"Na, kapan kamu akan bicara tentang semua ini na, mereka perlu tau apa yang terjadi"
Seorang gadis cantik menatap nanar gadis yang kini terduduk lemah di kursi roda dengan pandangan kosong, rasa sakit selama ini membuatnya hanya dapat terdiam tanpa pembelaan.
"Na ingat semua fakta ini harus segera terungkap cepat atau lambat" seru gadis cantik itu sekali lagi sebelum mereka berteman sunyi.
***
Seorang gadis cantik nan manis tersenyum hangat menyambut hari- hari yang pastinya melelahkan, sebelum ia turun ia kembali memperhatikan penampilan nya yang pastinya sangat sederhana namun tak mengurangi kecantikan natural pada dirinya.
Perlahan kaki jenjang itu turun menurun dari tangga ketangga memperlihat kan ruang makan, yang kosong tanpa satu anggota keluarga pun.
Membuat nya berkali-kali menghela nafas sesak, ya di ruang makan itu bukan cuma tidak ada anggota keluarga saja tapi di meja makan itu pun tak tersisa apapun.
Bik Siti yang berada di dapur pun sama sekali tak ingin melihat keberadaanya, ya bahkan tak seorang pun yang ingin menatap nya lebih lama.
Gadis itu sekali lagi memantap kan hati bahwa hari ini pasti akan lebih baik dari hari sebelumnya. Sebelum langkah kaki jenjang itu perlahan meninggalkan rumah, ya rumah yang selama ini memberi nya penderitaan.
Ya syafana aqala gadis malang, yang merelakan hatinya hancur hanya untuk membahagiakan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
syafana
Teen Fictionkata mereka kebahagian itu akan hadir, ketika kau sudah berusaha untuk menanti nya... namun kini yang kurasa masih pada rasa sakit yang tak kunjung pergi... bahkan saat aku tertawa lepas pun aku masih merasa luka itu... perkenalkan aku syafana gadi...