"kak, kita harus lari!"
Terdengar gemuruh air yang entah datang dari mana, ia melihat sekeliling nya, seluruh orang berlari berhamburan. Teriakan, tangisan, semua nya kacau.
"KAK!"
Gertakan itu membuatnya tersadar, seorang bocah perempuan berusaha menariknya, mereka pun berlari. Entah berlari dari apa, semua nya berlari tanpa arah.
Tiba tiba kaki mereka membeku, mereka tak bisa berlari lagi.
Namun seseorang datang menghampirinya, seorang pria. Ia mengulurkan tangan nya, belum sempat meraih tangan pria tersebut, ia langsung berada dalam lautan.
Sesak, ia tak bisa bernapas. Ia berusaha untuk berenang keatas permukaan, namun nihil. Napas nya terhenti. Ia semakin jauh dari cahaya, seakan akan lautan sedang melahapnya, pengelihatan nya kabur, semuanya sirna.
"KAK!"
Suara itu terdengar samar ditelinga nya, semakin lama suara itu semakin terdengar jelas.
Ia membuka mata, keadaannya sudah tak sama lagi. Ia berada dalam sebuah kamar dengan dinding berwarna cream, terdapat rak buku dan meja belajar di kiri nya dan satu jendela dengan tirai putih. Di samping nya berada seseorang perempuan, Ia terlihat persis seperti yang tadi Ia lihat.
"KAK!"
Nahra terbangun, entah mengapa napas nya terengah engah seperti habis lari maraton 10 km.
"Kakak mimpi buruk lagi ya?"
Nahra hanya mengangguk, sepertinya ia belum sepenuhnya sadar. Nahra langsung memeluk adiknya, entah rasanya seperti 13 tahun yang lalu.
~
"Kak"
Nahra menoleh pada adiknya.
"Aku boleh pulang bareng temen ku ngga? Boleh ya kakk please.." tatapannya begitu penuh dengan harapan.
"Yaudah.. tapi harus hati hati dan jangan pulang telat ya."
"Siappp!" Dengan senyuman lebar dengan hormat.
Keduanya tersenyum.
Sarapan hari ini sangat simpel, hanya sebuah roti panggang dengan selai strawberry dan parutan keju. Nahra menyelesaikan sarapan nya terlebih dahulu, ia pun mencuci piring itu. Sesambil menunggu Raisya menyelesaikan sarapannya.
Keduanya telah bersiap untuk berangkat ke sekolah Raisya, SMA Gema Jakarta. Kini Raisya tengah duduk di bangku kelas X, dulunya ia bersekolah di salah satu SMA yang ada di Aceh, namun sejak 2019 Nahra dan Raisya pindah ke Jakarta. Sudah 2 bulan sejak ia masuk ke SMA barunya ini.
"Kamu disekolah bisa bergaul sama yang lain kan?"
"Bisa lah, aku ga seburuk itu juga kali kak"
Nahra hanya tersenyum, memang mereka memiliki kepribadian yamg bertolak belakang. Raisya itu lebih ceria, ceplas ceplos, susah diatur, manja, ya seperti remaja pada umumnya namun lebih agresif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara & Senja
Teen FictionNahra Tiffany Lara adalah seorang gadis yang lahir dari sebuah keluarga yang dulu nya harmonis, namun keharmonisan itu tak bertahan lama. Masalah ekonomi adalah pemicu utama keretakan keluarga nya. Tsunami Aceh 2004, Peristiwa yang merenggut banyak...