beda.
Tapi disela hening. Yang paling tua berbicara dengan entengnya sembari menjabat tanganmu.
"Ah... jadi ini kampus ceweknya Noa. Salam kenal, saya Ramzi. Papanya Noa. Kamu ceweknya anak saya kah?"
Makin runyam aja. Haduh.
•
Sunday, 3 april 2022
(+) haloooo~ wkwk selasa kemarin lupa update, hehe. jadi sekarang aja, ya? double!
gimana sama noa? pilih siapa nih? xixi.
Publish : Friday, 10 june 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure Family 3 : Aku Tresno Awakmu | Treasure (12+1)
Fanfic16+ [ Treasure and You ] *Love Version • Cerita horor udah selesai. Sekarang, kayaknya kita harus fokus ke kehidupan percintaan. Bareng para lelaki sedarah yang selalu setia ganggu kamu tentu aja. . "Mas, itu si adek lagi dideketin sama mereka berdu...